14. Sebuah Kejadian

1.1K 39 0
                                    

"Semesta, lindungi dia. Aku bergantung padanya."

Bintang Mumtaz Danurwendha

°

°

°

-23 Oktober 2020-

-08.45 PM-

Angel menggeliat pelan dalam tidurnya tatkala merasakan benda hangat dan basah mengusik kulit lehernya.

"Eunghh..." Matanya terbuka secara perlahan.

"Kakak?"

"Sudah bangun?" Mumtaz menyudahi kegiatannya dan menatap wajah cantik istrinya.

"Emh..." Angel menganggukkan kepalanya sembari mengucek matanya.

"Katanya pulang kemarin, kok baru sampai? Kakak bohong!" Kata Angel dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Maaf, Sayang... Ada pekerjaan penting yang tertinggal." Mumtaz mengecup lembut bibir istrinya.

"Kenapa nggak ngabarin Angel? Angel nungguin tau! Udah lupa kalau punya istri?"

Mumtaz tersenyum kecil. "Bukan lupa, tapi kelupaan."

"Ih!" Angel menggigit bahu kanan suaminya kesal.

"Arrgghhh!" Mumtaz menahan perih di bahunya ketika gigitan yang begitu kuat menyerangnya.

"Sakit?" Tanya Angel dengan mimik wajahnya yang kesal. Wajah cantik itu memerah seiring air mata yang masih mengalir cukup deras dari mata cantiknya.

"Gitu doang sakit. Cupu!"

Mumtaz tersenyum miring. "Oh ya?"

"Aaa, sakit!" Angel meringis kecil ketika gigitan dan hisapan datang bersamaan menyerang lehernya.

"Gitu doang sakit. Cupu!" Balas Mumtaz dengan gaya bicara Angel disaat mengejeknya tadi.

"IHHH! HIKS HIKS!" Angel memukul dada bidang suaminya dengan tangisnya yang semakin keras.

"Ssstt... Sayang..." Mumtaz mencekal kedua tangan istrinya dengan satu tangan.

"HIKS, LEPASIN TANGAN ANGEL! ANGEL NGGAK MAU TIDUR SAMA KAKAK! MINGGIR!" Teriak Angel menumpahkan emosinya.

"Sayang..." Entahlah, Mumtaz tidak menyangka jika istrinya akan se-emosi ini karena keterlambatannya kembali ke Jakarta.

"Hiks hiks!" Isakan Angel mulai mereda, pening mulai menyerang kepalanya.

"Kepala Angel sakit..." Angel merengek dengan suaranya yang manja.

"Sini, aku pijat." Mumtaz melimbungkan tubuhnya ke samping tubuh sang istri, merentangkan tangan kanannya agar gadis itu menjadikan tangannya sebagai bantal.

Angel mendekatkan tubuhnya ke sang suami, menyenderkan kepalanya ke dada bidang yang masih terlapisi kemeja putih.

Mumtaz mulai memijat kepala istrinya dengan telaten, matanya mengawasi mata istrinya yang perlahan terpejam.

"Aku meminta maaf, Angeline..."

****

"Kak, besok ke pantai ya? Angel pengin lihat sunset bareng kakak." Angel menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami yang tengah memperhatikan berita yang ditayangkan oleh layar televisi.

MUMTAZ DANURWENDHA | NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang