11. Cahaya dari Langit

877 158 38
                                    

Cytreus tak lagi memedulikan aku atau keluarga Cerle, dia langsung mengikuti langkah pengawal yang terburu-buru menuju lokasi di mana seseorang itu terluka. Tempat itu tidak jauh dari gerbang masuk menuju lokasi perburuan.

Di saat yang sama, seseorang yang terluka itu dibawa menggunakan tandu oleh dua orang pengawal berseragam. Sepertinya, orang itu akan dibawa menuju ruangan dokter.

Para bangsawan yang penasaran juga berkumpul di sekeliling tuan muda yang terluka sehingga cukup sulit bagi kedua pengawal untuk menghalau para bangsawan supaya tuan muda yang terluka segera ditangani lebih lanjut.

"Katanya digigit oleh sekawanan serigala."

"Hah! Aku tahu itu, putra dari Marquis Lionel kan tidak kompeten!"

"Lihat, lukanya sangat parah."

Bisik-bisik menggema, aku mendengarnya tanpa sengaja.

"Tolong beri jalan!"

"Permisi! Permisi!"

Untungnya, para bangsawan yang berkumpul karena penasaran langsung menyingkir dan memberi jalan setelah melihat betapa parahnya luka si tuan muda. Seluruh tubuhnya nyaris dibasuhi oleh darah, entah darahnya sendiri atau darah orang lain, tetapi tubuh bersimbah darah bukanlah pemandangan yang nyaman untuk dilihat.

Ketika aku mencuri-curi pandang pada tuan muda itu, aku melihat pakaian mewahnya sudah robek karena luka dalam di area perut, lengan, leher, dan kakinya terkilir dengan posisi yang aneh. Rambutnya yang pirang berantakan dan tebercak oleh darah. Wajahnya pucat sekali, bahkan dadanya tak menunjukkan tanda-tanda bahwa napas tengah ditarik.

"Yang Mulia, dokter sudah melakukan penanganan pertama, tetapi luka ini terlalu parah hingga melukai organ vitalnya, nyaris tak dapat berfungsi lagi," ujar sang pengawal yang menuntun Cytreus pada si tuan muda. "Jika dia tidak segera disembuhkan, mungkin nyawanya tak akan tertolong."

Cytreus kelihatan sangat gelisah. "Apa yang harus dilakukan lagi?"

"Yang Mulia, bagaimana dengan memanggil seorang penyihir dan merapalkan sihir penyembuhan? Mungkin karena lukanya terlalu parah, sihir penyembuh saja tidak cukup untuk memulihkan tubuh kembali ke sedia kala, tapi bukankah itu lebih baik daripada kehilangan nyawa?"

Cytreus kebingungan.

Mungkin saran dari sang pengawal itu berguna, tetapi ada poin lain yang tengah Cytreus pertimbangkan. Penyihir sangat langka. Bahkan Cytreus tahu bahwa hanya ada tiga penyihir saja yang berafiliasi pada kerajaan, dan mereka tidak sedang berada di ibu kota. Meskipun Cytreus memanggil salah satu penyihir, nyawa dari si tuan muda tidak akan segera tertolong karena tidak ada yang bisa mengirim surat pemanggilan secara instan kecuali dengan sihir.

"Tidak ada penyihir di sini," keluh Cytreus. "Aku cukup lengah karena tidak memanggil penyihir untuk bergabung."

"Yang Mulia ...."

"Andaikan ada Helix di sini."

Pendengaranku yang tajam bisa mendengar nama Helix disebutkan oleh bibir sang putra mahkota. Aku mengerjap, Cytreus mengenali Helix? Bahkan saat itu juga, Sonet tampak mengenali Helix, dan kini Cytreus? Sebenarnya, apa hubungan Helix dengan dua bintang Eimeir?

Omong-omong soal Helix, aku kehilangan jejaknya. Ditambah, dia menggunakan sihir tembus pandang sehingga aku tidak bisa mengikuti ke mana dia pergi. Atau mungkin saja, selama ini, dia berada di sampingku, mengikutiku tanpa aku tahu.

"Tuan Helix?" bisikku.

"Nona?"

Oh, dia masih ada di sekitarku rupanya.

Accidentally, I'm Taking Over the Main Character's RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang