13. Berpihak

792 139 17
                                    

"Nona, Nona, bangunlah."

Aku melenguh kecil sebelum membuka mataku. Cahaya matahari yang menyiramku secara langsung membuatku harus kembali menutup mataku, lalu membiasakan retinaku dengan sinar natural tersebut.

Setelah itu, aku duduk di ranjangku dan melihat Meila, pelayan yang aku kenal, sedang menatapku dengan tatapan gelisah.

"Meila? Biarkan aku tidur lebih lama," kataku dengan suara khas bangun tidur. Aku masih merasa lelah, itu karena ada insiden aneh kemarin malam di mana seorang pria aneh mendobrak masuk ke kamarku.

Omong-omong soal pintu yang didobrak, aku masih ingat bahwa pintu kamarku masih dikunci kemarin malam. Setelah pria aneh itu memasuki kamarku dan mengeluarkan aura yang kuat dengan sembarangan, aku jadi lupa untuk membuka kunci pintu kamarku. Namun, melihat apa yang ada di genggaman Meila, sepertinya itu kunci cadangan.

Aku mengembuskan napas. Aku mengunci pintu supaya aku mendapatkan waktu sendirian, tetapi memang seharus itu ya mulai bersolek dan melakukan keseharian sebagai seorang bangsawan?

"Nona, saya mohon, cepatlah bangun dan mandi!" Meila menarik lenganku dengan keras, membuatku mau tak mau mengikuti arah tarikannya.

"Meila, tunggu! Aku mau tidur lagi!" tolakku.

"Tidak, Nona! Anda harus segera mandi, air hangatnya sudah disiapkan!"

"Tidak mau, Meila!" Aku memberontak.

"Ada Yang Mulia Putra Mahkota di bawah!"

Kalimat Meila membuatku membelalak. "Putra mahkota?! Maksudmu, Putra Mahkota yang itu?"

"Putra Mahkota di Kerajaan Eimeir hanya ada satu, Nona! Itu hanya Yang Mulia Cytreus! Beliau ingin menemuimu sekarang juga, jadi cepatlah mandi dan merias diri!"

Pikiranku langsung kosong. Ini sungguhan?

Meila yang melihatku terdiam pun langsung menarikku ke kamar mandi dan memasukkanku ke dalam bak mandi. Sembari dimandikan, aku masih memasang tatapan kosong.

Di dalam novel, Cytreus akan datang ke kediaman Cerle untuk merayu Aurie supaya dia memihak kerajaan. Dengan Aurie yang memihak kerajaan, Eimeir akan mendapatkan banyak keuntungan. Bagi Cytreus yang mementingkan rakyat dan kehidupan Eimeir ke depannya, menggenggam tangan Aurie dan menariknya untuk berpihak pada kerajaan akan dia lakukan sesegera mungkin sebelum pihak gereja beraksi.

Itu berada bab kedua di dalam novel.

Namun, Cytreus mengunjungiku dan bukan Aurie, ya? Rupanya, kejadian itu bukanlah sebuah mimpi. Di mana akulah yang disiram oleh cahaya perak dari langit untuk dianugerahkan kekuatan suci.

Namun, aku tidak mengerti. Mengapa Malicia, sang antagonis yang kerap kali mendoakan kehidupan sial Aurie, malah mendapatkan kekuatan suci dibandingkan sang protagonisnya?

Apakah Dewi Bulan melakukan kekeliruan? Jika pun iya, mengapa harus aku?

Lama membatin, aku sampai tidak sadar bahwa riasan dan pakaianku sudah siap. Gaun ini lebih mewah dan berat daripada gaun yang biasa aku kenakan, mungkin karena aku akan berhadapan dengan calon penguasa kerajaan sehingga harus terlihat lebih menarik? Riasan di wajahku terlihat lebih memesona daripada biasanya, wajahku dibuat semanis mungkin hingga aura antagonisnya lenyap tak bersisa, lalu rambutku dibiarkan tergerai dengan beberapa hiasan rambut di kedua sisi kepala.

"Ini, bukankah terlalu berlebihan?"

"Tidak berlebihan, Nona. Ini adalah penghormatan terhadap Yang Mulia," balas Meila ketika aku bertanya padanya.

Aku pun pasrah dan diseret menuju ruang tamu di lantai satu. Di pintu ganda ruang tamu, sudah berdiri dua sosok pengawal yang langsung membukakan pintu setelah melihat sosokku.

Accidentally, I'm Taking Over the Main Character's RoleWhere stories live. Discover now