Ke-tujuh teman masa SMP yang berpisah karena sekolah di SMA yang berbeda, Kembali berkumpul saat mereka akan menjadi Mahasiswa baru di sebuah kampus.
Dua dari ke-tujuh orang itu sama-sama memiliki perasaan sejak SMP, tapi belum saling mengungkapka...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jendral sudah sampai dirumah hillyan lalu dirinya masuk kedalam rumah megah itu, dapat jendral lihat Jeremy sedang duduk di soffa ruang utama sambil sesekali menyeruput kopinya, Jeremy tersenyum kearah jendral lalu menyuruh jendral duduk disebelahnya.
"udah baikan sama adek?" tanya jeremy lalu terkekeh.
"Loh bang Jeremy tau gue berantem sama Lyan?" jendral bertanya balik.
"Gue kaget aja semalem si adek pulang pulang nangis" ujar Jeremy santai.
"Pas gue tanya katanya lo marah karena adek gue pergi ngga izin, gue sih cukup paham ya kenapa lo bisa marah sama adek" ucap Jeremy lagi.
"Gue jadi ngga enak karena udah bikin adek lo mangis bang, semalenm gue nganggepnya Lyan kurang respect aja sama gue soalnya lebih mentingin rasa ngga enaknya dia dari pada jujur sama gue" ucap jendral memberi penjelasan.
"Selama si adek nangis bukan karena lo yang sakitin da sih gue masih ngga papa Jen, tapi kan lo tau sendiri adek gue emang orangnya terlalu baik dan ngga enakan" ujar Jeremy lalu tersenyum.
"Iya bang, semalem juga temen gue dateng kerumah dan jelasin semuanya, gue jadi ngrasa bersalah karena sempet marahin Lyan tadi malem makanya semalem gue nelfon dia buat minta maaf" jendral tersenyum kecil.
"semalemjuga sempet ngga mau dilepasin pelukannya karena nangis terus, trus pas semalem gue tinggal ke toilet, pas gue udah mau balik lagi gue denger dia lagi telfonan" ucap jrremy.
"Gue merasa bersalah bang, karena ini bukan sepenuhnya salah lyan" jendral menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Gue tau ini hubungan lo sama adek gue, cuma adek gue ngga biasa sama sikap keras jen, lain kali kalo ada masalah tolong di bicarain baik-baik aja jen, ngga tega banget gue lihat adek gue nangis mulu kaya semalem" Jeremy memberi nasihat.
"lya bang, lain kali gue pastiin hal kaya giņi ngga keulang lagi" ujar jendral lalu tersenyum.
"Kalian ngomongin aku ya?
Suara Hillyan memenuhi rumah itu, terlihat hillyan turun dari tangga dengan sedikit berlari, jendral dan juga Jeremy memandang hillyan gemas.
"Duhhh senengnya nih adek abang udah baikan ya sama pacarnya" Jeremy mengusak rambut hillyan lembut.
"Hehe iya dong abang, adek berangkat kekampus dulu ya?" Pamit hillyan pada jeremy
"Iya sayang, Hati-hati ya, jen titip ya" ujar jeremy lembut.
Jeremy memeluk tubuh kecil adiknya dan mencium kening hillyan, dan hillyan membalas dengan ciuman dipipi kiri Jeremy, jendral berpamitan lalu menggandeng tangan mungil hillyan menuju mobilnya, setelah mereka berdua masuk kedalam mobil, jendral memberikan bucket bunga berisi beberapa cokelat dan juga boneka beruang kecil, hillyan tersenyum lalu memeluk tubuh kekar jendral.
"thank you sayang, kenapa tiba-tiba kasih ginian?" tanya hillyan dengan nada lembutnya.
"ngga kenapakenapa, aku cuma mau minta maaf lagi aja karena masalah kemarin, maaf karena udah bentak sayangku ya?" ujar jendral tak kalah lembut.
"Kan aku yang salah ga" ucap hillyan lirih.
"ngga usah dibahas lagi sayang, aku beneran udah maafin kamu, I love you sayang" ujar jendral mengusap pipi lembut hillyan.
"I love you too sayang" jawab hillyan lalu tersenyum.
"Mervin semalem kerumah kamu?" tanya hillyan lagi.
" iya, aku pukul juga semalem" ujar Jeremy lalu terkekeh.
"Kok sampai pukul?" tanya hillyan mengernyitkan dahinya.
"emosi aja bawaanya lihat muka mervin, cukup aku pernah overthinking waktu dia bilang pernah suka sama kamu" ujar jendral.
"Beneran pernah overthinking?" tanya hillyan penasaran.
"iya, waktu itu kan aku belum tau kamu suka sama aku juga, aku fikirnya kamu juga bakalan suka sama mervin" ucap jendral menatap hillyan.
"waktu masih SMP dulu kan mervin pernah confess, cuma kan akunya emang sukanya sama kamu" ujar hillyan lalu tersenyum manis.
"Dih bisaan banget bocil" jendral terkekeh.
"Enak saja, aku bukan bocil ya kalo aku bocil kamu ngga boleh cium-cium aku lah" ancam hillyan.
Hillyan tak kunjung mendekat, malah sibuk menunduk sambil sesekali tersenyum, entah memikirkan apa, membuat jendral gemas sendiri lalu jendral lah yang mendekatkan dirinya pada wajah hillyan dan mulai mencium bibir kecil itu, hillyan yang sebenarnya merasa senang karena dicium pun melingkarkan tanganya pada leher jendral lalu membalas ciuman itu.
Lalu jendral melepas pagutan itu lalu tersenyum kearah hillyan, hillyan yang merasa malu pun memukul pelan dada bidang jendral, dan hal itu membuat jendral terkekeh gemas.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.