papa Samuel tau

515 29 1
                                    


Sementara itu di mansion Aldibaran, malam ini Agam sendiri yang melatih kedua anaknya.

Karena hari biasanya anak-anaknya akan dilatih oleh orang kepercayaannya yaitu gilang.

Gilang adalah orang kepercayaan Agam setelah joy memutuskan untuk mengambil alih perusahaan kedua orang tuanya. Dan setiap berlatih kedua anaknya itu harus mengalahkan 10 orang bodyguard dengan tubuh gagah dan tinggi dan juga ahli beladiri melebihi anak buahnya yang lain. Apabila mereka kalah maka tidak ada jatah makan malam untuk mereka berdua.

Setega itulah Agam melatih anak-anaknya, karena jika ia lengah melatih kedua buah hatinya maka nyawa merekalah yang akan terancam. Karena hampir setiap hari malaikat maut akan menyapa mereka. Itulah resiko menjadi anak dari pemimpin mafia terbesar di Asia walaupun Agam sudah berusaha untuk menyembunyikan
identitas kedua buah hatinya tetap saja para musuhnya masih bisa mengetahui identitas anak-anaknya.

"Kalian berdua lawan papa." Kata Agam dengan tegas.

Dengan santai daren dan Amara melilit kain di tangan mereka berdua berjalan ke arah ring yang sudah ada Agam disana.

Agam sudah memasang kuda-kuda saat Amara dan Daren mulai memasuki ring.

"Serang papa." Tegas Agam kembali.

Kali ini Daren dulu yang menyerang sang papa dengan mudah Agam menepisnya, dan menendang tubuh Daren. Karena Daren yang kurang bersiap membuat Daren terjatuh.

"Tendanganmu kurang kuat boy, fokus!" Bentak Agam.

Melihat sang adik yang terjatuh kini giliran Amara yang maju, Amara juga melakukan hal yang sama yaitu mendang sang papa di area dadanya dengan mudah Agam menepisnya, tidak tinggal dia Amara memutar badannya dan hendak mendengar kepala sang papa Agam juga
bisa menghindarinya.

"Fokus girl, jangan hanya tendangan saja. Gunakan anggota badanmu yang lain. Pukul papa!" Pekik Agam.

Amara melakukan apa yang di perintahkan sang papa, Amara memukul ulu hati sang papa tapi berhasil di tepis oleh Agam. Tidak tinggal diam Amara mendang tulang kering sang papa tapi dengan gesit pula Agam berhasil menghindarinya.

Amara menggunakan gerakan menipu seolah akan memukul dagu sang papa, Agam dengan mudah menghindari tapi disaat bersamaan Alsava meloncat dan memutar tubuhnya dan gerakan itu cukup cepat sehingga berhasil mendendang rahang papanya walaupun hanya sedikit karena Agam berhasil menghindari tendangan putrinya.

Agam tersenyum tipis melihat adanya kemajuan dari sang putri. Sementara Amara tenngah mengatur nafasnya yang naik turun karena saat melawan sang papa Amara memagrahkan semua tenaganya.

"Ayo Daren lawan papa dan kamu kak
boleh turun." Tegas Agam, lalu Daren berlari kearah sang papa dan mulai menyerang papanya. sementara Amara beranjak untuk turun kebawah ring.

Amara sudah turun dari ring dan dengan langkah berat dan duduk di kursi yang telah tersedia di ruangan itu seorang pelayan yang setia berada di sana mengambilkan Amara air dan handuk.

Diteguknya air minum hingga tandas oleh Amara, tidak lama kemudian pelayan yang tadinya memberikan minum Amara memberikan handphone Amara.

"Nona muda dari tadi hp nona terus
berbunyi." Kata pelayan itu gugup.

Tanpa menjawab Amara mengambil handphone itu satu tangan pelayannya dan melihat siapa yang mengganggunya malam-malam begini. Karena nomer yang di pakainya ini tidak tidak ada yang tahu selain keluarganya saja.

Amara mengernyit heran saat melihat nomer yang tidak dikenal kembali menghubunginya.

Tapi Amara menolaknya, dan kembali
sebuah pesan masuk kedalam nomer
handphonenya.

ARSENIOWhere stories live. Discover now