memantaskan diri

391 27 0
                                    


"yang saya tanyakan apa hubungan kamu dengan putri saya." Tanya Agam to the point.

Glek, Arsenio menelan salifa dengan kasar.

"Saat ini hanya teman om, tapi saya berniat untuk menjadikan putri om calon istri saya." Tegas Arsenio.

Mata Amara membulat, bagaimana bisa cowok playboy seperti Arsenio bisa mengatakan hal segampang itu. Apalagi yang membuat Amara geram adalah ketika Arsenio seperti tidak ada takut-takutnya pada sang papa.

Sementara Agam terkekeh sinis mendengar ucapan pria muda di depannya ini.

"Punya apa kamu anak muda sampai
bermimpi untuk menjadikan putri saya istri kamu." Kata Agam seraya menatap tajam Arsenio.

Agam akui kalau pemuda di depannya ini punya nyali besar, dan Agam suka dengan keberanian Arsenio.

Sontak perkataan Agam langsung membuat Arsenio menunduk, benar punya apa dirinya sehingga bermimpi menjadikan seorang alsava menjadi istrinya.

"Saya tahu kalau kamu anak orang kaya dilihat dari barang branded yang menempel ditubuh kamu." Kata Agam menatap intens pada Arsenio.

Arsenio sontak mengangkat kepalanya dan menatap Agam yang kini menatapnya datar.

"Soal harta putriku tidak akan pernah
kekurangan. Tapi jika kamu benar-benar berniat menjadi calon menantuku. Pantaskan dirimu," tegas Agam lagi.

"Saya pasti akan berjuang untuk
memantaskan diri demi putri anda om." Jawab tegas Arsenio.

Kini Agam tersenyum tipis dibuatnya.
"Kamu tahu siapa keluarga kami sebenarnya?" Tanya Agam.

Arsenio mengangguk pelan. "Kelompok mafia BLACK SHADOW." Jawab Arsenio.

Agam tersenyum tipis mendengarnya,
ternyata otak pemuda didepannya ini cukup cerdas dan tanggap juga.

"karena keluarga kami adalah keluarga mafia dan kamu tahu sendiri kalau kami mempunyai banyak musuh. Dan malaikat maut hampir menyapa keluarga kami setiap hari." Lanjut papa agam

"Saya mengerti maksud om, saya akan
berlatih dengan keras supaya bisa memantaskan diri untuk putri om. Dan saya berjanji akan menjaga putri om dengan nyawa saya sendiri." Tegas Arsenio.

Agam terkekeh mendengar ucapan Arsenio yang tegas dan tidak ada rasa gentar itu.

"Saya tidak butuh janji boy, saya hanya butuh bukti." Lanjut Agam lagi.

"Baik om akan saya buktikan, saya tidak akan datang kemari sebelum bisa memantaskan diri untuk Amara Zea Aldibaran putri anda itulah janji saya." Tegas Arsenio.

"Bagus saya suka semangat mu boy. Tapi kalau kamu mau belajar kuat datanglah kemari. Kamu boleh belajar bersama Ara dan Daren" Ucap Agam.

Tentu saja hal itu membuat Arsenio berbinar. "Boleh om?" Tanya Arsenio memastikan.

"Kalau kamu tidak_"

"Tentu, saya bersedia om." Potong Arsenio dengan cepat.

Sementara Agam menatap nyalang pada Arsenio yang berani-beraninya memotong ucapannya.

Arsenio yang sadar akan kesalahannya sontak langsung meminta maaf pada Agam.

"Maaf om saya kelepasan." Kata Arsenio dengan canggung.

"Ingat saya belum merestui kamu sebelum kamu pantas untuk putri saya, ingat itu!" Ucap Agam terkahir kali, setelah itu berlalu dari hadapan Amara dan Arsenio.

Setelah kepergian Agam, Arsenio langsung bernafas lega dan menyenderkan tubunya di sofa. Tak lupa menghapus keringat dingin yang ada didahinya.

"Bagaimana bisa lu mengatakan hal itu pada bokap gue ha!" Kesal Amara.

ARSENIOWhere stories live. Discover now