17. Kepingan?

1.2K 58 11
                                    

"Batu itu keras. Tapi percayalah, tetes demi tetes air ampuh menghancurkannya."

Angeline Queenza

"Yang sukar itu berbuat kebaikan, karena yang mudah adalah berbuat kesesatan."

Bintang Mumtaz Danurwendha

°

°

°

"Nona! Nona Angeline!"

Gadis cantik dengan rambut panjang yang tergerai indah itu terus berlari menjauhi para bodyguard utusan sang Ayah.

Bugh.

"Awwhhs... Hiks, hiks. Sakit..." Perempuan kecil berusia enam tahun itu menangis sembari memegangi kakinya yang terasa nyeri. Lutut hingga betisnya menghantam tanah yang telah diaspal menyebabkan luka berdarah, darah mengalir cukup deras dari luka yang tercipta di lututnya itu.

"Kamu baik-baik saja, gadis manis?" Tanya seorang remaja dengan usia sekitar 16 tahun. Pria itu mengangkat tubuh mungil Angeline kecil untuk duduk di bangku taman.

"Tunggu sebentar, okey?" Katanya.

Angeline kecil hanya mengangguk sembari mengusap air matanya yang masih membasahi pipinya. Mata abu-abunya mengamati pergerakan remaja itu yang tengah mengambil sesuatu dari ransel.

"Tahan sebentar, akan aku obati, hm?" Pria itu menatap Angeline kecil tulus.

Angeline kecil hanya mengangguk sembari menggigit bibir bawahnya takut.

Pria itu memulai kegiatannya. Mulai membersihkan luka sampai membalut luka yang menghiasi kaki kecil itu.

"Hishh... Awwhhh..." Ringisan kecil yang tertahan, remaja itu dapat mendengarnya dari mulut gadis itu yang sedikit terbuka.

"Selesai." Remaja itu kembali memasukkan kotak P3K ke dalam ranselnya.

Angeline kecil menatap lututnya yang terbalut kain kasa serta luka kecil di betisnya yang tertutupi oleh plester. "Terima kasih, Kakak baik!" Angeline tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang putih.

Remaja itu mengangguk sambil tersenyum. "Bagaimana bisa jatuh?"

"Aku tadi dikejar sama anak buah Ayah. Aku pengen main sendiri, jadinya aku kabur deh!" Ujar gadis manis itu yang diakhiri dengan senyum polosnya.

Remaja itu mengangguk singkat. Entahlah, hatinya terasa nyaman menatap manik mata gadis kecil itu. "Mau kenalan sama aku?" Tanyanya.

Angeline kecil mengangguk. "Mau mau!"

"Namaku Mumtaz, kalau kamu?"

"ANGEL!"

Baru saja gadis kecil itu ingin bersuara untuk menyahuti pertanyaan dari remaja bernama Mumtaz itu, suara lantang telah mengejutkannya dan membuatnya terdiam.

MUMTAZ DANURWENDHA | NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang