8. Alhamdulillah Sah!

1.6K 50 2
                                    

"Welcome to my dark world."

Bintang Mumtaz Danurwendha

°

°

°

"Saya terima nikah dan kawinnya Angeline Queenza binti Mahendra Zaman dengan mas kawin emas batang seberat dua belas kilogram, villa seluas lima ratus meter persegi dan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Mumtaz berhasil mengucapkan ijab qobul dalam sekali tarikan nafas dihadapan para tamu undangan.

"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya penghulu itu sumringah.

"SAHHH!!"

"Alhamdulillah," Kemudian penghulu itu mengangkat kedua telapak tangannya sembari membacakan doa dan diikuti oleh yang lain termasuk Mumtaz.

Angel yang melihat dan mendengarkan Mumtaz lewat video call dari handphone sang mama mertua, merasa sangat kagum.

Kini, ia sudah sah menjadi Nyonya Mumtaz Danurwendha.

"Ayo, Nak, turun." Ajak Liana kepada menantunya.

"Emm, iya, Tante." Jawab Angel agak canggung.

"Kok manggilnya masih 'tante'? 'mama' dong, biar sama seperti suami kamu." Kata Liana berpura-pura kesal.

"Ciee, suami gitu..." Goda Ana kepada kakak iparnya.

Angel tersipu malu akan perkataan Ana. Tanpa sadar, senyum manis tercetak jelas di bibir perempuan cantik itu. Meskipun ia tengah menundukkan kepalanya.

"Sudah, nanti pada nunggu. Ayo ke bawah." Ajak Liana.

Mereka bertiga turun ke bawah, seluruh para tamu undangan memandangi tiga perempuan yang berjalan di tangga menuju ruang tamu.

Bisik-bisik mulai riuh terdengar di ruangan luas itu.

"Ayah, adik aku cantik." Bisik Usman kepada ayahnya yang tersenyum menatap Angel.

"Iya. Kan, ayah yang bikin dulu."

"Astaghfirullah, Ayah!" Mutia mencubit keras perut suaminya.

"Sakit, Bun!" Ringis Mahendra pelan.

Usman cengo dengan jawaban ayahnya. "Hah? Apa, Yah?"

Mutia mengusap kasar wajah putranya. "Nggak ada! Abang jangan dengarkan ayah."

Mumtaz sedari tadi terus memperhatikan gadis cantik bergaun putih sederhana yang terlihat sangat mewah tatkala dikenakan oleh orang yang cocok. Gaun yang pas dengan kulitnya yang putih susu, cocok pula di tubuh mungil itu.

"Sudah dulu, Mas, dilihatnya nanti lagi." Goda pak penghulu, karena sedari tadi Mumtaz tak berhenti memandangi Angel.

Anjing! Umpat Mumtaz dalam hati. Ia tak sadar jika gadis itu sudah berada dihadapannya.

Apa? Kak Mumtaz dari tadi lihatin aku? Batin Angel terasa malu.

"Sekarang, Masnya pakaikan cincin ke istrinya."

Mumtaz mengambil cincin berwarna emas kuning, memakaikannya ke jari manis sang istri.

Oke, sekarang keadaan Angel bagaimana? Jantungnya sudah tidak karuan, padahal baru saja tangannya yang dipegang.

Sekarang bergantian, Angel menyematkan cincin emas dengan warna yang sama walaupun dengan model lebih sederhana ke jari manis Mumtaz yang besar.

Ini tangan aku kenapa gemeter, ish. Batin Angel merasa gugup.

MUMTAZ DANURWENDHA | NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang