RINTIK SEPULUH

916 40 0
                                    

⚠Have harsh words,ignore timestamp

"Kenapa sakitnya sedalam ini, Tuhan ?"
-Ashakira Larasvati

===============================

Berkali-kali sudah Aksa menghubungi nomor Asha tapi panggilan itu tidak pernah diangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkali-kali sudah Aksa menghubungi nomor Asha tapi panggilan itu tidak pernah diangkat. Dengan perasaan yang takut, Aksa menyimpan hp di saku celananya. Entah ini hanya feeling atau mungkin Aksara sudah belajar jadi peramal. Tanpa menunggu lokasi yang dikirimkan Asha, kaki Aksara sudah membawanya menuju rumah kinan. Itu satu-satunya teman yang mungkin ditemui Ashakira saat ini.

Dan Gotcha !

Tanpa di tebak lagi. Aksara tau sosok itu. Seseorang yang membuatnya ikut tidak baik-baik saja beberapa waktu lalu. Seseorang yang mampu membuatnya melaju tanpa memikirkan keselamatannya. Hanya Ashakira.

Aksa mengampiri sosok yang sudah terbaring diteras rumah itu. Bahkan Asa sudah terlihat sangat pucat.

"Sha...Sha....hey...Asha...."

Sedikit membuka matanya. Asha melihat sosok itu. Seolah jadi malaikat nya malam ini.

"Aksaa..." Dengan suara lirih Asha mencoba meraih sosok itu.

Persetan dengan reaksi Aksara. Intinya Asha ingin memeluk Aksa saat ini. Beberapa waktu sebelumnya Asha menangis menahan sakitnya. Rasa takutnya tiba-tiba datang, takut jika kali ini dia benar-benar pulang kepada Tuhan padahal harapannya untuk menyatukan keluarganya belum terselesaikan. Juga rasa takutnya saat dia tidak sempat mendapat maaf dari Alan. Itulah dia berani untuk memeluk Aksa, setidaknya ada harapan untuk menolongnya melewati dingin yang kini semakin menusuk kulitnya .

Melihat Asha yang semakin meneteskan air matanya menahan kesadarannya yang sudah tinggal sedikit itu, Aksa juga ikut merasakan kecemasannya.

"Gapapa Sha... it's ok... Ada gue ..." Menepuk pelan punggung Asha yang sedari tadi bergetar karena tangis.

"Aksa...lo .... datang...Ini udah malam "
"Udah, lo diem dulu.. sekarang mau pulang ke rumah atau masuk ke rumah Kinan lagi atau kita ke rumah sakit aja?"

"Disini aja, Sa... Gue capek denger mommy lo...gue capek denger kak Alan...gue capek dengan dramanya Karina...Gue capek di siksa Ayah lagi..."

"Yaudah kita disini aja...gue bantu masuk "

Namun bukannya masuk, Asha justru seolah menjadi patung .

"Sha..."

"Tapi....Kinan.....dia juga..".
Melihat Asha yang enggan melanjutkan ucapannya, Aksara mengerutkan keningnya sambil menatap Asha seolah bertanya kenapa. Tapi sepertinya Ashakira memang tidak ingin melanjutkan ucapannya. Melihat itu, Aksara sedikit berpikir, apa mungkin Asha juga enggan untuk merepotkan Kinan, sahabatnya ( MUNGKIN ! )

"Yaudah, gini aja...kita kerumah Ibu Ratih....disana aman, gak akan ada yang ganggu dan gak ada yang tau kok.."

"Ibu Ratih siapa ?"

"Dia ibu angkat gue setelah bokap meninggal dan mommy sibuk sama dunianya. Gue di urusin sama dia...lo tau dia kok"

"Maksudnya ?"

.....

Tanpa berniat mebalas pertanyaan Asha, Aksa membantu Ashakira untuk bangkit menuju mobilnya. Sampai mereka sudah berada di sebuah rumah sederhana dengan cat warna biru itu. Kali ini Asha merasakan bahwa ini memnag benar-benar rumah.

Berjalan keluar dari mobil, Aksa sudah membantu Asha berjalan kerumah itu, walau kakinya sedikit bergetar karena masih merasakan dingin yang luar bisaa. Namun kali ini, rasa pusing yang dialaminya sedikit tertahan saat melihat sosok wanita yang membuka pintu itu.

"Sa...m-maksud lo...dia ?"

Asha mengerutkan keningnya dengan bingung saat dua orang itu malah saling pandang. Ya, bagaimana Asha tidak mengenalnya sebab dialah ibu yang sudah dua kali datang secara tiba-tiba disamping Asha waktu itu.

"Astagfirullah kamu pucat sekali, nak...udah masuk dulu...."

Tanpa menunggu respon Asha, Aksa sudah menarik tubuh Asha untuk masuk kerumah ini. Kali ini, Asha benar-benar lelah untuk melawan. Sampai di ruang tengah Aksa membantu Ashakira rebahan di kasur mini tempatnya biasa menghabiskan waktu damainya.

[Maafin gue Sha...gak bisa buat banyak untuk nolongin lo, gue gak punya kuasa untuk lawan Ayah lo... Maafin Aksa juga ya Bunda....Padahal Aksa udah janji di makam Bunda waktu itu kalau Aksa akan jagain Asha...]

=====================================

"Jika kamu percaya bahwa Allah yang mengatur kehidupanmu, maka kamu juga harus percaya bahwa Allah mampu merubah rasa sakit dan kecewamu menjadi suatu kebahagiaan"

- Habib Hasan bin Ja'far Assegaf -



Next ?
Bantu support yaawwww 🤗❤

Rintik Terakhir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang