Part 10

20.5K 2.6K 683
                                    

Terima kasih untuk antusias Kalina di part kemarin semoga kalian semakin bersemangat.

Pertanyaan random

1. Jumlah teman kelas kalian waktu SMK/SMA?

2. Jumlah teman paling dekat di kelas?

3. Rangking terakhir kalian waktu sekolah?

4. Tim yang kelasnya punya circle masing-masing?

Absen huruf random di sini!

•••••

Jam makan siang, Gama memilih tetap di kursi kerjanya bersama dengan Raden. Balita itu nampak malu-malu berada di sini. Buktinya sedari tadi Raden hanya duduk di pangkuannya atau berjongkok di samping kursi kerja Gama.

Bahkan saat diajak ke kantin Raden pun tak mau. Mungkin karena belum terbiasa bertemu dengan banyaknya pekerja disini.

Untung saja Gama membawa bekal susu kotak serta sereal kemasan untuk dimakan bocah itu. Sehingga sejak tadi Raden duduk dengan tenang.

"Beneran nggak mau makan di kantin?" tanya Gama serius.

Raden menggeleng pelan sebagain tanda penolakan. Kemudian balita itu asik kembali dengan mainan truk mini yang ia bawa dari rumah.

"Nih om kasih susu kotak lagi." ucap Bagas seraya memberikan kotak susu.

Di jam istrihat ini Bagas juga menemani Raden bermain, tadi ia sempat pergi ke kantin untuk membeli makan siang dan ia makan bersama Gama.

Raden mengembangkan senyumnya. "Makacih om."

Gama memilih untuk sedikit bercengkrama dengan Bagas. Namun tak lama setalah itu Raden merangkak ke arahnya lalu merengek.

"Auu undaa." ucap Raden memohon.

"Nanti, bunda lagi jalan ke sini." jawab Gama, sejak sampai disini pun Raden sudah meminta untuk bertemu dengan Viona.

Raden mengangguk lalu duduk di pangkuan sang ayah.

Gama membulat kan matanya saat segerombolan wanita mulai berjalan ke arahnya dengan membawa beberapa kantong kresek.

"Mau ngapain?" tanya Gama sebelum mereka berbicara.

"Eh, ini Gam, aku mau kasih Raden makanan." ujar salah satu wanita itu sembari menyodorkan sebuah kantong keresek.

"Aku juga, Gam. Ini ada buah." ucap yang lainnya. Namun saat Gan akan menerimanya, lima wanita itu malah berebut dan berujung dengan terjadinya keributan.

Gama langsung menutup telinganya rapat-rapat saat lima wanita berebut.

Gama berdecak kesal. Karena menyadari Raden merasa ketakutan. "Lo semua tau aturan kan, dilarang membuat keributan di kantor!" tegas Gama yang membuat kelimanya terdiam.

"Ah sorry Gam." kata mereka bersamaan.

Gama menghela nafasnya pelan,.jika tidak berada di kantor seperti ini mungkin ia akan merasa marah. Akan tetapi sebagai laki-laki sejati Gama harus bisa mengkontrol emosinya.

"Raden mau makanan itu?" tanya Gama dengan suara yang lembut.

"Ndak." tolak Raden seraya menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik sang ayah.

Gama menghela nafasnya pelan, seraya mengusap punggung putrinya dengan lembut. "Sorry gue nggak bisa menerima pemberian kalian." ujarnya baik-baik.

"Bubar-bubar woi, jangan ngumpul di sini." usir Bagas yang juga merasa muak. Perempuan kalo bertengkar pasti sangat lah heboh dan ia takut hal ini akan menjadi masalah di kantor.

THE BEST PAPAWhere stories live. Discover now