Part 22

14.4K 1.9K 1K
                                    

Untuk cerita TBP memang sengaja belum aku kasih visual, karena banyak yang menegur aku gara-gara jadiin Dprian and Love, untuk cerita ini dan aku mencoba untuk mengerti.

Masih boleh bayangin mereka, hanya belum aku post.

Jadi kalian bebas bayangin siapa aja

1. Visual indo yang cocok jadi Gama

2. Visual indo yang cocok jadi Luna

3. Visual indo yang cocok jadi Batra

4. Visual indo yang cocok jadi Kirana

5. Visual indo yang cocok jadi Moza

6. Visual indo yang cocok jadi Bagas

7. Visual indo yang cocok jadi Arka

Absen dulu ya ❤️

Jangan lupa follow ig wpesjeruk
@gama_sbas
@lunafelicia_c
@kirana_ozilla
@moza_aldebaran

Komen di setiap paragraf!

Tolong pada komen, hiii!!!

••••••

Gama membawa Raden ke club' malam, entah lah ia sudah menahan mata-matain untuk menahan dirinya agar tidak kembali ke tempat haram ini. Namun, karena pertemuannya dengan David, membuat pikiran Gama menjadi kacau, hingga berakhir ke tempat ini.

Awalnya Gama ingin menitipkan Raden di rumah Viona mengingat Ayu sedang sakit, akan tetapi ia urungkan saat teringat jika malam ini adalah malam Jumat dimana Arka dan Viona pasti sibuk membuat adik untuk Safira.

Sehingga mau tak mau Gama, membawa putranya masuk ke tempat ini.

Sejak masuk ke dalam Raden selalu meremas bajunya, seraya menyembunyikan wajahnya di dada Gama.

"Papa, takut." ujar Raden melihat banyaknya orang disini yang berjalan tidak benar.

Bahkan beberapa kali mereka menyenggol tubuh papanya.

Gama mengusap rambut putranya dengan lembut. "Jangan takut, ada papa disini."

Mungkin jika Raden sudah remaja, balita itu akan sering kesini dan menghabiskan botol anggur seperti dirinya. Mengingat sifat asli Gama dan Luna tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama kenal dengan dunia malam.

Jika nanti Raden jika terjun ke tempat seperti ini, Gama tidak akan kaget. Justru ia akan kaget jika Raden menjadi ustad, maka hal itu perlu dipertanyakan siapa bapak kandungnya.

Karena ini baru pertama kali pastinya ada rasa takut, apalagi Raden jarang berinteraksi dengan banyak orang.

"Anak lo?" tanya Baron salah satu pelayan club ini.

"Hem kenalin, Raden Narko Sebastian." ucap Gama memperkenalkan putra tunggalnya.

Baron tertawa renyah. "Anjir, namanya Narko."

Gama mendengus kesal. Memang awalnya ia selalu memanggil Raden dengan sebutan Narko. Namun, Ayu memberi saran untuk memanggil balita itu Raden saja, karena Narko hampir identik dengan tuduhan awalnya masuk penjara yaitu karena mengonsumsi narkoba.

"Panggil Raden aja, gue takut dia dibully gara-gara punya panggilan Narko." ucap Gama santai.

"Pasti karena Narkoba." tebak Baron yang diangguki oleh Gama.

THE BEST PAPAWhere stories live. Discover now