Prolog

2.9K 300 38
                                    

White Lotus adalah sebuah judul novel yang menceritakan mengenai kisah gadis suci, dan pria yang mencintainya, bukan, maksudku adalah para pria yang mencintainya.

Di dalam novel White Lotus, Aurie Cerle adalah pemeran utama yang polos dan lembut, dia memiliki senyuman secantik rembulan, dan wajah secantik malaikat. Aurie juga dipuja banyak orang karena perannya sebagai seorang gadis suci yang dapat menyembuhkan luka fisik separah apa pun, kecuali kematian dan penyakit bawaan.

Dibandingkan dengan adik kembarnya, Malicia Cerle, dia adalah antagonis sejati. Semenjak Aurie ditetapkan sebagai seorang gadis suci karena memiliki kekuatan penyembuh, Malicia mulai menunjukkan ketidaksukaannya secara terang-terangan. Malicia selalu ingin Aurie celaka, dia selalu berdoa pada dewa supaya kehidupan Aurie berakhir sial, dan berusaha untuk menjatuhkan harga diri Aurie di hadapan banyak orang.

Sayangnya, apa pun yang Malicia lakukan, tidak akan pernah berhasil. Sebab, Aurie memiliki tiga pria yang menyukainya, mereka memiliki kekuasaan di Kerajaan Eimeir, membuat Malicia tak berdaya. Di pertengahan cerita, Malicia yang berusaha untuk meracuni Aurie, malah berakhir dibunuh oleh salah satu male lead.

"Hahaha, mampus lo!" Itulah yang aku katakan pada Malicia ketika dia diceritakan tengah sekarat dalam narasi novel.

Berita baiknya, perasaanku benar-benar terasa nyaman dan damai saat membaca kelanjutan White Lotus tanpa kehadiran Malicia di dalamnya. Sebenarnya, nama Malicia disebut beberapa kali oleh Aurie, tetapi membacanya saja membuatku memutar bola mata.

Malicia itu orang gila. Padahal Aurie menyayanginya sebagai saudari, mengasihinya, memberinya cinta ketika keluarganya tidak. Lantas, mengapa Malicia malah bersikap dengki pada takdir Aurie dan berniat mencelakainya, terlepas dari ribuan kebaikan yang Aurie tumpahkan pada Malicia? 

Oke, membicarakan perempuan dengan nama berinisial M itu saja sudah membuatku kesal bukan main. Pada akhirnya, novel White Lotus mampu aku tamatkan di tengah malam dengan ending yang menurutku bahagia. Di antara ketiga pria, Aurie memilih satu dan menikahinya. Itu saja sudah cukup bagiku.

Aku tersenyum dalam tidurku. Memimpikan bunga tidur yang indah di mana aku sedang minum teh bagaikan tuan putri. Namun, hanya lima detik berlalu, mimpi bunga musim semi di dalam ruang mimpi berubah terbakar oleh api ganas, bagaikan api kemarahan. Taman asri di mana burung berkicau berubah menjadi pemandangan yang mengerikan. Dan jangan lupakan jika api ini begitu panas. Apakah di dalam mimpi, bisa merasakan panas seperti ini?

Kedua mataku bisa melihat siluet di balik api yang membara, tengah menghampiriku. Ketika jarak pandangku dapat menangkap figurnya, aku menganga.

Warna rambut coral pink yang tegas, kedua mata berwarna hijau muda yang tajam, dan ekspresi dingin yang membuatku merinding. Walau aku hanya tahu ciri khas perempuan itu dari narasi novel, aku tentu saja langsung tahu jika perempuan itu adalah Malicia Cerle. Antagonis di dalam novel White Lotus.

Oke, pelototannya padaku benar-benar membuatku merinding. Ini mimpi buruk. Mimpi yang sangat-sangat buruk.

"Hei."

Wah, nada suaranya bahkan terdengar elegan! Namun, di saat yang bersamaan terdengar begitu dingin.

"Dasar, orang rendahan!" maki Malicia di hadapanku, jarak kami tinggal beberapa meter, sehingga aku bisa melihat sosok cantik Malicia dengan sorot marahnya. "Bagaimana bisa kau bahagia atas kematianku?! Aku tidak akan sudi jika kematianku disoraki oleh orang rendahan sepertimu! Akan kukutuk kau, manusia rendahan!"

Kalimatnya menusuk, nadanya dingin, dan kedua tangan terentang seolah hendak menarik kekuatan sihir di kedua tangannya. Perlahan, api yang berkobar mulai patuh pada pergerakan tangannya, lalu jatuh padaku tanpa aba-aba.

Aku berteriak ketika rasa panas menelan tubuhku hingga mati rasa dibuatnya. Inikah rasa dari kematian dan jatuh ke neraka?! Hal yang selanjutnya aku tahu adalah aku terbangun. Napasku tak beraturan dan keringat dingin menetes di pelipisku. Pakaian yang melapisi tubuhku menempeli setiap inci kulit akibat keringat, perasaanku juga campur aduk karena visual mimpi yang terasa begitu nyata.

"Apa itu?" gumamku. "Rasanya benar-benar nyata. Panas sekali, seperti dihantam oleh besi yang baru saja dibakar."

Aku mengembuskan napasku, berusaha untuk menenangkan deru napas yang memburu. Di saat itulah aku mendengar suara yang lembut memanggilku.

"Licia?"

Licia? Aku mengerutkan dahi, lalu menolehkan kepalaku.

"Licia! Kamu baik-baik saja? Apakah ada yang sakit?"

Aku mengerjap. Siapa orang ini? Siapa perempuan pemilik ekspresi lembut yang membuat hatiku bergetar ini?

"Licia, apa kamu ingat apa yang terjadi?"

"H-Hah?"

Mungkin karena kebingunganku, perempuan di sampingku mulai mengelus bahuku lembut.

"Mungkin karena kamu jatuh dari lantai dua, kamu sedikit kebingungan. Tidak apa-apa, Licia, kakakmu ada di sini. Aku akan melindungimu jika ada orang jahat lagi, ya."

Aku menganga. Tidak, bukan karena betapa lembutnya nada suara itu—sebenarnya itu juga, tetapi karena aku mulai menyadari ciri khas yang dimiliki perempuan itu.

Rambut berwarna rose quartz dan mata hijau tua, wajah lembut dan manis, tatapan teduh dan menenangkan.

"Aurie?"

Perempuan di hadapanku mengerutkan dahi, lalu sedikit menggembungkan sebelah pipinya, manis. "Aurie, apanya? Bukankah kamu selalu memanggilku 'Kak Aurie' dengan lucu, hm?"

Aku makin menganga. Malicia sialan itu! Dia rupanya benar-benar sudah mengutukku!

***

Harem lagi, hehehe. Silakan dinikmati cerita ini. Menurutku, aku bisa menulis genre harem dengan sangat baik, sehingga tidak perlu ada yang dikhawatirkan :) yah, selain aku yang baik dalam membunuh karakter, dan aku tidak janji kalau tidak akan ada yang mati di sini seperti di keempat novelku yang lain :) ups, apa ini spoiler?

Sampai jumpa lagi :)

Warna rambutnya Malicia

Warna rambutnya Malicia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Warna rambutnya Aurie

Warna rambutnya Aurie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

7 Agustus 2023

Accidentally, I'm Taking Over the Main Character's RoleWhere stories live. Discover now