latihan memanah

238 17 0
                                    

Putra langsung menendang ke arah
punggung Arsenio. Arsenio yang menyadari ada pergerakan dari belakang langsung saja menghindar, sehingga putra hampir saja terjatuh apabila tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"Sial!" Geram putra.

Arsenio tersenyum sinis saat melihat putra hampir jatuh.

"Seperti biasa ya bund, sukanya main
belakang." Celetuk Arsenio.

"Lo!!!" Geram putra.

"Apa?" Arsenio menaikkan alisnya dan tersenyum sangat lebar.

Putra tidak menjawab pertanyaan Arsenio, langsung saja putra menendang bagian ulu hati Arsenio, tapi dengan mudah Arsenio menepisnya.

Tidak hanya disitu, putra menggunakan sikutnya untuk menyikut bagian dada Arsenio tapi Arsenio juga bisa menghindarinya.

Hanya dengan satu tendangan dari Arsenio, Putra mundur beberapa langkah kebelakang.

Putra terbatuk karena merasa cukup sesak di bagian dadanya.

Tapi, tidak lama kemudian putra kembali menyerang kearah dagu Arsenio dengan mudah Arsenio menepisnya dan memberi bogeman mentah pada putra tidak terlalu keras agar putra tidak pingsan.

Bibir putra pecah, darah mengalir di sudut bibir putra. Putra meringis dan mengusap darah di sudut bibirnya. Putra menatap nyalang pada Arsenio lalu kembali memasang kuda-kudanya lagi.

"Udahlah mending lo bawa anak buah lo pulang deh putra. Jangan sampai lo malu entar. Kalau nanti lo, gue bikin pingsan." Kata Arsenio dengan senyum menyeringai.

Putra tidak menjawab perkataan Arsenio, sementara Arsenio mengedarkan pandangannya ke arah sekelilingnya, ada beberapa anak buahnya yang tumbang karena serangan musuh.

Melihat adanya kesempatan saat Arsenio yang malah fokus pada sekelilingnya, putra kembali menyerangnya dan memberi bogeman mentah pada Arsenio. Untungnya Arsenio bisa menghindarinya walaupun putra berhasil memukulnya sedikit di area pipinya.

Putra tersenyum puas, saat melihat Arsenio sedikit meringis kesakitan karena pukulannya.

Arsenio tersenyum sinis, kini Arsenio sudah malas bermain lagi dengan putra. Arsenio merilekskankan tubuhnya, seperti yang diajarkan oleh Gilang kemarin.

Arsenio melebarkan kakinya selebar bahu dan berdiri dengan kokoh diatas lantai. Arsenio menekuk sikunya dan menjaga agar sikunya tetap terkunci. Lalu, Arsenio menaikkan kepalan tangannya untuk melindungi wajahnya.

Putra mulai waspada ketika melihat Arsenio akan menyerangnya. Putra kembali berlari kearah Arsenio, tujuan putra adalah memukul area ulu hati Arsenio.

Tapi gagal ketika Arsenio mengayunkan kakinya ke atas dan tepat mengenai area wajah putra di bawah bagian rahang.

Sehingga dengan satu kali serangan itu Putra ambruk dan tidak sadarkan diri.

"Astaga gue keterlaluan enggak ya?
Jangan-jangan mati anak orang." gumam Arsenio.

Arsenio langsung saja mendekat kearah Putra dan memeriksa denyut nadi dan nafasnya.

Arsenio bernafas lega ketika putra hanya pingsan saja.

Arsenio langsung berdiri dan berseru, "woy anak buah putra!" pekik Arsenio.

Karena teriakkan Arsenio barusan, para remaja yang sedang adu jotos itu langsung mengarahkan pandangannya ke arah Arsenio.

"Tolongin ketua kalian nih, dia bukannya membantu, malah tiduran di lantai." Kata Arsenio dengan tatapan yang polos.

"Anjiiiirrrr, dia pingsan woy gak tidur!" geram anak buah putra.

ARSENIOWhere stories live. Discover now