RINTIK KESEMBILAN

931 42 1
                                    

Have Harsh Words, ignore timestamp

"Ternyata masih ada yang peduli"
- Ashakira

=====================================

Rentetan masalah
Kekecewaan
Sakit
Luka
List apa lagi yang harus dilewati Asha ?
Bahkan kejadian ini terus berulang dengan hal yang sama, orang yang sama. Hanya perbedaan soal waktu saja.

Sungguh memuakkan !

"Mana rumah sesungguhnya untuk Asha pulang, Tuhan ? Katanya rumah tempat ternyaman untuk kita pulang..... Tapi dimana ?! Apa pulang yang harus Asha temui yaitu kembali padaMu ?"

Malam ini bisa jadi salah satu saksi dari sekian banyaknya malam pahit yang harus dilalui Ashakira. Tapi ini benar- benar malam, bahkan bintang sedang memusuhinya. Dia tidak muncul untuk memberi sedikit cahaya. Hanya buliran air hujan yang begitu setia menemani.

Berjalan dengan begitu lesu dan lusuh di pinggir jalan, Asha tidak tau kemana lagi dia harus pergi, setelah berusaha sembunyi dari kejaran Aksara yang berusaha membawanya pulang, Asha bahkan sudah berjalan dengan baju yang basah. Berteduh ? itu tidak akan dilakukannya. Sungguh menangis di tengah hujan seperti ini sangat menyenangkan baginya. Setelah puas dengan langkahnya, Asha terpikir pada satu rumah yang mungkin bisa menampungnya untuk saat ini daripada dia harus pulang kerumah dengan segala sakit yang harus diterimanya lagi.

"Kin...Kinan lo di dalem gak ?". Asha berusaha mengetuk pintu itu. Karna Kinan sudah memberi tau kalau bell rumah mereka sudah tidak berfungsi, sungguh orang kaya yang acuh. Tidak mendapat respon dari pemilik rumah, Asha berusaha menuju kearah samping tepat dimana kamar Kinan berada. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara dari dalam kamar itu, suara seseorang yang begitu di kenalnya. Itu suara Kinan sedang menelepon, tapi ini bukan seperti Kinan yang dikenalnya. Dan dengan siapa wanita itu berbicara lewat ponselnya. Bukannya tidak sopan untuk menguping, hanya saja Ashakira begitu penasaran. Sampai dia menunduk dan diam untuk mendengar percakapan itu.

[Maksud lo apa Hah ? Lo jangan gila ya !!]

[ Ya gue emang gila...dari awal lo udah tau itu !]

[Gue tau, tapi kali ini lo udah kelewat batas...bahkan gue berpura-pura tolol hanya untuk jadi sahabatnya Asha. Biar dia percaya sama gue, apa masih kurang hah ?]

Degg

Mendengar namanya disebut oleh Kinan dan kalimat barusan sungguh membuat Asha terdiam dengan berbagai perasaan di kepalanya. Untuk sejenak Asha seperti membeku. Tidak ingin mendengar lebih lanjut, Asha mundur secara perlahan. Jujur saja, Asha masih ingin bersama Kinan walau itu hanya sebuah kepalsuan.

Sampai di depan pintu masuk itu, Asha menghembuskan napasnya dan berusaha kembali mengetuk pintu itu walau kali ini dengan tangan yang bergetar. Sebelumnya, Asha mengetuk pintu itu dengan tangan bergetar karna kedinginan, tapi kali ini tangannya bergetar karna perasaan yang entah harus dijelaskan dengan apa. Tapi ketukannya kali ini masih sama, tidak ada balasan dari dalam sana. Asha berusaha mengambil ponselnya yang bahkan sudah basah karna air hujan. Untung saja, Handphonenya masih bisa hidup. Mungkin ini sebuah keberuntungan.

 Mungkin ini sebuah keberuntungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintik Terakhir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang