sekarat

553 31 1
                                    

"Kalian saling kenal?" Tanya Arsenio.

"Ya, kami satu sekolah waktu SMP." Kata Joshua.

Arsenio mengangguk paham, walaupun ada sesuatu yang ditutupi oleh kakak dan sahabatnya itu. Arsenio lebih memilih pura-pura tidak tahu saja untuk saat ini.

"Kak, ada sesuatu yang harus Arsen bicarakan sama kakak tentang Ansel." Kata Arsenio serius.

Mendengar kata Ansel, binar mata yang sempat redup kini langsung bersinar lagi. 

"Kita bicarakan di balkon." Kata Asheyra.

Arsenio mengangguk dan berjalan lebih dulu, diikuti oleh Joshua di belakangnya.

Saat ini Arsenio, Joshua dan Asheyra berada di kursi balkon dan ada cemilan dan minuman di meja mereka yang baru saja di antarkan oleh maid.

Arsenio memilh duduk di dekat Asheyra seraya menggenggam tangan sang kakak lembut.

"Ada apa ini?" Tanya Asheyra dengan
perasaan yang mulai tidak enak.

Arsenio mengkode Joshua agar memulai pembicaraan.

Joshua pun mengerti maksud kode Arsenio.

"Ash jadi begini, gue dan Arsen baru saja mencari informasi dimana keberadaan Ansel selama satu minggu ini. Dan kami mendapatkan sesuatu yang mengejutkan." Kata Joshua menjeda ucapannya.

"Apa?" Tanya Asheyra dengan tidak sabar.

Arsenio dan Joshua saling lirik.

"Gue harap lu harus kuat menerima ini semua ash," ucap Joshua.

"Apa!!! Jangan bikin gue tambah worry deh." Geram Asheyra.

"Ansel sekarat, dan sekarang dipindahkan ke rumah sakit luar negri yaitu di Amerika. Menurut informasi yang gue dapat kalau Ansel mengidap penyakit leukemia. Mungkin saat ini Ansel sedang berjuang Antara hidup dan mati." Kata Joshua dengan pelan.

Tes...

Tes...

Tes...

Air mata Asheyra keluar dengan sendirinya, menatap kosong kedepan.

Tanpa sadar tangganya menggenggam
jemari tangan Arsenio dengan kuat.

"Loe bohong kan?" bisik Asheyra lemah.

"Dia bohong kan dek?" Tanya Asheyra pelan.

"Yang dikatakan Joshua itu benar semua kak," jawab jujur Arsenio.

"Enggak!!! Kalian bohong, kemarin Ansel masih baik-baik saja. Lalu sekarang tiba-tiba sakit parah." Pekik Asheyra.

"Ssstttt, kak tenang oke." Arsenio membawa sang kakak kedalam pelukannya.

Asheyra memukul dada sang adik demi menyalurkan sesak di dadanya. Arsenio sama sekali tidak menahan tangan Asheyra. Arsenio biarkan Asheyra menyalurkan rasa sesak di dadanya.

"Ansel baik-baik saja, kalian bohong. Kakak gak percaya Kalian, kalian bohong." Rancau Asheyra.

Arsenio memejamkan matanya, hatinya ikut sakit melihat sang kakak tengah terpuruk seperti ini.

Joshua menatap Asheyra nanar, tapi Joshua juga tidak bisa berbuat banyak.

Cukup lama Arsenio memeluk sang kakak. Setelah Arsenio merasa sang kakak sudah cukup tenang, Arsenio melepaskan pelukannya.

Diusapnya pelan air mata yang mengalir di pipi Asheyra.

"Kakak mau jenguk Ansel? Ayo aku akan menemani kakak." Kata Arsenio.

ARSENIOWhere stories live. Discover now