Bab 32: Confession

127 21 1
                                    

Entah bagaimana ceritanya, jam 6 sore sudah menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh Jaemin akhir-akhir ini.

Sebelumnya Jaemin tidak peduli tentang jam berapa dia akan pulang atau jam berapa dia akan kembali ke apartemennya. Jaemin yang sebelumnya selalu menghabiskan banyak waktu bermain bersama temannya, keluar tanpa melihat waktu, tapi lihatlah dia saat ini?

Jaemin menjadi pribadi yang berbeda. Dia ingin segera pulang dan menemui Winter yang pasti saat ini sedang menunggu di apartemennya.

Ya, sekarang ada alasan bagi Jaemin untuk pulang. Seterusnya mungkin alasan itu akan bertambah seiring berjalannya waktu, seperti misalnya saat anak-anak sudah tumbuh di antara Jaemin dan Winter, contohnya.

Apa ini? Anak? Dengan Winter? Kedengarannya bagus. Mereka akan mirip dengan Jaemin dan Winter nantinya.

Dengan perasaan tak sabar yang membuncah dalam hatinya, Jaemin lantas memasukkan deret angka ke dalam smart lockdoornya yang sudah lama diubahnya menjadi angka 0101. Yang maknanya; Winter si nomor satu.

Pintu terbuka dan tak butuh waktu lama bagi Jaemin menemukan Winter sedang menunggunya di depan pintu, seperti biasanya. Melihat pemandangan itu, perasaan senang melambung tinggi dalam dada Jaemin. Jaemin tidak tahu kapan sebenarnya perasaan ini datang padanya, tiba-tiba saja ia sangat senang saat melihat Winter di hadapannya dan selalu haus akan keberadaan gadis itu.

"Jaemin, mau makan dulu atau mandi dulu?" tanya Winter seperti biasanya.

Tanpa menjawab pertanyaan Winter, Jaemin justru melangkah ke kamar mandi setelah menaruh tasnya di atas meja. Langkah yang diambilnya begitu kikuk. Pikirannya melalang buana. Haruskah ia menyatakan perasaannya saat ini?

Jaemin kembali menoleh ke arah Winter dan jantungnya dibuat berdegup kencang kala menemukan Winter menatap bingung ke arahnya.

Jaemin yang tadinya ingin segera meninggalkan Winter pun pada akhirnya memutuskan untuk menghampiri Winter kembali.

"Kenapa Jae---"

Belum sempat Winter menyelesaikan ucapannya, Jaemin sudah melabuhkan kecupan pada bibir manis Winter. Hanya kecupan singkat, untuk menetralisir perasaan gugup yang mencengkram erat dadanya.

Kemudian, setelah puas mengecup bibir Winter, Jaemin lantas menatap intens Winter dan menyisipkan anak-anak rambut Winter ke belakang daun telinga Winter. Bibirnya mendekat ke arah sana, lantas berbisik, "Winter, kayaknya gua suka sama lu."

Jaemin menjauhkan wajahnya hanya untuk melihat bagaimana reaksi Winter terhadap pengakuannya.

Saat ini ekspresi Winter tampak mematung. Tubuh Winter terlihat kaku setelah mendengar pengakuan yang dilontarkan Jaemin kepadanya.

Mendapati reaksi Winter seperti itu, Jaemin sontak merasa malu detik itu juga, ia memutuskan untuk menyembunyikan dirinya segera ke dalam kamar mandi.

"Kayaknya gua harus mandi dulu." Jaemin mengipas-ngipaskan tangannya di udara saat meninggalkan Winter, dirinya berusaha meredam rasa panas yang hampir mencekiknya.

Sementara itu, Winter masih terdiam di tempatnya. Bertanya-tanya dalam hati usai mendengar pengakuan Jaemin.

Rasa suka, seperti apa itu?

***

Setelah mandi, Jaemin memutuskan untuk langsung ke kamar dan menemukan Winter sudah tertidur di atas ranjang.

Malam itu Jaemin memutuskan untuk meninggalkan makan malamnya dan menghampiri Winter yang sedang tertidur. Jaemin menaruh ponselnya di atas meja kecil yang berada di dekat ranjang.

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now