05

2.5K 123 14
                                    

Ingat apa?
Yup! Typonya ⚠

__________

Pagi itu, Faro sudah siap dengan setelan khasnya untuk pergi ke kantor. Faro melipat lengan kemeja nya hingga batas siku.

"Tolong siapkan sarapan untuk Galan!" titah Faro pada maid yang baru saja memberikan secangkir teh untuknya.

Dirasa siap, dirinya pergi ke kamar putranya. Dapat dilihat, sang empu ternyata sudah bangun. Galan sibuk mencari sesuatu di tempat tidurnya. Faro mengetuk pintunya dan masuk menghampiri putranya itu.

Galan menatap Faro seakan bertanya apakah dirinya mengetahui letak barang yang ia cari. Faro melipat tangannya didada.

"Kamu lagi cari ini?" Faro mengacungnkan sebungkus permen itu pada Galan. Galan tersenyum dan mengangguk antusias.

"Nggak! Ayo bangun setelah itu sarapan, Papa udah bilang sama maid agar menyiapkan sarapan  untuk mu." Jelas Faro. Namun, kalian sudah tau bagaimana Galan. Bocah itu memberontak, dirinya tidak ingin melakukan apapun sebelum sang ayah memberikan  permen itu padanya.

Faro tak mau kalah, dirinya langsung membawa Galan menuju kamar mandi. Ia juga membantu bocah itu menyikat giginya dan membersihkan wajahnya.

Selama aktivitas itu berlangsung, Galan sama sekali tak mau diam, dirinya terus memberontak. Sampai Faro kehilangan kendali, dan Galan berhasil lolos dari genggamannya. Galan berlari dengan mulut penuh busa pasta gigi, dirinya memanjat kursi itu untuk meraih permen diatas rak buku itu. Setelahnya ia berlari keluar kamarnya.

"Galan!" teriak Faro agar Galan berhenti. Namun nihil, bocah terus berlari hingga dirinya menemui kedua Nenek-Kakeknya yang baru datang.

"Selamat pagi cucu Oma!" sambut sinta sembari merentangkan tangannya berharap sang cucu memeluk dirinya. Tetapi, Galan lebih memilih untuk memeluk Antonio.

"Kenapa nih? Pagi-pagi udah lari-lari aja," tanya Antonio pada Galan yang memeluknya erat. Disana Faro datang dengan nafas terengah.

"Gio, ngapain kamu lari-larian gitu, bukannya berangkat ke kantor." ujar Sinta.

"Gio masih harus ngurus Galan Ma." Jelas Faro. Sinta menghela nafasnya berat.

"Gio. Sebaiknya kamu bangkit dari masa lalu, ikhlasin Aylin, kalau gini .. kasihan Galan," ujar Sinta mencoba meyakinkan Faro.

"Sampai saat ini tidak ada yang bisa menggantikan Aylin Ma," ucap Faro.

"Lagian, Gio juga tidak berpikiran kesitu .. yang terpenting adalah Galan bisa sembuh seperti sedia kala." Jelas Faro.


____________________

Sesampainya di kantor dirinya duduk dikursi kerja itu dan menghela nafas frustasi. Faro melihat bingkai itu terisi dengan foto Aylin yang tengah tersenyum ke arahnya.

Ditengah aktivitasnhya, terdengar pintu ruangan yang terbuka. Faro masih tetap dengan posisi yang sama.

"Lesu banget lo," sapa seseorang yang suaranya tak asing. Faro mengangkat kepalanya dan mendapati kedua sahabatnya siapa lagi kalau bukan Dion dan Raka.

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Where stories live. Discover now