52

611 27 9
                                    

Typo🙂⚠️

___________________

Faro melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi di jalanan yang senggang malam itu. Ia berniat untuk menuju ke kediaman orang tua Lyora untuk membicarakan pembatalan pernikahan ini. Dan segera men-take down narasi yang neredar di sosial media.

Di tengah kecepatan mobilnya yang tinggi, seseorang dari arah kanan, menyebrang dengan berlari tanpa melihat kanan-kiri. Spontan Faro menginjak pedal rem itu dengan sekuat tenaga.

Bunyi gesekan ban dengan aspal jalanan itu terdengar nyaring. Saat berhasil berhenti tanpa melukai orang di depannya, Faro baru menyadari bahwa orang itu adalah Mira.

"Mira?" Faro keluar dari mobilnya dan langsung menghampiri sang empu. Tetapi, belum juga bertanya kenapa dia melakukan hal itu, Mira lebih dulu pingsan.

Melihat kondisi Mira yang penuh luka, Faro segera membawa gadis itu ke rumah sakit. Namun, saat dirinya hendak mengangkat badan Mira, seseorang memukulkan balok kayu pada bahu kiri nya.

Bugh!

"Aaaghh!" rintih sang empu. Nyeri pada bahunya menjalar hingga menggelapkan pandangannya. Sebelum tak sadarkan diri, Faro melihat seseorang itu berpakaian serba hitam, berdiri dengan balok kayu ditangannya.

________________________

Sepulangnya dari kantor Faro, Raka berniat mengunjungi apartemen Mira untuk sekedar menghibur sang empu. Raka sempat mampir membeli makanan untuk dimakan di apartemen Mira nantinya.

Setelah selesai, Raka melajukan mobilnya menuju apartemen gadis itu. Tetapi ia dibuat keheranan karena pintu apartemennya terbuka lebar. Raka celingukan mencari keberadaan Mira.

Makin masuk kedalam, perasaan Raka makin campur aduk. Karena melihat kondisi dalam apartemen yang berantakan. Raka mencari Mira di setiap ruangan, saat itu pula Raka menyadari ponsel gadis itu tetap berada di atas meja makan.

Raka melangkah masuk ke dalam kamar Mira, yang ia temukan hanya kekosongan di sana. Raka berniat untuk kembali menutup pintu kamar itu, tetapi atensinya jatuh pada boneka yang terletak di atas nakas itu.

Raka kembali masuk dan mengamati bonekanya. Ia tersenyum simpul kala mengingat bagaimana senangnya Mira mendapatkan hadiah ini dari tetangganya.

Sampai dimana Raka menyadari ada sesuatu yang janggal di sana. Raka membalikkan boneka itu, ada bekas jahitan kecil. Raka makin mengerutkan dahinya, dirinya mengorek sedikit dan ternyata jahitannya tidak terlalu rapat.

Benang jahitan itu lambat laun terbuka karena Raka terus mengoreknya. Raka mengeluarkan semua dakron yang memenuhi boneka itu. Yang ia temukan sungguh di luar dugaannya.

Sebuah kamera kecil yang sengaja diletakkan dalam boneka itu. Raka mengamati nya lamat sebelum dirinya menyadari sesuatu.

"Sial!" gumamnya. 

Raka berjalan keluar untuk mencari keberadaan Mira. Sebelum itu, ia dikejutkan dengan laki-laki yang berdiri tepat di depan pintu apartemen ini.

Laki-laki itu menatap Raka kental. Tatapannya beralih pada tangan Raka yang menggenggam kamera kecil.

Laki-laki itu hendak merebut apa yang berada ditangan Raka. Beruntungnya, Raka sempat mengelak dan menyadari bahwa laki-laki inilah yang selama ini menguntit Mira. Keduanya terlibat perkelahian untuk memperebutkan kamera pengintai ini.

"Serahkan benda itu!" pinta laki-laki itu.

"Ambil kalau lo bisa." setelah mengatakan itu, Raka berlari sekuat tenaga menuju kantor polisi yang memang jaraknya tak jauh dari apartemen Mira.

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Where stories live. Discover now