28 ❇ Kepergian Sahabat

16 8 0
                                    

Disatukan oleh pendidikan dan dipisahkan oleh masa depan. Sesimpel itu kenangan tercipta kemudian berbaur menjadi setumpuk rindu.

❇❇❇


Satu Tahun Setelahnya..

Waktu berjalan seakan begitu cepat. Kini, tiba saatnya aku sampai di semester akhir perjalananku sebagai mahasiswa. Dengan perjuangan yang tak sederhana dan dengan berbagai ujian yang menerpa, akhirnya aku hampir sampai di garis finish pendidikan strata satuku.

Abay, Rendy, dan juga Salman mereka sudah lebih dulu menyelesaikan pendidikan mereka. Saat ini, tinggal aku sendiri yang masih stag pada skripsi. Kesibukanku bekerja dan berbisnis membuat tugas skripsiku sedikit terlambat. Akhirnya, aku tidak bisa lulus tepat waktu seperti teman-teman seangkatanku. Mau bagaimana lagi, jika tidak bekerja, akan dari mana aku bisa membiayai semua kebutuhan hidup dan pendidikanku di rantau ini.

Setelah perjuangan yang begitu panjang dan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sederhana akhirnya ketiga temanku itu berhasil memeluk mimpinya. Usaha yang keras dan sungguh-sungguh serta iringan doa yang tak pernah lelah terucap dari lisan dan hati, menjadikan mereka kini berhasil memetik hasil manis dari perjuangannya selama ini.

Qodarullah, setelah ini Abay akan terbang ke Mesir untuk melanjutkan S2 di sana. Usahanya selama ini akhirnya memperoleh hasil yang cukup membanggakan. Ia menjadi salah satu anak negeri yang berhasil memenangkan beasiswa S2 di Timur Tengah. Meskipun awalnya negara yang Abay mimpikan bukan Mesir melainkan Madinah, namun ia tetap mensyukurinya.

Hari ini dia akan pulang ke kampung halamannya di Tuban untuk mengurus dan mempersiapkan rencana studi lanjutannya.

Begitu juga dengan Salman dan Rendy. Mereka juga sudah menyelesaikan pendidikannya. Salman akan kembali ke kampung halamannya di Jogja dan rencananya ia akan melanjutkan S2-nya di sana.

Sedangkan Rendy, saat ini dia sebenarnya tidak akan pulang ke kampung halamannya di Bogor, karena dia masih harus menjalani serangkaian pendidikan lanjutan untuk mengantarkannya menjadi seorang dokter spesialis saraf. Dia hanya pindah kost yang jaraknya lebih dekat dengan tempat dia menjalani pendidikan lanjutan.

Aku benar-benar ikut bahagia melihat mimpi mereka satu demi satu mulai terwujud. Semua itu tentunya tidak diraih dengan cara yang sederhana. Ada perjuangan yang begitu melelahkan, ada sabar yang mesti dibesarkan dan hati yang harus mesti benar-benar  dikuatkan.

Sebagai orang yang selama ini tinggal satu kamar dengan mereka, aku menyaksikan sendiri bagaimana semangat mereka dalam mengejar mimpi, bagaimana usaha mereka dalam menggapai apa yang mereka cita-citakan serta bagaimana mereka berjuang tanpa kenal lelah dan menyerah. Meskipun kegagalan kadang turut menyertai jalan mereka, tapi mereka tak lantas menganggap itu sebagai suatu hambatan yang akan menjadi alasan mereka menyerah begitu saja pada keadaan.

Kini, masa depan yang indah sepertinya sudah mulai tergambar di kehidupan mereka. Untuk itu, saat ini aku jadi semakin termotivasi untuk segera mengikuti jejak keberhasilan mereka. Aku akan lebih semangat lagi untuk mewujudkan apa yang telah kutuliskan di dalam impian.

Aku akan membuktikan bahwa meskipun aku bukan berasal dari keluarga berada, kuliah pun di kampus sederhana dengan biaya yang berasal dari keringatku setelah siang malam bekerja. Namun, aku yakin jika Allah sudah menghendaki, aku pun bisa mewujudkan apa yang telah kucita-citakan selagi aku masih memiliki stok kesabaran, usaha dan doa yang luar biasa.

Saat ini, ketiga temanku sedang sibuk mengemasi barang-barang mereka. Hari ini, secara bersamaan mereka bertiga akan meninggalkan tempat ini bahkan meninggalkan kota ini untuk kembali ke kampung halaman mereka dan melanjutkan pendidikan mereka masing-masing. Rasa sedih tak bisa kutampik, sebentar lagi aku akan berpisah dengan sahabat satu atap yang selama empat tahun ini telah menemaniku di kota ini.

Journey Of My LifeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon