Part 8

18.9K 2.6K 589
                                    

Terimakasih untuk antusias kalian aku suka banget guys.

Kalo busa komen di paragrafnya juga ya..

Pertanyaan random

1. Merek hp kalian?

2. Berapa kali kalian ganti hp?

3. Pertama kali beli hp waktu kelas berapa?

Jangan lupa follow ig wpesjeruk
@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

••••••

Sudah satu bulan lebih Gama tinggal di sebuah rumah yang harus ia cicil setiap bulannya.

Dirinya cukup merasa senang akhirnya bisa mendp rumah ini. Setidaknya saat Raden dewasa nanti, mereka sudah mempunyai rumah sendiri. Raden juga tidak perlu merasa malu karena tidak mempunyai rumah.

Pagi-pagi Ayu juga datang ke rumah ini untuk menemani Raden saat ia bekerja. Sebenarnya Gama merasa tidak, akan tetapi wanita itu berkata jika ia masih mampu membantu dirinya untuk merawat Raden.

"Gama berangkat dulu budhe," pamitnya seraya mencium tangan wanita itu.

Rumah yang ia tinggali saat ini juga tidak jauh dari perusahaan tempat ia bekerja. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk ia sampai di sana.

"Buat gue?" tanya Gama pada Kirana teman kerjanya.

Kepala Kirana mengangguk  pelan.  "Lo dapat titipan bekal dari anak-anak sebelah." ujarnya seraya menyerahkan 5 kotak makan itu.

"Katanya mereka mau daftar jadi mamanya Raden." lanjut Kirana terkekeh geli.

Gama mendengus kasar. Statusnya yang menyandang seorang duda anak satu itu, tentunya sudah tidak jadi rahasia umum. Mereka semua mengetahui karena mencari info tentang dirinya yang kini menjadi primadona kantor.

Padahal Gama sering kali menolak makanan itu, akan tetapi masih ada saja perempuan yang mau memberikan ia sarapan.

"Lo makan aja, gue udah kenyang." tolak Gama tidak mau menerima kotak itu.

"Ini gratis Gama, nggak ada peletnya juga." ujar Kirana berusaha membujuk Gama agar menerimanya.

"Kalo mereka kasih gue rokok bakal gue terima, tapi kalo bekal sorry ki, gue nggak bisa. Gue udah makan di rumah." ujar Gama tetap pada pendiriannya. Masa bodoh dengan citranya yang akan buruk.

Gama membayangkan jika beberapa wanita yang mengaguminya memberikan ia rokok setiap hari, maka dirinya tidak akan lagi membeli rokok memakai uangnya sendiri.

"Lo bisa kasih ini ke orang lain." suruh Gama dengan wajah datar.

Garis wajah Kirana menurun. "Yah, sayang banget."

Setelah kepergian Kirana, Gama kini fokus bekerja. Akhir-akhir ini, ia sangat bersemangat saat berkerja. Mungkin karena memikirkan bagaimana dirinya harus mencicil biaya rumah serta untuk makan sehari-hari. Belum lagi Raden yang kini sudah meminta banyak mainan.

Sangat asik dengan pekerjaan yang sekarang gama menjadi tak ingat waktu.

"Istrihat dulu Gam." suruh Arka seraya memberi secangkir kopi untuk Gama.

"Nanggung, gue mau cepet-cepat pulang biar Raden nggak nungguin." jawab Gama berkata jujur. Ia juga tidak enak, membiarkan Ayu menemani putranya hingga larut malam.

"Lo masih marah sama istri gue?" tanya Arka.

Sebelah alis Gama terangkat. "Kenapa?"

"Viona mau ketemu Raden dia udah kangen banget sama anak lo." jawab Arka karena sejak kemarin Viona menyuruh dirinya untuk membujuk Gama kembali.

THE BEST PAPAWhere stories live. Discover now