Darkness Blow

507 26 0
                                    


Saat Arsenio masuk mobil melihat sang kakak tengah menangis sesenggukan dan ada juga Nana yang menenangkannya.

"Are you oke kak?" Tanya Arsenio pelan.

Tanpa kata Asheyra membawa Arsenio kedalam pelukannya. "Seharusnya kakak yang tanya dek, apa kamu baik-baik saja? Maafinnkakak ya yang baru tahu semuanya setelah kamundi bully dua tahun lamanya." Bisik Asheyra.

Nana langsung menyingkir dari sana dan pulang saat Arsenio sudah datang.

"Bukan salah kakak kok, ini semua karena Arsen tidak bisa menjaga diri sendiri dan Arsen tidak terbuka pada kalian semua. Dan Arsen mohon jangan salahkan diri kakak sendiri karena ini semua bukan salah kalian dan murni salah Arsen sendiri." Balas Arsenio.

"Udah ah jangan nangis lagi, malu dong masa primadona baru sekolah mukanya lecek kayak gini. Gak eksis lagi dong nanti kakak." Kata Arsenio menggoda sang kakak.

"Kamu ini ya, suka sekali merusak suasana." Kesal Asheyra.

"Udah yuk pulang, gara-gara kamu kita pulangnya kesorena kan. Mama pasti marah deh." Lanjut Asheyra.

"Idih yang buat kita telat pulang siapa?" Sindir Arsenio.

"Ya kamu lah dek, gara-gara kamu tanding basket kan yang bikin kita telat pulang." Kesal Asheyra yang tidak terima jika disalahkan.

Arsenio tertawa pelan, benar kata nitijin kalau wanita itu selalu benar, walaupun salah kembali ke poin pertama kalau wanita itu selalau benar.

.

.

.

Sementara di tempat lain.

"Lu gak bohongkan?"

"Jangan-jangan lu halu ya Joshua?"

"Kita lihat sendirikan bagaimana bos waktu itu? Dan dengan mata kita sendiri kita menyaksikan bagaimana bos kita di makamkan."

"Gue tahu kalau lu kehilangan si bos, tapi bisa enggak sih lu coba untuk iklhas."

Itulah perkataan anak-anak dari geng
Darkness setelah Joshua mengatakan kalau bos mereka masih hidup. Tidak ada yang percaya satu orangpun.

"Oke gue bakalan bawa si bos kesini dan awas saja lu semua sampai jilat ludah lu sendiri ya." Kesal Joshua yang tidak ada satu orangpun percaya kata-katanya.

Dengan cepat Joshua meraih ponselnya dan menghubungi seseorang diseberang sana.

Arsenio yang saat itu baru saja selesai mandi mengernyit heran saat melihat siapa yang menghubunginya.

" Ada apa?"

"Ke markas sekarang!" Kata Joshua di sebrang Sana.

"Ngapain njiirr, capek gue habis melakukan drama di sekolah." Tolak Arsenio.

"Drama apa? Cinderella dan pangeran?" Timpal Joshua.

"Kalau itu sih gue juga mau, apalagi
Cinderellanya cantik dan body wau." Kata Arsenio.

"Lah salah ya? Terus apaan?" Tanya Joshua.

"Sudahlah gak usah banyak tanya, menurut riset orang yang banyak tanya itu cepet mati." Celetuk Arsenio tanpa dosa.

"Setan lu ya," kesal Joshua yang di jawab tawa oleh Arsenio

"Lu yang datang sendiri atau gue yang
jemput lu." Tegas Joshua.

"Oke fine, gue datang." Putus Arsenio
akhirnya.

"Cepetan."

"Lu kira gue punya pintu ajaib Doraemon gitu yang langsung bisa sampai di suatu tempat ke tempat yang lain hanya dengan membuka pintu saja." Kesal Arsenio yang di jawab kekehan di seberang sana.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang