rumor

243 20 2
                                    

Lalu Amara menembak anak panahnya dan tepat ke arah titik merah.

"Bagaimana Arsen? Pahamkan?" Tanya Amara.

"Paham, paham banget malahan. Apalagi yang ngajarin kamu, sebelum kamu praktek aku langsung bisa." Kata Arsenio dengan senyum lebar.

"Langsung bisa apa?" Amara menaikkan sebelah alisnya.

"Langsung bisa mencintaimu apa adanya." Ceplos Arsenio.

Amara langsung saja menatap nyalang pada Arsenio, "jadi dari tadi lo gak perhatikan apa yang gue ajarkan?" Tanya Amara dingin.

"Mengerti kok," kata Arsenio lagi.

"Kalau lo mengerti, coba langsung praktek." Amara menyerahkan busur dan anak panahnya pada Arsenio.

Arsenio menerimanya dan mulai melakukan posisi yang dikatakan oleh Amara. Tapi Arsenio sengaja melakukan kesalahan.

"Bukan begitu Arsen, begini caranya." Ucap Amara membenarkan posisi kaki dan tangannya.

Lalu Arsenio sengaja mengarahkan anak panahnya ke luar titik merah pada lingkaran target.

Amara berdecak Kesal karenanya, lalu
Amara melangkah maju dan berdiri di belakang Arsenio.

"Lo itu kurang fokus Arsen, tangan Lo juga salah." Omel Amara.

Arsenio bersorak dalam hati, tidak salah kalau Tadi malam setelah bertarung sempat nonton Drakor kolosal romantis. Yang ada adegan pemeran cowoknya mengajari memanah pada pemeran ceweknya.

Arsenio malah menatap kearah samping sehingga jarak antara dua remaja itu hanya berjarak beberapa inci saja.

Amara berdehem pelan. "Fokus kedepan arsen." Ucap Amara pelan.

"Bagaimana gue mau fokus baby, mataku tidak mau diajak bekerja sama. Maunya melihat kamu terus gak mau lihat kedepan, gimana dong?" Bisik Arsenio yang masih dalam posisi yang sama.

Langsung saja Amara mundur dan berniat pergi dari Arsenio karena sudah dongkol pada Arsenio.

Melihat Amara yang sepertinya marah, langsung saja Arsenio memegang tangan Amara dan menariknya dengan lembut.

"Maaf, kali ini aku akan benar-benar belajar. Tapi please kamu jangan marah." Kata Arsenio dengan wajah memelas.

Amara menghembuskan nafas dengan kasar, dan mengangguk pelan.

"Cepat bidik targetnya, yang serius."
Perintah Amara.

Arsenio mengangguk patuh, lalu melakukan ancang-ancang, di rasa sudah tepat Arsenio langsung membidikkan anak panahnya.

Splash.... 

bidikan Arsenio hampir saja mengenai target. Kan Arsenio sudah mengatakan kalau dirinya bisa memanah tapi belum ahli.

"Lumayan," ucap Alsava dengan senyum puas.

"Lakukan lagi," perintah Amara.

Arsenio mengngguk lalu kembali memanah target.

"Mau berburu?' tanya Amara, setelah dirasa cukup latihan Arsenio pagi ini.

"Berburu? dimana?" tanya Arsenio.

"Di sana," Alsava menunjukkan ke arah hutan buatan milik keluarganya.

"Apakah tidak bahaya?" tanya Arsenio ragu.

"Tidak, disana aman. Hanya ada beberapa ekor rusa dan kelinci saja. Tidak ada hewan buas di sana." Kata Amara.

"Oke." Jawab Arsenio.

ARSENIOWhere stories live. Discover now