Chapter 33 : Kekalahan Rias Gremory

48 4 0
                                    

Chapter 33.

Pertempuran masih belum berakhir, kini pertempuran tersebut semakin bertambah memanas, dengan kedua pihak yang telah kehilangan sebagian besar kekuatannya. Untuk pihak Riser, mereka masih mempunyai cukup banyak anggota yang tersisa, namun untuk pihak Rias, gadis berambut merah tersebut hanya mempunyai 4 bidak saja yang tersisa.

Tapi walaupun begitu, pihak Rias masih terus bersemangat untuk menjadi pemenang dalam Rating Game ini, Rias yakin, jika ia dan para Bidak-bidaknya mau berusaha dengan keras, maka kemenangan pasti akan jatuh ke tangannya.

Sementara Kiba dan Issei yang tengah dalam perjalanannya untuk menyusul Rias, Araki masih bersandar lemah pada sebuah tembok yang terletak di pinggir lapangan Akademi Kuoh. Pemuda berambut putih tersebut sama sekali tidak bisa bangkit lagi, ia benar-benar sudah mencapai batasnya sendiri.

Tetapi semangat untuk memenangkan pertempuran ini demi Buchou nya, membuat Araki tidak ingin untuk keluar dari dalam pertempuran ini. Memang ia sudah mencapai batasnya, tapi ia akan berusaha untuk melampaui batasnya sendiri demi Rias, karena ia telah berjanji kepada gadis tersebut.

"Arghh!"

Araki merasakan sakit yang teramat pada saat ia mencoba untuk kembali bangkit, ia sudah kehabisan tenaga, bahkan kekuatannya juga sama sekali tidak dapat membantunya lagi. Dengan tertatih-tatih, ia pada akhirnya dapat kembali berdiri dan segera melihat sekelilingnya, barangkali ia bisa menemukan keberadaan Rias dan Asia.

Tetapi sayangnya, bukan Rias dan Asia yang ia lihat, melainkan Bidak-bidak Riser yang ternyata masih berniat untuk mengepung dirinya. Dihadapannya kini, terdapat tiga orang gadis yang siap untuk menyerangnya kapan saja.

"Sayangnya, ini adalah akhirmu!"

Gadis berambut pirang bertubuh kecil tersebut berkata dengan suaranya yang penuh dengan kemenangan, seolah-olah Araki saat ini bukanlah tandingannya. Sementara itu, Araki sama sekali tidak ada niatan untuk melawan mereka semua, kali ini, ia lebih memprioritaskan untuk segera menemukan keberadaan Rias dan Asia.

Blast!

Belum sempat Araki menemukan keberadaan Rias dan Asia, ia kembali dikejutkan oleh suara ledakan yang sangat menggelegar. Tanah seketika bergetar dengan sangat hebat, disusul oleh percikan-percikan tanah yang tengah terpental ke udara.

Tentu saja, Araki merasa sangat terkejut akan ledakan tersebut. Firasatnya semakin bertambah buruk, ia khawatir, jika ledakan tersebut adalah suatu pertanda buruk untuknya dan juga Rias.

**Satu Knight Rias-sama, telah gugur...**

Jantung Araki seketika terasa telah berhenti berdetak, kedua matanya seketika melebar, ia tidak percaya jika ledakan tersebut telah mengakibatkan Kiba gugur. Amarah semakin terbentuk dalam dirinya, meledak-ledak layaknya sebuah Gunung Berapi yang siap untuk meletus dengan sangat dahsyat.

Araki mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat, sampai-sampai dari keduanya, mengalir keluar darah segar. Mereka sudah cukup untuk berlaku sejauh ini, kini, mereka harus membayar untuk semuanya. Kiba, Koneko, dan Akeno-san, ia akan memastikan jika Riser dan para Bidak-bidaknya akan membayar berkali-kali lipat dibandingkan semua penderitaan dan rasa sakit yang telah teman-temannya rasakan.

"Cukup!"

Blast!

Ledakan yang amat sangat dahsyat seketika terbentuk tepat di tempat Araki berdiri, angin berhembus dengan sangat kencang, tanah bergetar dengan sangat hebat, dengan diiringi petir-petir besar yang menyambar dengan sangat ganas.

Semua Bidak-bidak Riser yang ada disekitarnya, seketika dibuat terbang menjauh oleh gelombang ledakan tersebut. Mereka semua tidak percaya akan apa yang telah mereka lihat dengan kedua matanya sendiri, dan kini, mereka dipastikan akan menderita.

A Legend Amongst The Dragons : Embodiment Of CreatorWhere stories live. Discover now