Ke-tujuh teman masa SMP yang berpisah karena sekolah di SMA yang berbeda, Kembali berkumpul saat mereka akan menjadi Mahasiswa baru di sebuah kampus.
Dua dari ke-tujuh orang itu sama-sama memiliki perasaan sejak SMP, tapi belum saling mengungkapka...
Hari ini Hillyan tak ada kelas, makanya saat Jeremy berpamitan akan pergi ke sebuah tempat karena akan ada pemotretan Hillyan memaksa ikut, Hillyan itu tidak suka kesepian makanya hari ini joshua harus pergi keluar kota makanya dirinya lebih memilih ikut Jeremy ketimbang dirumah.
Jeremy sebenarnya ingin menolak permintaan hillyan karena lokasi pemotretannya di sebuah pantai dan sekarang sedang musim panas, hillyan itu tidak tahan panas, kulitnya akan memerah kalau terlalu lama terkena panas matahari, namun melihat hillyan yang sedih karena ditolak, membuat Jeremy mau tak mau mengizinkan hillyan untuk ikut.
Jeremy melajukan mobilnya menuju lokasi dengan hillyan yang sedang duduk di kursi samping sambil sesekali memakan ice cream nya, Jeremy merasa gemas dan berakhir mencubit pipi gembul adiknya itu.
"Kenapa abang cubit-cubit?" tanya hillyan menatap Jeremy kesal.
"Habisnya gemes, bisa ngga jangan lucu-lucu" jawab Jeremy gemas.
"Abang ngga jelas, adek ngga ngapa-ngapain masa dibilang lucu, aneh" ucap hillyan lalu kembali memakan ice creamnya.
Jeremy hanya tersenyum mendengar ejekan hillyan terhadapnya, setelah beberapa menit kembali fokus menyetir, kini mereka sudah sampai dipantai, sebelum hillyan turun Jeremy memakaikan jaket dan topi miliknya pada hillyan.
"Panas tau abang, masa adek pakai kaya gini" hillyan mencoba menolak.
" Justru karena panas makanya abang kasih kamu jaket sama topi, mau kulitnya merah-merah?" tanya Jeremy penuh dengan penekanan.
"Ishh yasudah" ucap hillyan cuek.
Hillyan sedang asyik memperhatikan Jeremy yang sudah mulai dipotret, hillyan tersenyum manis karena melihat kakaknya yang begitu tampan, hillyan sangat serius memperhatikan Jeremy makanya saat ada seseorang yang sedang berjalan tergesa tak melihat badan hillyan yang sedang berjongkok, dan berakhir orang itu menubruk hillyan dan menumpahkan minuman itu ditubuh hillyan.
Jeremy yang sedang dipotret menjadi tak fokus karena melihat kejadian itu, Jeremy lari menghampiri hillyan lalu membantu hillyan berdiri, Jeremy cek tubuh adiknya itu untuk memastikan bahwa hillyan tidak terluka.
Bukanya meminta maaf orang yang tadi menubruk hillyan malah marah dan melihat hillyan dengan tatapan tak suka.
"Ngapain duduk disitu? Minuman gue jadi tumpah" sentak wanita itu lalu berdiri.
"Kok lo marah? Harusnya lo yang minta maaf" Jeremy balas menyentak karena tak terima hillyan dimarahi.
"Jer apaan si, lagian dia siapancoba, disini tuh bukan tempat bocil main, tau tempat dong" ucap karin dengan nada tak suka.
"Gue peringatin sama lo, dia adek gue, dan jangan pernah berani nyakitin dia" Jeremy melotot kearah wanita itu.
"Biasanya juga lo ngga bawa adek, manja banget pake ikut segala" ucap wanita itu lagi sambil menatap remeh kearah hillyan.
"Gue bilang jangan ngomong kasar sama adek gue, karin!" bentak Jeremy yang sudah sangat marah.
Ya orang yang sedang berdebat dengan Jeremy bernama karin, salah satu staff yang Jeremy kenal sebagai orang yang suka seenaknya.
Jeremy tak terima saat karin berani memarahi adik kesayangnya itu, bahkan Jeremy saja tak pernah memarahi hillyan, maka ketika ada orang lain yang berkata kasar dan coba menyakiti hillyan, Jeremy merasa tak terima dan marah.
"Mending lo urus deh ni cewe, gue cabut, gue paling ngga suka ada orang kasar sama adek gue, ngga perduli mau cowo atau cewe" Jeremy pergi begitu saja.
Jeremy berbicara pada staff pria yang berada di sana lalu menggandeng hillyan pergi dari sana, Jeremy membukakan pintu mobil untuk hillyan lalu setelah mereka berdua ada didalam mobil, Jeremy melihat hillyan tengah menangis.
Jeremy memilih pulang daripada harus meneruskan pekerjaannya namun dalam keadaan tak fokus, biarlah Jeremy dianggap tidak profesional sekalipun, Jeremy hanya tak ingin ada orang yang menyakiti hillyan.
"Jangan nangis dek" ucap Jeremy sambil mengusap air mata di pipi gembul hillyan.
"Kenapa abang ngga lanjutin aja adek mau minta maaf sama kakak itu, adek yang salah karena duduk disitu, jadi kakaknya ngga liat dan jadi nubruk aku" hillyan merasa tak enak hati.
"Abang ngga perduli kalaupun abang harus membatalkan kontrak dan bayar denda, âbang paling ngga suka kalo ada orang kasar sama adek"
"Kalau emang orang itu baik, harusnya tadi dia minta maaf walaupun menurut dia, dia ngga salah" Jeremy benar-benar tak tega melihat wajah sendu hillyan.
"Maafin adek udah ngerusak semuanya, adek ngga mau abang batalin kontraknya cuma karena kejadian ini, adek benerbener ngga papa kok" hillyan menunduk merasa bersalah.
"Kita balik lagi kesana ya? lanjutin pekejaan abang, abang ngga boleh keliatan ngga profestional" ucap hillyan lalu mengelus wajah Jeremy.
"Abang sendiri udah berjuang sejauh tni buat jadi model, jangan biarin hal sepele buatnama abang jadi jelek, adek beneran ngga papa kok"
"Adek malah semakin ngerasa bersalah kalau abang kayangini, adek sama kakak itu sama-sama salah jadi abannngga perlu marah-marah"
Jeremy sangat suka melihat sisi hillyan saat ini, hillyan yang mampu membuatnya tenang hanya karena ucapan lembutnya dan kasih sayang yang hillyan kasih lewat semua ucapannya.
Hillyan mempunyai sisi dewasa dimana dirinya mampu menghentikan amarah kedua abangnya hanya dengan pelukan bahkan tutur lembutnya.
Hillyan sempat menangis tadi bukan karena takut dimarahi, tapi hillyan merasa bersalah karena dirinya tak memperhatikan sekitar, hillyan merasa bersalah karena ulahnya pekerjaan sang abang jadi berantakan.
"Yaudah kita turun lagi ya, atau adek mau disini aja? abang paling 15 menit lagi selesai"
"Itu jajannya dimakan, abang janji ngga lama, adek disini aja main game ya" Jeremy mengambil jajan yang berada dikursi belakang.
"Tapi adek mau minta maaf sama kakak yang tadi" ucap hillyan menatap keluar mobil.
"Biar abang yang sampaikan" Jeremy memberi pengertian agar hillyan tak lagi ikut keluar.
"Emm, bilangin sama kakak tadi, kalau hillyan tidak sengaja dan minta maaf ya abang" hillyan tersenyum manis.
"Iya sayang" Jeremy mencium pelan kening adik kecilnya.
Jeremy turun dari mobilnya lalu menghampiri beberapa staff yang terlihat sedang memarahi karin, Jeremy meminta untuk melanjutkan pemotretan agar dirinya bisa cepat pulang, pesan yang hillyan minta tadi tidak Jeremy sampaikan karena menurut Jeremy tidak perlu karena hillyan tidak bersalah.
Bahkan mulai sekarang mungkin Jeremy akan meminta untuk karin supaya tidak diikutkan dalam pemotretan di outdoor dijadwalkan Jeremy berikutnya, sesayang itu Jeremy kepada hillyan dan tidak akan membiarkan orang lain bahkan yang tak kenal dengan adiknya itu untuk merendahkan hillyan ataupun menyakiti hillyan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.