latihan

345 24 0
                                    


Satu jam berlalu Arsenio mulai sedikit goyah, Gilang yang berada dibelakang Arsenio langsung berdehem.

Seketika Arsenio langsung kembali pada posisi semula. Berkali-kali Arsenio menghela nafas lelah, tapi masih berusaha untuk bertahan.

"Kuda-kuda adalah tahap paling awal ilmu beladiri. Kalau kamu tidak bisa membangun kuda-kuda yang kokoh maka dengan mudah musuh akan mengalahkanmu." Ucap Gilang dingin seraya memutari tubuh Arsenio.

Arsenio meneguk dengan susah payah
salifanya dan tidak berani menjawab ucapan Gilang.

Mata Gilang terus mengawasi Arsenio, sekecil apapun pergerakan Arsenio maka akan ditegur oleh Gilang.

Pria tampan yang baru menginjak kepala tiga ini adalah sosok yang tegas dan dingin, Gilang mempunyai hutang budi pada tuan besarnya yaitu Agam dimasa lalu.

Oleh sebab itu, Gilang akan selalu mengikuti perintah Agam apapun itu. Apalagi Gilang telah di percaya untuk mengajari ke dua putra dan putri Agam yaitu Amara dan daren. Dan sekarang bertambah lagi satu tanggung jawab baru yaitu Arsenio. Dengan senang hati Gilang akan mengajarinya.

Gilang merupakan sosok tegas dalam segala hal, apalagi dalam ilmu beladiri, walaupun itu calon pewaris BLACK SHADOW sekalipun.

Satu jam kemudian.

"Sudah, dan sekarang berdiri dengan posisi sempurna." Ucap Gilang tegas.

"Baik uncle." Jawab Arsenio.

"Saya kasih waktu kamu istirahat 15 menit." Kata Gilang dingin, setelah itu berlalu pergi dari hadapan Arsenio.

Arsenio langsung bisa bernafas lega lalu duduk di lantai tempatnya berdiri dengan meluruskan kakinya.

Amara datang dan duduk di samping Arsenio lalu memberikan sebotol air minum pada Arsenio.

Arsenio menerimanya lalu meminumnya dengan rakus.

"Capek?" Tanya Amara tersenyum tipis.

Arsenio mengngguk lemah.

"Nyerah?" Ejek Amara.

"Tentu saja tidak." Tegas Arsenio seraya menatap Amara yang malah tertawa kecil.

Mata Arsenio tidak lepas dari wajah cantik pujaan hatinya ini. Rasa lelah dan letih yangbdialaminya seketika menguap begitu saja. Seakan-akan tawa Amara adalah obat dari rasa lelahnya.

"Persiapkan dirimu Arsen, karena uncle Gilang akan membuatmu kualahan sebentar lagi. Uncle Gilang tidak pandang bulu jika sudah cosplay menjadi guru." Ucap Amara tersenyum tipis.

"Gak papa, aku akan selalu siap dengan ajaran uncle Gilang, asalkan setelah selesai latihan aku disambut dengan senyum manismu baby." Ucap Arsenio menaik turunkan alisnya.

Seketika Amara memalingkan wajahnya mendengar ucapan Arsenio barusan. Pipi Amara memanas seketika hanya karena ucapan sederhana Arsenio.

"Istirahat selesai, waktunya latihan
selanjutnya Arsen." Ucap Gilang yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Arsenio dan Amara.

"Siap uncle." Ucap Arsenio yang langsung saja berdiri.

"Ikat kedua kakimu dengan rantai yang paling kecil itu. Satu rantai berbobot 1 kilo gram. Setelah itu berlarilah keliling tempat latihan ini sebanyak 15 putaran." Kata Gilang panjang lebar.

Arsenio mengngguk lalu melakukan apa yang diperintahkan oleh Gilang. tempat latihan ini cukup luas, sama dengan lapangan futsal.

Setelah siap, Arsenio mulai berlari dengan beban dikakinya. Arsenio cukup kualahan dengan itu. Karena tubuh barunya memang belum sekuat tubuh lamanya.

ARSENIOWhere stories live. Discover now