08. Penyakit?

40 29 7
                                    


°°°

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

"Syukurlah kamu sudah sadar."

Netranya mengeliling menatap sekitar. Terlihat seorang wanita dan seorang lelaki. Apa? Biru? Ntahlah ia masih pusing memikirkannya.

"A-aku di mana?" Tanya Sheila lirih.

Terlihat wanita itu tersenyum tipis. "Tenang Sheila, kamu ada di rumah saya. Kamu istirahat aja, "Ucapnya lembut lalu melihat ke arah Biru "Biru, jagain Sheila. Mommy tinggal sebentar ya." Wanita itu meninggalkan ruangan menyisakan dua orang berbeda gender di sana.

Sheila kaget, ternyata wanita tadi adalah ibu dari Biru. Dan lebih kaget lagi ternyata yang menolongnya semalam adalah Biru? Ia sangat berterimakasih pada lelaki itu.

"Ekhem!"

Sheila tersadar dari lamunanya saat deheman Biru mengangetkannya. "Makasih ya, lo udah nolongin gue, " Ungkapnya dengan senyum tipis.

Lelaki itu mengangguk dengan wajah datarnya. "Santai aja."

Sheila beralih menatap jendela kala lelaki itu menatapnya intens dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Pipi lo kenapa? Kayak bekas tamparan." pertanyaan dari Biru sontak membuat Sheila menatap ke arah lelaki itu lalu meraba pipinya cepat.

Sheila bingung harus menjawab apa. Ia hanya diam tak mau bersuara. Biru menghela nafas lalu tangannya bergerak untuk mengelus pipi itu lembut.

"Sakit ya? Siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Biru lembut sembali mengelus pipi Sheila.

Sheila membeku di tempat kala mendapatkan usapan lembut dari Biru. Netra tajam milik Biru di gantikan dengan tatapan lembut. Mana Biru yang dingin? Mana biru yang tak suka bersentuhan dengan perempuan? Rasanya ia melihat sosok lain dari lelaki itu.

"Ekhem!" Deheman itu berhasil mengangetkan mereka berdua. Biru menurunkan tangannya kala melihat mommynya sedang bersedekap dada melihatnya.

"Biru, Sheila mommy pinjem bentar ya. Berduaanya nanti lagi," Ujarnya menggoda Biru.

Biru masih terlihat diam menatap ibunya dengan tatapan kesal. "Mommy ngomong apaan sih?!"

"Sana pergi! Kayak gak bakal ketemu lagi aja!" Titahnya tak sabaran.

Biru akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu dengan raut masam. Sedangkan sang ibu menghampiri Sheila lalu duduk di kursi sebelah tempat tidur mulai mengajak Sheila berbincang.

Sesekali menanyakan pertanyaan kepada gadis itu walaupun ia awalnya tidak mau menjawab tetapi pada akhirnya terjawab sudah semua pertanyaannya.

Lalu ia mulai mengajak Sheila untuk ke ruang tamu. Di ruang tamu ia melihat Biru sedang melamun merebahkan dirinya di sofa panjang. Lalu ia mulai duduk di sana. Sedangkan ibunya Biru tengah membuatkan mereka camilan di dapur walaupun Sheila sudah menolak tawaran itu.

Kini Sheila sudah lebih lega karena berbincang dengan ibunya Biru. Wanita yang bernama lengkap Bianca Nirmala itu sungguh mengingatkannya pada bundanya yang sudah meninggal. Sifatnya sungguh mirip dengan sang ibunda.

Dan jika kalian bertanya dimana ayah Biru. Jawabannya ayah Biru adalah seorang Pilot. Kini ia tak bisa pulang karena sedang bertugas menerbangkan pesawat ke Dubai. Mungkin seminggu lagi ia akan pulang.

"Ru, lo tau kan Naya murid baru?" Tanya Sheila memulai percakapan.

Biru mengangguk singkat. " Dia cewek yang Nathan tolong. Kenapa?" Mata tajamnya menatap langit-langit rumah.

"Mereka deket?" Mendengar itu Biru bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk.

Lelaki itu menatap Sheila dengan pandangan sulit di artikan." Maybe, kenapa? Jealous hm?" Tanyanya penuh selidik.

Sheila mengangkat bahunya acuh. "Ngapain gue cemburu? Gue cuma sahabatnya."

Biru mengalihkan pandangan dari Sheila. "Mata lo gak bisa bohong!" Tangkis lelaki itu tak percaya.

Sheila menunduk menatap lantai. "Gue cuma ngg--"

"Maaf ya lama, nih tante bawain cemilan buat kamu," Suara Bianca memotong ucapan Sheila.

Sheila mengangguk tak enak. "Makasih ya tante."

Bianca tersenyum manis lalu menatap putranya. "Biru, bisa ikut mommy sebentar?!" Ajaknya pada Biru.

"Sebentar ya Shei, kita ke dalam dulu. Ini di habisin ya!" Bianca meminta izin untuk berbicara dengan sang anak yang di angguki oleh gadis itu.

Sepasang ibu dan anak itu pun mulai melangkah menuju ke ruang kerja milik Bianca. Setelah sampai, mereka mulai duduk berhadapan.

"Ada yang ingin mommy bicarakan sama kamu. Ini ...tentang Sheila," Raut wajah Bianca terlihat serius.

Begitupun sebaliknya wajah Biru juga tak kalah serius. "Sheila kenapa Mom?" Tanyanya kepada mommy nya.

Bianca menghela nafas dalam ia mengetahui tentang Sheila di karenakan Bianca adalah seorang psikolog dan ia juga sudah bertanya-tanya tentang apa yang di rasakan gadis itu.

"Dia punya penyakit mental.."

Biru terlihat sangat serius. Menunggu ucapan selanjutnya dari Bianca. Namun, kala sang ibu mengucapkan kata selanjutnya. Ia sungguh terkejut dan tak percaya. Raut yang biasanya datar tergantikan dengan raut tak terbaca.

"Namanya PTSD."

Flashback on

Sheila dan Bianca duduk berhadapan di ruang kerja wanita itu. Lalu ia mulai menanyakan beberapa pertanyaan kepada Sheila.

"Sheila, jawab jujur pertanyaan tante!. Apa yang sering kamu rasakan dihidup kamu?"

"Sebenarnya aku sering di siksa sama orang tua angkat ku Tante dan juga sering di hantui bayang-bayang kejadian pembunuhan orang tua kandungku waktu kecil. Hidup aku ngerasa gak bahagia. Aku gak punya temen dari kecil karna aku tiba-tiba selalu teriak nggak jelas. Aku selalu di bully, rasanya aku pengen mati aja nyusul Ayah sama Bunda aku Tante. Aku gila ya, Tan?" Perlahan tangisan lirih terdengar dari semua keluh kesah gadis itu.

Bianca yang mendengar semua kehidupan Sheila merasa iba. Hidupnya sungguh berat, hebatnya tubuhnya yang rapuh ini mampu menahan perih yang tak ada habisnya.

Bianca mengelus punggung gadis itu. "Sheila ..kamu anak yang kuat nak. Tante yakin kamu pasti bisa menghadapi dunia yang emang suka bercanda sayang. Kamu boleh kok cerita sama Tante kapan aja yang kamu mau."

Sebagai seorang psikolog, ia juga bisa merasakan kesedihan yang di alami pasiennya. Ia bisa menyimpulkan jika Sheila terkena penyakit mental yaitu Post-traumatic Stress Disorder(PTSD).

Flashback of

'Post-traumatic Stress Disorder(PTSD) adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat traumatis atau sangat tidak menyenangkan.'

°°°

Maaf jika masih ada kesalahan dikarenakan aku hanyalah makhluk biasa yang tak luput dari dosa. 😇

Dan informasi tentang gangguan mental itu juga aku cari di google karna aku cuma bocil yang tak tahu apa-apa.🤓

Janlup vote y gais🙏
See u 😽

The Story Of SheilaWhere stories live. Discover now