09. Konser dadakan

40 29 7
                                    

°°°

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Sheila memasuki kelasnya dengan sedikit lesu. Pagi tadi saat akan berangkat sekolah, ia sudah mendapat kata-kata pedas lagi dari Arsen maupun Lidya. Ia hanya diam saja mendengarkan. Percuma menjawab jika ujungnya malah mendapat sebuah kekerasan.

Kembali dengan Sheila, ia duduk di bangkunya. Mengedarkan pandangan ke sekitar. Masih sepi, hanya ada beberapa orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

Sheila menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan. Memejamkan mata sejenak hingga tak terasa sudah sepuluh menit gadis itu memejamkan mata. Ia berpindah posisi kepala menjadi menoleh ke arah bangku sebelahnya.

Betapa terkejut ia kala mendapati tepat di depan wajahnya terdapat seorang lelaki yang posisinya sama dengannya sedang menatapnya lekat. Biru, lelaki itu memandangnya datar tak terkejut sama sekali. Tangan Biru terangkat merapikan helai rambut Sheila yang menutupi muka cantiknya.

Wajah mereka sangat dekat bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas dari keduanya. Sheila masih terkejut dengan posisi ini. Tak lama, gadis itu tersadar dan segera menegakkan badannya dan menatap ke arah lain. Berdehem singkat sembari menetralisir jantungnya yang memompa cepat karena tadi. Lelakii itu juga turut menegakkan tubuhnya terlihat santai.

"Shit!" Gumam Biru lirih.

"L-lo ngapain disini? Bukannya tempat duduk lo sebelah sana?" Tanya gadis itu sedikit gugup sambil menunjuk kursi lelaki itu yang masih kosong.

"Gue lagi ngeliatin cewek cantik." Jawab lelaki itu santai.

Sheila mengernyitkan dahinya. "Cewek cantik? Siapa?" Tanyanya bingung menatap sekitar.

Biru menatap Sheila intens. "Lo!"

Sheila langsung menatap mata tajam Biru. "Gue? Ngelantur lo, hahaha." Tangannya menunjuk dirinya sendiri lalu menggeplak pundak Biru pelan sambil tertawa kecil.

Biru hanya terdiam memperhatikan. Menunggu gadis itu kembali berbicara

"Eh sorry. Btw temen lo pada kemana? Tumben gak bareng mereka?" Tanya gadis itu heran. Karena biasanya Biru pasti selalu bersama dengan mereka. Berangkat bersama, istirahat bersama, main bersama, semuanya dilakukan bersama-sama.

"Mereka mau bolos jam pertama. Kecuali Bagas  soalnya ada rapat osis." Terangnya kepada Sheila.

Sheila menganggukan paham. "Tumben lo nggak ikut mereka?"

Biru menggeleng. "Males aja," Jawabnya cepat.

"Awas aja ya Nathan nanti gue jewer lo! Suka banget bolos, gue aduin om Caesar bau tau rasa dia!" Gerutu gadis itu mendengus kesal.

Biru yang mendengar itu ntah kenapa bangkit lalu mulai duduk di bangkunya. Sheila yang melihat itu heran namun tak ia pikirkan, aneh! Tak lama terdengar suara mikrofon dari aula sekolah yang terdengar keras.

"Selamat pagi semuanya. Hari ini kami akan menginformasikan jika seluruh murid kelas dua belas akan diadakan camping sesuai keputusan Kepala Sekolah dan Anggota Osis pada rapat pagi ini. Diharapkan para siswa membawa perlengkapan masing-masing! Dan hari ini pembelajaran ditiadakan akan tetapi tidak boleh ada yang pulang sampai ada pemberitahuan lebih lanjut! Sekian informasinya, terimakasih."

Tak lama pekikan keras terdengar di seluruh ruang kelas dua belas. Tak terkecuali kelas Sheila. Semuanya senang akan kegiatan ini. Di tambah lagi hari ini jam kos. Hah ..nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Tak lama para anggota Geng Zarloz masuk ke kelas terkecuali Bagas. Yang membuat semuanya menjadi hening. Namun teriakan seseorang membuat semuanya bersorak gembira.

"LETS GO!! AYO KITA PARTY GUYS!!" Teriak Adit berdiri di atas meja sembari mengangkat tinggi tangannya yang membawa gitar.

"LETS GO!!" Sorak mereka semuanya.

Lalu para personil Geng Zarloz berdiri di depan kelas tak terkecuali Biru yang sudab di tarik oleh Vano untuk ikut. Lelaki itu terlihat tertekan namun Vano membisikan sesuatu yang membuat Biru seketika bersemangat.

Kini posisnya Nathan dan biru berada di paling depan. Sedankan Vano dan Adit memegang gitar di belakang mereka namun agak menyamping. Sehingga membentuk formasi seperti huruf V.

Vano dan Adit mulai memetik gitar rocknya menjadi sebuah alunan musik yang bergenre indie rock. Nathan dan Biru yang menjadi vokalisnya akan menyanyikan lirik secara bergantian. Tangannya memegang mic yang entah dimana Adit mendapatkannya.

For revenge - Serana

Alunan musik terdengar sebagai awalan dari sebuah lirik yang mengandung banyak makna di dalamnya.

Di setiap masa yang telah kulewati
Meluap bersama kisah tak terganti
Senja mulai membiru menunggu yang berlalu
Haru air mata menyela iringi rindunya

Jika ku merasa sepi
Kembalilah ke tempatku menanti
Sebelum waktu menuntut mati

Suara Nathan mengalun lembut membuat para siswi yang melihatnya melongo memekik tertahan. Sheila yang melihat itu juga menahan senyuman. Nathan terlihat memandang Sheila sambil mengedipkan sebelah mata saat selesai menyanyikan lirik terakhir.

Ha-a, o-oo
Ha-a, o-oo
Ha-a, o-oo
Ha-a, o-oo

Beritahu aku cara melupakanmu
Seperti kau ajarkanku dewasa
Beritahu aku cara merelakanmu
Seperti kau ajarkan ku bahagia

Kini, gantian suara merdu Biru mengalun dengan indahnya. Suara beratnya di tambah dengan musiknya yang sedih menambah kesan campuran badboy dan sadboy. Seperti biasa para siswi memekik kagum dibuatnya. Sheila juga menikmati suara merdu lelaki itu yang khas.

Biarkan ku menepi jika kau akan kembali
Dan yakinkan ku bahwa kau t'lah temukan yang kau cari
Izinkan ku membenci pada sang pengganti
Dan yakinkan ku bahwa kau t'lah temukan yang kau cari

Suara Nathan kembali terdengar. Lelaki itu memejamkan matanya menikmati musik. Saat lirik terakhir selesai dinyanyikan, kini tiba pada puncak yang menjadikan suasana semakin ricuh.

Beritahu aku cara melupakanmu
Seperti kau ajarkanku dewasa
Beritahu aku cara merelakanmu
Seperti kau ajarkanku bahagia

Beritahu aku cara melupakanmu
Seperti kau ajarkanku dewasa
Beritahu aku cara merelakanmu
Seperti kau ajarkanku untuk selalu sempurna

Suara Nathan dan Biru mengalun merdu secara bersamaan. Para siswa terbawa suasana sehingga mulai mengikuti liriknya untuk bernyanyi. Kelas tampak sangat ricuh. Bahkan para murid dari kelas lain ikut menonton dari luar jendela karena mendengar suara musik dari kelas ini.

Netra Sheila tak sengaja bertatapan dengan mata tajam milik Biru yang sedang bernyanyi. Mereka betatapan beberapa detik sebelum Sheila mengalihkan pandangannya. Sampai pada akhirnya musik selesai. Nafas mereka tak beraturan. Sampai beberapa detik kemudian terdengar suara mikrofon dari aula lagi yang membuat semua murid bersorak senang.

"Cek cek, teruntuk seluruh siswa diperbolehkan untuk pulang, sekian."

°°°

Pada suka lagu For Revenge gak gais?
Kalo aku sukakk bgt apalagi yg jakarta hari ini demeg nya gak main-main😠😽

Oh iya
Di part selanjutnya biru akan lebih sering muncul ya🤫
Suka gak sama biru??
Suka suka sukaaa💖
Hihi🤭

Janlup vote guys🙏😇
See u 🤩

The Story Of SheilaWhere stories live. Discover now