Part 28

15K 1.7K 1K
                                    

Tanggal merah nggak libur kerja, jadi baru sempet nulis guyss

Btw makasih banyak buat antusias kalian, tetap tungguin update TBP ya guysss

Pertanyaan random

1. Tim akua atau le mineral?

2. Tim teh botol atau teh gelas?

3. Tim mie sedap atau Indomie

4. Tim es buah atau es campur?

@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Bantu promosiin GMTH dan TBP dongg!!

Jangan lupa baca Jovan : Bad Husband yaaa....
Jangan lupa juga baca cerita Gama : My Toxic Husband (S1)
•••••

Hujan lebat di sore hari, membuat Gama lupa menjemput Raden di sekolah.

Sejak keluar dari kantor Gama langsung tancap gas. Ia baru menyadarinya saat sampai di rumah tidak ada suara kecil yang setiap harinya selalu masuk ke dalam rumah bersama.

Ia terlalu terburu-buru.

"Gila, bisa-bisa gue lupa kalo udah punya anak." ujar Gama pada dirinya sendiri.

Ia pun kembali menggunakan mantol yang baru saja ia lepas. Dengan tubuh kedinganan, Gama malajukan motornya degan kecepatan tinggi.

Untung saja ia mantan pembalap, sehingga jalan yang licin karena guyuran hujan tidak membuatnya terjatuh.

Hanya butuh waktu 10 menit, ia pun sampai di sekolah mewah putranya. Gama langsung berlari, mencari keberadaan bocah itu.

Tepat di lorong kelas, ia melihat Raden duduk di pinggiran teras seraya mengulurkan tangannya ke depan untuk menampung air hujan.

Miris sekali...

Lelaki itu segera menghampiri putranya.

Gama baru menyadari seragam yang digunakan oleh Raden sudah basah.

"Maaf papa telat jemput kamu." ujar Gama merasa bersalah seraya mengelap wajah Raden menggunakan bajunya.

Balita itu tersenyum tipis lalu memeluk kaki Gama. "Ndak papa. Aden ceneng bica liat ail ujan" sahutnya dengan suara kecil.

"Mama udah pulang?" tanya Gama karena tidak melihat keberadaan wanita itu disini.

Tega sekali perempuan itu tidak mau menunggu Raden terlebih dahulu. Apalagi kondisi saat ini sedang hujan lebat.

"Anna ndak macuk cekolah." jawab Raden dengan raut wajah sedih.

Entah kenapa hari ini saudara perempuannya itu tidak masuk ke sekolah. Akibatnya ia juga tidak bisa bertemu dan memeluk Luna.

"Kenapa?" tanya Gama penasaran.

Raden mengangkat kedua bahunya. "Ndak tau."

Raden sempat menanyakan kepada guru pembimbingnya, bahkan ia juga bertanya kepada wali murid lainya. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui alasan mengapa Anna tidak masuk ke sekolah.

"Kamu pake jaket dulu." ucap Gama seraya mengenakan jaket pada tubuh mungil Raden.

"Dingin?" tanya Gama menyadari rambut  putranya yang sudah basah.

Mungkin saat ia belum datang, Raden sempat bermain hujan, karena tidak cuma rambut, tetapi celana balita itupun ikut basah.

Raden menganggukkan kepalnya, sehingga Gama segera mengendong balita itu dan memeluknya sejenak, menyalurkan sedikit kehangatan dari tubuhnya.

THE BEST PAPAWhere stories live. Discover now