psikopat

525 32 1
                                    

"Mari mulai bermain, Bima." Ucap Arsenio dengan seringaian mengerikan di bibirnya.

Arsenio memikirkan apa yang membuat Bima sampai berbuat sejauh ini pada Arsenio Abian William.

Karena Arsenio sama sekali tidak mendapatkan hasil apapun. Tapi ada satu hal yang Arsenio dapatkan, yaitu mendiang ibu Bima memiliki riwayat psikopat sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit jiwa. Bisa jadi penyakit psikopat Bima karena faktor keturunan.

Bel berbunyi, menandakan kelas berakhir dan sekarang adalah waktu istirahat. Dengan langkah santai Arsenio berjalan menuju kantin, bisik-bisik terdengar di telinga Arsenio. 

Tapi bukan soal dirinya yang ba*ci tapi soal pembunuhan sadis terhadap hewan yang sedang viral di forum sekolah.

Apalagi siswa itu menggunakan seragam sekolah, semuanya bertanya-tanya siapa siswa itu.

"Pasti ini psikopat deh,"

"Lihat cara membunuhnya benar-benar sadis."

"Gue mual cok,"

"Bagaimana bisa sekolah elit seperti ini menerima siswa seperti dia."

"Eh kira-kira dia si Arsen bukan sih?"

"Mata lo buta? Lihat saja perawakannya sama sekali tidak mirip si Arsen."

"Eh bener juga sih,"

Arsenio tersenyum jahat dalam hatinya, tinggal melihat bagaimana respon Bima nantinya.

Pokoknya Arsen ingin melihat Bima ketakutan dengan ulahnya sendiri sebelum mengirimnya ke penjara nantinya.

Selama Arsenio berjalan menuju kantin tidak ada satu siswa pun yang menghujatnya. Seolah mereka lupa kalau Arsenio sempat menjadi trending topik kemarin.

Dengan santai Arsenio memesan makanannya dan duduk dengan tenang di meja kantin, tidak lama ponselnya berbunyi. 

Sudah Arsenio tebak siapa yang mengirimkan pesan padanya.

[+62864882++++]

"Hapus enggak video itu, gue tahu lo pengirimnya."

[Arsenio.]

"Gak mau."

[+62864882++++]

"Kalau lo gak mau, gue akan cari lo. Gue pastikan lo akan terima akibatnya!"

[Arsenio]

"Hiiii, takut." Ejek Arsenio.

Setelahnya Arsenio mengambil kartu sim yang dipakai untuk berkirim pesan dengan Bima dan membuangnya sembarangan.

Bersamaan dengan itu, teman sekelas Arsenio menghampiri meja Arsenio.

Ada juga Bima, namun tidak ada Amara.

"Bidadari gue mana?" Tanya Arsenio pada Adam.

"Lagi ke ruang guru bersama Agnes." Jawab Adam seraya meletakkan mangkok baksonya di meja. Begitupun Bima dan Cakra, beberapa saat kemudian Ceril datang menyusul bersama mbak kantin dengan beberapa mangkok bakso dan mie ayam juga es teh.

"Oh," Arsenio mengangguk mengerti.

"Banyak banget makan lo ya," sindir Cakra pada Ceril.

"Sembarangan, ini buat Agnes dan Ara ya." Sewot Ceril.

"Oh, kirain." Cakra tertawa pelan.

Sementara Arsenio, Adam dan Bima hanya menggelengkan kepalanya melihatnya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang