4. Sudut Pandang Angel

1.5K 52 1
                                    

"Aku ingin berpikir terlebih dahulu. Aku tidak ingin salah ucap jika menjawab sekarang."

Angeline Queenza

°

°

°

"Abang Usman!" Panggil Angel semangat.

Usman menoleh ke arah adiknya yang sedang berlari menuruni tangga. Ia tersenyum melihat adiknya yang cantik. "Jangan lari, nanti jatuh!"

Saat sampai bawah, ia masih saja berlari menghampiri abangnya.

"Aaaa!!"

BRUKKK!

"Aduh, kaki aku." Ringis Angel lirih, kakinya terasa perih karena menendang sofa cukup keras. Untung saja abangnya menangkap tubuhnya dengan sigap.

"Mana yang sakit?" Tanya Usman khawatir.

"Hiks..."

Usman terkejut melihat adiknya yang menangis. Wajah cantik itu sudah memerah padam.

"Jangan menangis, Sayang." Ia menepuk pelan punggung kecil adiknya.

"Hiks... Abang, kaki aku."

Usman melihat kaki adiknya, ternyata kaki kecil itu membiru. Terlihat sangat kontras dengan kulit putihnya.

"Ya ampun, kaki kamu, Ngel."

"Hiks.. sakit."

Usman berusaha menurunkan adiknya dari pangkuannya, tetapi adik kecilnya itu menahannya.

"Di sini aja." Pinta Angel.

Usman semakin tidak tega melihat wajah mungil itu yang sudah sembab. Mungkin jika ia yang tersandung kaki sofa besi itu, mungkin sofanya akan bergeser. Tidak mungkin kakinya yang memar.

"Bunda! Tolong ambilkan air hangat dan kotak P3K." Teriak Usman masih berusaha menenangkan adik kecilnya.

"Kena— Iya, tunggu!" Mutia tak jadi bertanya dan langsung mengambilkan sesuai yang dikatakan sang putra setelah melihat wajah putranya khawatir.

Saat sang bunda menghampiri mereka, Usman langsung mendudukkan adiknya di sofa. Menurunkan gadis kecil itu dari pangkuannya. Angel hanya menurut dan meringis pelan.

"Tahan." Titah Usman mulai fokus dengan kaki adiknya.

Angel memandangi wajah kakaknya yang serius dan telaten mengobati kakinya.

"Nggak usah lihatin."

Angel langsung menutup mulutnya menggunakan tangan untuk menahan tawa, insting kakaknya ternyata sangat tajam.

"Udah selesai." Usman kemudian kembali memangku adik kecilnya.

"Yeay, makasih, Abang." Kata Angel masih memandangi kakinya yang terbalut kain kasa.

"Masih sakit, Sayang?" Tanya Usman tersenyum melihat wajah adiknya yang cantik.

Angel mencium pipi abangnya. "Enggak!" Jawabnya semangat.

MUMTAZ DANURWENDHA | NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang