33

827 40 2
                                    

Typonya⚠️

------------------

Keduanya tiba di sebuah rumah sederhana dengan pelataran yang cukup luas dan dipenuhi rerimbunan pohon. vesmet itu terparkir tepat didepan rumah itu. terlihat wanita setengah baya yang mondar-mandir kesana-kemari menunggu sang keponakan. 

"Lenaaa .. kamu dari mana saja nduk, Bibi khawatir," sambutnya. gadis itu tersenyum seraya melepas helm-nya.

"Dia siapa Len?" tanya Bibi Yu yang melihat kehadiran Dion di sana. 

"Ini temen Lena Bi .. tadi Lena ketemu di pinggir jalan," jelasnya. Dion hanya diam menyimak percakapan kedua manusia itu. 

"duh cah ganteng .. sini-sini masuk, aduh-aduh .. itu wajahnya kenapa? sini bibi obatin" ucapnya seraya membawa Dion masuk. 

Dion mengamati sekeliling, tak ada tanda-tanda barang mahal disini. semua terlihat sederhana. 

"duduk dulu nak Dion" ucap bibi Yu. Dion tersenyum dan mengangguk. 

"biar Alena yang ngobatin" ucap Alena mengambil obat p3k ditangan bibinya itu. 

"nak Dion mau minum apa? biar bibi bikinin" 

"air putih aja bi" ucapnya canggung.

selagi bibi Yu menyiapkan minum untuk Dion, Alena duduk disebelah pria itu. 

"lo pasti gak nyaman kan ada disini?" tanya Alena. Dion spontan menggeleng, hal itu membuat Alena terkekeh. apa ini? dia terkekeh?! Dion membeku sesaat karena baru kali ini Gadis  itu terkekeh didepannya, manis juga. 

Meskipun dikenal dengna perawakan tomboy dan cuek, Alena tetaplah wanita yang memiliki paras imut juga jari yang lentik. ia fokus pada luka di wajah Dion. sampai ia tak sadar bahwa ia diperhatikan oleh sang empu. 

"berhenti liatin gue kaya gitu" ucap Alena membuat Dion salah tingkah. 

setelah selesai pada bagian wajah, ia berpindah pada siku Dion yang sepertinya tergores.

"lo hobi berantem ya?"

"nggak" jawabnya

"ini kenapa?" tanya alena sembari  tetap membersihkan bekas luka itu.

"lo kenapa nanya? ... lo khawatir sama gue?" pertanyaan Dion membuat Alena menghentikan aktivitasnya. keduanya saling melempar tatap beberapa detik. 

"nak Dion .. ini minumnya"  

PLAK

 Bibi Yu datang dengan segelas air mineral diatas nampan itu. gadis itu kelabakan dan langsung mendaratkan tamparan pada pipi kiri Dion.

"akhhshh" desis sang empu

" eh! Lena .. kenapa nak Dion ditampar?"

"a-ada nyamuk tadi .. sorry-sorry" ucap Alena gugup.

----------------------

"papa! Galan mau naik itu"

"papa! Galan mau itu"

"papa .. Galan mau ini boleh?" meskipun sedikit kelelahan, Faro tidak bisa menolak semua kemauan Galan. bahkan dia pernah berikrar bahwa "akan aku dedikasikan waktu dan uangku untuk menebus kasih sayang yang tak pernah putraku dapatkan seutuhnya"

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang