chapter 21

1.1K 81 1
                                        

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jendral melajukan motornya menuju rumah hillyan, mendengar kabar bahwa pacarnya sedang bersedih membuat jendral tak tega, apalagi joshua mengatakan hillyan tak mau makan dari semalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jendral melajukan motornya menuju rumah hillyan, mendengar kabar bahwa pacarnya sedang bersedih membuat jendral tak tega, apalagi joshua mengatakan hillyan tak mau makan dari semalam.

Sesampainya dirumah hillyan, jendral masuk kedalam rumah itu dan mendapati joshua dan Jeremy sedang duduk disoffa ruang utama dengan raut khawatirnya.

"Ohh udah sampe jen, makanan nya udah ada dikamar adek, tolong bujuk supaya mau makan ya jen, kasian adek"ucap joshua lalu berdiri dari duduknya.

"Jen, tolong ya" ujar Jeremy pelan yang diangguki oleh jendral.

"Gue naik dulu bang" ucap jendral sopan.

"Sayangg" panggil jendral dengan nada lembutnya.

Hillyan yang sedang duduk di kasurnya, menyenderkan kepalanya dikepala ranjang, melamun entah memikirkan apa, mendongak ketika panggilan itu terdengar oleh telinganya, detik berikutnya jendral sedikit meringis karena mata hillyan yang terlihat begitu bengkak serta bibir hillyan yang sedikit pucat.

Jendral duduk di tepi ranjang milik hillyan dan hillyan langsung menubruk tubuh kekar itu, hillyan menangis meraung karena pujaan hatinya, tempat keluh kesahnya kini ada di hadapannya, membuatnya begitu lepas menangis karena sejak semalam dirinya hanya menangis tanpa suara.

Tentunya ucapan Jeremy selalu terngiang ditelinga hillyan, hillyan merasa dirinya benar-benar menyusahkan selama ini, hillyan sampai takut untuk bertemu dengan Jeremy karena cekalan kasar Jeremy kemarin membuat tangannya terasa sakit walaupun tak membekas.

Jendral usap lembut rambut sang kekasih, memberikan pelukan hangat yang mungkin hillyan butuhkan, membuat hillyan merasakan nyaman yang amat sangat.

"Makan yuk,nantil cerita sama gaga kenapa kamu bisa kaya gini, mauu?" ujar jendral sambil tersenyum manis.

"Mauu" jawab hillyan dengan suara seraknya.

Suapan demi suapan sudah jendral berikan, hingga makanan di piring itu tak tersisa, dilanjutkan dengan jendral memberi minum untuk hillyan, setelahnya jendral duduk dihadapan hillyan menggenggam kedua tangan hillyan dan sesekali mengelus nya.

"Udah mau cerita?" tanya jendral lagi.

"Kemarin kan kamu anter aku pulang, pas aku masuk ada bang Jeremy sama pacanya ada diruang TV, kamu tau kan gimana aku ngeluh cape sama kamu kemarin?"

"Aku juga ngga tau kenapa bawaanya
sebel aja gitu, makanya pas bang jere
minta aku kenalan sama pacarnya aku ngga mau, tapi bang jere marah
karena katanya aku ngga sopan"

"aku juga tau kok, tapi iní posisinya aku lagi cape ga, aku cuma butuh istirahat, tapi bang jere paksa aku
buat kenalan duiu sama kak tara"

"Habis itu aku kenalin nama aku ke kak tara danbilang maaf soalnya aku lagi pengen istirahat, tapi bang jere masih ngga terima, dia narik tangan aku sampai akhirnýa abang jo dateng"

"Sebelum bang jo dateng, ada omongan bang jere yang buat aku kepikiran terus sampe sekarang ga, bang jere bilang aku selalu nolak kalo dia bawa pacar-pacarnya buat dikenalin ke aku"

"bang jere juga bilang dia ngga mungkin hidup selamanya sama aku ataupun bang jo, dia juga pengen punya pasangan"

"bang jere bilang aku ok-ok aja pas bang jo kenalin kak tena, tapi kenapa pas dia kenalin kak tara aku kaya ngga suka gitu"

"aku bukan ngga suka ga, aku cuma lagi ngga mood aja kemarin, cuma memang mungkin bang jere ngga paham makanya dia terus-terusan maksa aku, aku masih belum mau ketemu bang jere karena aku selalu inget kata-kata dia kemarin yang buat aku ngga berhenti nyalahin diri aku sendiri karena keegoisan aku"

Belum semuanya tersampaikan,
hillyan kembali menangis sedih, air
matanya semakin deras saat jendral
membantunya untuk tenang dan
berhenti menangis, hillyan remat
jaket yang jendral pakai, hillyan
meminta pelukan lagi intuk
membantunya kembali menceritakan
semuanya.

"Aku udah boleh ngomong?" tanya jendral sambil mengusap pipi hillyan lembut.

"Bolehh" jawab hillyan

"aku ngga bisa mihakkamu ataupun
bang jere dalam masalah ini sayang,
tapi yang aku tangkep dari cerita kamu, aku paham gimana bang Jeremy excited mau kenalin kak tara ke kamu, tapi respon kamu kurang
baik"

"Mungkin hal itu yang bikin bang Jeremy keluarin kata-kata yang menurut kamu kasar"

"Tapi tentunya aku ngga bisa salahin kamu karena kamu lagi ngga dalam mood yang baik kemarin, aku pahm banget Kenapa kanmu bisa sampai kaya gini"

"kamu cuma belum siap karena bang jo baru kenalin kak tena beberapa hari lalu, dan kemarin bang Jaremy bawa kaktara buat kenalin kekamu, mungkin kamu mikirnya kasih sayang mereka akan berkurang"

"Tapi mau bagaimanapun, kamU
tetap adik kecilnya bang jo dan bang je sayang, mereka ngga akan pilih antara kamu atau pacar mereka, aku emang ngga punya kakak atau adik jadi ngga tau ginmana perdebatan diantara kalian"

"tapi aku yakin kedua abang kamu ngga pernah gantin posisi kamu
dihati mereka sama pacarnya yang
sekarang, karena kamu punya tempat
tersendiri dihati mereka"

Mendengar semua nasihat jendral, jendral mengucapkannya dengan tutur kata yang lembut, yang akhirnya membuat hillyan sadar kalau dirinya tak akan pernah tergantikan, mungkin setelah ini dirinya bisa meminta maaf pada Jeremy dan berbaikan, juga meminta untuk kembali bertemu tara agar masalah ini tak membuat tara menjauhi abangnya.

Kehadiran jendral yang begitu mengerti nya, begitu dewasa membuat hillyan semakin merasa disayang, terimakasih pada Tuhan karena dirinya diberikan kekasih seperti jendral.

Malam itu jendral diizinkan  menginap dirumah itu untuk tetap menjaga kelelapan tidur hillyan, joshua tau jendral takan berbuat macam-macam karena semua kejadian didalam tadi ketika jendral begitu baik menasehati hillyan karena masalah kemarin membuat kedua abang hillyan tau bahwa jendral benar-benar menyayangi adik mereka dengan tulus.

TBC 🌞

Jangan lupa vote-nya 🌞








WITH YOU (Nohyuck) ^•^ [END] ^•^Where stories live. Discover now