RINTIK SEBELAS

971 32 0
                                    

⚠ Have Harsh Words

"Rasanya maaf tidak bisa mewakili sakitnya"
-Ashakira
=====================================

Setelah istirahat selama dua hari, Asha tidak bisa melakukan banyak hal, bahkan untuk sekedar mencari tau siapa sebenarnya Ibu Ratih yang dimaksud Aksa harus tertunda, sampai hari ini barulah Asha merasa sedikit kuat dari sebelumnya. Tatapan penuh pertanyaan sudah mengarah pada Aksa dan Ibu angkatnya itu. Namun bukannya merasa ditatap penuh selidik, Aksa justru terkekeh melihat ekspresi itu.

"Santai dulu Sha...Alisnya gak usah dikerutin gitu...lo makin jelek kalo gitu"

"Dih, gue mau ekspresi apapun tetap cantik kali, kecuali hidup gue, nah baru jelek...."

"Makanya hidup sama gue, biar jadi indah..gue jamin..."

"Ck... yang ada gue darah tinggi mulu lo buat..."

"Cih... kalo diabetes sih mungkin gue bisa percaya...soalnya lo gak akan tahan setiap bangun pagi langsung disuguhi wajah manis gue..."

"PD banget pak...yang ad-----"

"Udah-udah...kenapa jadi kalian yang adu kepede-an ini... ingat loh disini juga Ibu yang gak kalah keren dari kalian berdua.."

Kini tatapan dua manusia itu beralih pada sosok ibu yang tersenyum seolah paling keren.

"Iyadeh... Ibuku ini yang paling keren"

Kini Aksa menggeser duduknya sampai bisa memeluk Ibu Ratih yang juga membalas pelukan hangat itu, sayangnya kejadian itu justru membuat Asha merasakan iri, andai bundanya masih ada pasti dia akan selalu merasakan pelukan juga. Menyadari Asha yang diam sambil menunduk, Ratih berpindah duduk disebelah Asha dan memeluk sosok rapuh itu.

"Kalau mau peluk Ibu itu gak usah malu-malu...kamu juga putri ibu sayang, walaupun putri kedua, karna ibu punya satu anak cewek lagi... tapi dia lagi tinggal di asrama Tuna Netra... dia pasti senang kalau tau punya adek juga... oh iya kamu pasti heran kan kenapa ibu bisa dua kali ketemu kamu dan selalu nasehatin kamu...ya karna anak cowok ibu yang ini nyuruh ibu"

Aksa memalingkan wajahnya karna ketahuan diam-diam mengikuti Asha bahkan meminta bantuan ibu angkatnya ini.

"Gak usah dijelasin juga lah, Bu.. eh tapi masalah anak cewek ibu yang satunya lagi, kok Aksa gak pernah lihat ya ?"

Mendapat pertanyaan itu, napas Ratih seperti tercekat entah bagaimana dia harus memberi alasan. Tanpa sadar dia baru saja membuka identitas Anak yang selalu di simpannya itu. Tapi belum sempat memberi alas an, Ashakira lebih dulu memotong pembicaraan itu.

"Idih...ya iyalah Ibu gak ngasih tau lo..entar lo gombalin lagi...lo kan buaya..."

"Cemburu ya bu ?"

"Najis banget..."

"Eh ribut lagi...dia kan di asrama karna Tuna Netra jadi jarang pulang...kalaupun pulang, kamunya lagi gak kerumah Ibu... jadi gak ketemu..."

Entahlah memang seperti itu adanya atau Ratih berusaha menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang seharusnya tidak diberi tau kepada orang lain, tapi hari ini lidahnya justru tidak bisa dikontrol untuk mengatakan bahwa anak perempuan satunya juga ada.

[ Ya Allah....maafkan ibu ya Zen..]

.....

Setelah tubuhnya mulai bersahabat, Asha meminta izin untuk balik kerumah. Sebenarnya Ibu Ratih maupun Aksa belum memberinya izin tapi dengan modal keras kepalanya akhirnya Asha pulang, walau Aksa tidak bisa mengantarnya karna setelah Asha sembuh justru Ibu Ratih yang jatuh sakit lagi. Aksa harus merawat dan menjaga ibu angkatnya yang sudah seperti ibu kandungnya itu.
Menarik nafas panjang. Asha mencoba melangkah masuk kedalam rumahnya ini. Namun yang dilihatnya justru ....

Rintik Terakhir (END)Where stories live. Discover now