14. My Heart

42 27 0
                                    

°°°

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Malam ini mereka akan melaksanakan kegiatan api unggun sebagai acara penutupan. Karena, ini adalah malam terakhir sehingga besok mereka semua sudah pulang. Api unggun besar menyala di tengah-tengah lingkaran para manusia yang menikmati dinginnya malam. Bahkan, api yang dinyalakan tak membuat hawa dinginnya hilang.

Sheila mengusap badannya yang sedikit menggigil. Namun tiba-tiba ia merasakan sebuah benda hangat melingkupi tubuhnya. Sebuah jaket, ia menengok ke belakang yang ternyata Nathan adalah pelakunya. Lelaki itu tersenyum manis seolah tak terjadi apa-apa.

Sheila berdecih melepaskan jaket itu dari punggungnya. "Pergi lo!" Usir Sheila karena kecewa kepada Nathan.

Nathan menggeleng. "No! Udaranya dingin, Shei," ucapnya selembut mungkin.

Sheila tak peduli. "Gue nggak butuh."

Saat Nathan hendak berbicara, suara MC menghentikan ucapannya. "Baik teman-teman, pada malam penutupan kegiatan camping ini semuanya boleh menampilkan bakat. Jika ingin sambil memainkan alat musik diperbolehkan. Disini tidak ada perlombaan, semuanya bebas menunjukkan bakat yang kalian miliki!"

"KALO NUNJUKIN KESERIUSAN CINTA GUE SAMA DIA BOLEH GAK BROO?" Teriak salah satu siswa membuat semuanya tertawa.

Di sisi lain Nathan yang dicuekin Sheila memikirkan cara agar ia dimaafkan. Lalu Vano pun datang dengan membisikkan sesuatu kepadanya. Nathan terlihat ragu namun ekspresi wajah Vano yang serius membuat Nathan sedikit yakin akan berhasil.

Lelaki itu berjalan ke tengah-tengah lingkaran. "Semuanya! Disini gue mau nyanyi untuk seseorang yang udah gue buat marah." Para murid mulai bertanya tanya siapa yang dimaksud oleh Nathan.

"Sheila."

Tak lama terdengar petikan gitar dari arah Nathan. Sheila masih terdiam, menunggu kelanjutannya. Para geng Zarloz menyoraki Nathan terutama Adit dan Vano. Namun, sang ketua hanya diam saja. Petikan gitar itu terus berlanjut sampai sebuah nyanyian merdu membuat para murid memekik kagum.

Kau mencuri hatiku, mimpiku semua rinduku
Karna Sheila cantik
Kan ku beri segalanya apa yang ku punya
Dan Sheilaku baik
Sempurnakanlah duniaku saat kau disisiku

Sepenggal lirik lagu berjudul 'kamu cantik kamu baik' membuat jantung Sheila berdegup kencang. Belum sampai reda keterkejutannya ia sudah ditarik oleh sang pelaku untuk berdiri di tengah lingkaran. Nathan berjongkok di depan Sheila.

"Maafin gue ya cantik?" Nathan mengedipkan satu matanya sambil menggenggam kedua tangan Sheila. Semua siswi histeris merasa iri sekaligus salting. Aneh, ini untuk Sheila namun yang salting semuanya.

The Story Of SheilaWhere stories live. Discover now