58

815 27 19
                                    

Typo merata⚠️

_______________________

"Ditutup?" Faro menatap lelaki yang menjabat sebagai kepala polisi yang menangani kasus Mira.

Laki-laki itu menundukkan pandangannya seraya memainkan tangannya sendiri seolah terlihat gelisah, panggil saja Broto.

Broto menemui Faro di Mansionnya untuk membicarakan kasus yang tengah ia tangani.

"Betul .. kami kesulitan menemukan keberadaan Pak Antonio," jelas Broto.

"Dibayar berapa kamu untuk berbicara tentang hal itu?" tanya Faro yang seolah tepat sasaran.

"M-maksud Pak Faro apa? Saya sama sekali tidak menerima uang sepeserpun untuk hal ini!" tegas Broto menyangkal pertanyaan Faro tadi.

"Jh! Bukan hal sulit untuk saya membuangmu seperti sampah." desis Faro dengan tatapan jijiknya.

Kerongkongan Broto tercekat, tak mampu mengeluarkan kata apapun.

"Bagaimana?" tanya Faro dengan senyum smirk-nya.  Mendengar itu, Broto langsung berlutut dikaki pria jangkung itu. 

"Pak Faro, tolong jangan lakukan itu .. tolong kasihani saya Pak," ungkap Broto yang terus memohon ampun.

"Lakukan tugas mu dengan baik." titah Faro.

______________________

Ting! Ting!

Bel rumah dengan desain minimalis itu berbunyi. Tak lama pintunya terbuka, menampakkan sosok pria dengan penampilan yang acak-acakan.

"Alena," sapa pria itu dengan senyum sayu nya.

"Dion, lo sakit?" tanya gadis itu yang langsung menempelkan punggung tangannya pada dahi sang empu.

Ya. ini rumah Dion. Pria itu menepis tangan gadis itu pelan, "Gue gak pa-pa," ujarnya.

Dion mempersilahkan Alena untuk masuk.

"Gue bawa makanan buat lo." ucap Alena yang meletakkan kantong keresek berisi makanan itu di dapur. Dion bukannya menjawab, sang empu malah berlalu ke kamarnya.

Alena pada saat itu merasa ada hal yang tidak beres. Ia memutuskan untuk mengekor sang empu.

Pintu kamar pria itu tidak tertutup sepenuhnya, alhasil Alena bisa melihat sang empunya yang tertidur di lantai bersandar pada ranjangnya.

"Yon!" Alena yang panik pun masuk tanpa izin.

Dia melihat pria itu terkulai lemas, wajahnya yang pucat serta keringat yang terus menbasahi pelipisnya.

Alena meletakkan Sling bag nya, kemudian beralih mengurus Dion.

Alena memindahkan sang empu ke atas ranjangnya dengan susah payah. Kemudian Alena mengambil air es untuk mengompres pria itu.

"Lo kok bisa sakit gini sih?" tanya Alena yang tak mendapat jawaban.

"Gue, suka sama lo." Alena menghentikan aktivitasnya lalu menatap pria itu.

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz