Par 26

13.3K 2K 1.3K
                                    

Asli kerjaa itu capee banget, walaupun libur kadang buat tidur itupun rasanya masih kurang.

Jadi tolong sedikit pengertiannya...

Intinya kalian harus tetap vote and komen yaa biar pulang kerjaa aku bisa baca komen lucu" kalian.

Typoo? Tandaii ya guyss karena aku ngetiknya buru"

Btw terimakasih buat antusias kalian yaa

Pertanyaan random

1. Tim ayam geprek atau ayam bakar?

2. Sate kambing atau ayam

3. Nasi goreng atau nasi Padang

4. Ayam atau ikan?

Jangan lupa follow ig wpesjeruk
@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Bantu promosiin GMTH dan TBP dongg!!
•••••

Sejak kepulangan Luna, Raden terus saja menangis seraya meringkuk di atas kasur dengan memeluk guling.

Balita itu terlihat sangat menyedihkan karena Gama terus saja mengabaikannya. Raden sudah melakukan banyak drama untuk membujuk Gama agar mau memaafkannya, namun ternyata usahanya gagal.

"Mau nangis darah pun, papa nggak akan peduli lagi sama kamu!" ujar Gama nada ancaman.

Sungguh ia sudah sangat kesal dengan Raden, Gama tidak menyangka seorang balita yang hampir berusia 4 tahun itu, berani bermain drama sebagus ini.

Raden turun dari ranjang mendekati Gama yang berdiri di dekat pintu. Tepat dihadapan tubuh kekar dan besar itu, Raden mengehentikan langkah kecilnya.

Bibirnya melengkung kebawah dan tangan mungilnya meraih tangan Gama.

"Hikss, papa angan malah." (Hiks, papa jangan) ucap Raden sedikit berteriak. Ia sudah putus asa karena terus diabaikan oleh Gama.

Gama tak menjawab, ia semakin mengabaikan putranya itu.

Raden mengelus lengan Gama, agar lelaki itu mau berbicara lagi padanya. "Aden janji ndak akan ketemu mama agi."

Gama langsung menoleh ke samping, dengan kedua mata yang menatap putranya tajam. "Bohong!"

"Benel." ujar Raden seraya menganggukkan kepalanya berulang kali, berusaha meyakinkan Gama.

"Papa nggak percaya! Kamu kan anak bandel." ujar Gama tidak mau kalah.

Ia tau, tidak semudah itu Raden melupakan sosok Luna.

Raden mengigit bibirnya sendiri, bener yang dikatakan oleh Gama, jika ia berbohong, karena dirinya itu tidak bisa jauh dari Lunaa.

"Mau temana?" tanya Raden menahan lengan Gama hendak melangkah meninggalkannya.

"Mau cari pacar!" jawab Gama asal.

Namun hal itu membuat Raden panik, spontan ia pun memukul lengan Gama. "Hisss papa, ndak boleh. Aden ndak mau mama baluu." ucap Raden mengutarakan isi hatinya.

Gama meraih jaketnya yang berada di gantungan pintu. "Dih yang mau nikah gue, bodo amat sama elo."

"Ndak boleh pelgi, Aden takut cendili." ujar Raden melarang kepergian Gama.

THE BEST PAPAWhere stories live. Discover now