pelaku utama

247 18 1
                                    

Arsen memasuki kelas di sambut dengan tatapan khawatir beberapa temannya yang memang sudah tiba di sekolah.

"Ar, are you oke?" Tanya Ceril khawatir.

"I'am oke. Kenapa sih?" Tanya Arsenio
pura-pura tidak tahu.

"Lo jangan sok polos deh," kata Adam.

Arsenio tertawa kecil. "Kalian lihat sendirikan kalau gue gak papa." Kata Arsenio.

"Beneran lo gak papa, kita siap bantu lo kok agar nama lo kembali baik." Timpa Cakra.

"Katakan saja kamu perlu bantuan apa Ar." Lanjut Bima.

"Sans aja kali, gue bisa atasi semuanya kok. Thanks ya kalian tidak menghakimi gue seperti yang lain." Kali ini Arsenio benar-benar tulus mengatakan hal ini.

"Tentu saja, kita ini satu kelas bukan hanya sebagai teman saja. Tapi kita adalah saudara," Jelas Vero.

"Yang sabar ya Ar," ucap Agnes prihatin.

"Sabar ajalah, hati gue kan kayak tango. Berapa lapis? Ratusan!" Jawab Arsenio lempeng.

Sontak semuanya tertawa mendengar
ucapan receh Arsenio.

"Beneran kamu gak papa?" Tanya Bima sekali lagi.

Arsenio tertawa kecil, "udah tenang saja, gue gak papa. Ini mah masalah kecil buat gue, orang gue tiap hari saja belajar mati biasa saja." Kata Arsenio lempeng.

"Ha?"

"Maksud lo ара sih?"

"Gak lucu tau enggak ucapan lo!"
Kata teman-teman Arsenio serius.

"Kalian pernah dengar enggak saat bulan puasa menjelang Maghrib pasti ada tuh kartun islami yang disiarkan oleh stasiun televisi." Kata Arsenio dengan serius.

"Pernah sih, di salah satu stasiun tv nasional." Jawab Adam.

"Gue dulu sering banget denger dalam
kartun islami itu. Katanya orang muslim itu baca doa ketika bangun tidur yang artinya 'segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami, setelah mematikan kami. Dan kepada-Nya tempat kembali'. Intinya orang tidur kan sama saja belajar mati, iya enggak." Arsenio tertawa kecil melihat teman-temannya yang menatapnya datar.

"Kita serius Arsen," tekan semuanya.

"Gue gak mau diseriusi kalian, gue maunya cuma serius sama Ara doang." Timpal Arsenio.

Sontak Agnes yang memegang buku
ditangannya langsung melemparkan pada Arsenio yang langsung ditangkap oleh Arsenio.

Arsenio tertawa kencang melihat
teman-temannya kesal padanya.

"Sudah sih gak usah di bahas lagi masalah itu, gue mau kerjain PR akuntansi dulu. Sumpah gue semalem lupa kalau ada PR." Ucap Arsenio yang langsung duduk di bangkunya.

Sementara itu Amara yang baru tiba di sekolah menatap bingung para gerombolan siswa-siswi yang menyebut nama Arsenio.

Amara memelankan langkahnya, mencuri dengar apa yang sedang di bicarakan oleh mereka. Entah kenapa Amara yang biasanya bodoh amat langsung kepo saat nama Arsenio di sebut.

"Gue kira si Arsen dulunya hanya culun saja, ternyata dia banci juga."

"Iya tuh bener-bener gak nyangka,"

"Apalagi saat dia memakai pakaian serba pink, cih enggak banget."

"Kamarnya juga serba pink loh."

"Idiiiihhh,"

Setelah mendengar itu semua Amara
langsung berjalan dengan cepat menuju kelasnya.

Amara sangat khawatir akan keadaan Arsenio.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang