23. Aku mual

91 8 0
                                    

"Maaf karena kecerobohan ini, aku tidak bermaksud melukai dirimu, semesta-ku."

Bintang Mumtaz Danurwendha

"Apa ini terlalu egois jikalau aku menginginkan dia hanya untukku?"

Angeline Queenza

°

°

°

-10 Maret 2021-

Huek! Huek! Uhuk...

Angel terduduk lemas di lantai kamar mandi, kepalanya terasa pening dan perutnya serasa diaduk dengan kuat.

Mumtaz menghampiri istrinya, tadinya ia ingin ke ruang kerjanya untuk mengambil laptop. Pria itu mengurungkan niatnya, "Sayang, kamu kenapa?"

Angel mengangkat kepalanya, matanya sembab, wajah perempuan itu memerah seiring bibirnya mengeluarkan isakan. "Kepalaku sakit, mual ..."

Mumtaz segera membopong tubuh istrinya keluar kamar mandi menuju ranjang, pria itu duduk dan mendudukkan sang istri ke atas salah satu pahanya. Perempuan itu bersandar di dada bidang sang suami dengan tangan yang masih memeluk erat leher kokoh tersebut. Perempuan itu tidak berhenti menangis serta rengekan yang mulai keluar, "Pusing, mau muntah lagi ..."

Mumtaz mengoleskan minyak angin ke leher bagian depan dan dada istrinya. "Oke." Mumtaz hendak berdiri dan membopong tubuh istrinya, namun perempuan itu memberi reaksi berbeda.

"Enggak jadi, mau peluk aja."

Mumtaz mengangguk dan memeluk istrinya seraya mengusap lembut punggung perempuan itu.

"Masih mual? Kita ke rumah sakit sekarang, ya?" Mumtaz menyelipkan poni rambut istrinya yang menutupi wajah cantik itu ke belakang telinga perempuan tersebut.

Angel menggeleng, "Enggak, hari ini, kan, Kakak ada meeting, ujian sekolah Angel juga udah dekat... Angel harus sekolah." Perempuan itu menatap suaminya, sudut bibirnya melengkung indah membentuk senyuman.

"Lo sakit, Angeline."

"Nanti habis sarapan pasti baikan, Kak." Angeline mengusap setetes peluh yang ada di dahi suaminya. "Ada AC, kok keringetan, sih. Tegang ngeliat aku sakit, ya?" Godanya.

"Hmm."

"Udah, Angel mau mandi dulu." Angeline hendak beranjak dari pangkuan suaminya, namun pria itu menahannya.

"Udah siang, mandi berdua aja."

****

"Tiap hari mandi berdua, enggak bakalan telat kita, Sayang."

"Mesum banget otaknya." Cibir Angeline sembari menggunakan lip serum ke bibirnya.

Mumtaz mengalihkan matanya ke arah samping, tangan kirinya mencubit pipi perempuan itu dengan gemas. "Pakai bibir aku aja, alami."

Angeline menatap suaminya tajam. "Padahal lagi nyetir, bisa-bisanya mesum."

Mumtaz tertawa keras ketika mendengar celotehan kesal yang keluar dari mulut istrinya. "Mesum itu wajar, Sayang. Aku laki-laki normal,"

"Bilang gitu aja terus, dasar omes."

Mumtaz mengerutkan kening, "What is omes?"

MUMTAZ DANURWENDHA | NEW VERSIONDonde viven las historias. Descúbrelo ahora