Bab 28: Hari Pertama Kerja

173 25 2
                                    

"Menurut lu, gua lebih baik pakai yang mana?" Jaemin memutar tubuhnya dengan salah satu tangannya menjulur ke arah Winter, memamerkan kedua dasi dengan warna yang berbeda---bermaksud meminta pendapat Winter.

Winter berjalan ke arah Jaemin, kemudian mengambil salah satu dasi yang berada di atas telapak tangan Jaemin. Dasi kelabu gelap yang tidak memiliki motif.

"Aku lebih suka yang ini," jawab Winter kemudian dengan inisiatifnya sendiri mengalungkan dasi itu di pundak Jaemin, "Aku pasangnya di sini, ya?" tanya Winter memastikan. Tentu saja Winter tidak tahu banyak, hanya melihat potongan film saja.

Jaemin tertawa saat melihat usaha Winter yang terlihat begitu menggemaskan di matanya, kemudian tangannya membetulkan letak dasi yang dikenakan Winter.

"Lain kali aja lu bantu pasangin dasi gua. Nanti bakal gua ajarin kok, mimpi gua kan juga dipasangin dasi sama istri," jawab Jaemin sembari tersenyum.

Lantas Jaemin memutar kembali tubuhnya 180 derajat. Kini dirinya berpatut di cermin, fokus memasang dasi untuk melilit pada kerah kemeja putihnya, tak sadar bahwa Winter di belakangnya kini sedang mengerucutkan bibir.

"Jaemin memang harus bekerja, ya?" tanya Winter yang membuat Jaemin mengarahkan tubuhnya kembali ke arah Winter setelah dia selesai dengan penampilannya.

Melihat Winter yang cemberut dengan gayanya yang menggemaskan, Jaemin pun menarik Winter ke dalam pelukannya. Berusaha menenangkan istrinya itu.

"Sebentar aja, kok. Entar sore juga pulang."

"Tapi, nanti aku sendiri di apartemen. Aku benci sendiri."

Jaemin melepaskan pelukannya, sedikit menjauhkan tubuh Winter untuk menatap lekat-lekat kedua mata indah Winter. "Gua janji bakal cepet pulang, Winter. Lu boleh pegang omongan gua."

"Hmm ..." Winter berdeham, tampak menimbang perkataan Jaemin, membuat Jaemin menarik kembali Winter ke dalam pelukannya.

"Lu percaya kan sama gua?"

Jaemin dapat merasakan Winter mengangguk dalam pelukannya, membuat Jaemin semakin mengeratkan pelukannya.

"Gua janji setelah gua dapat gaji pertama, kita bakal seneng-seneng. Saat itu terjadi, enggak akan ada yang bisa ganggu kita, Winter."

Saat mendengar perkataan Jaemin, Winter membalas pelukan Jaemin. Meski Winter tidak mengerti apa pentingnya gaji pertama yang dibicarakan Jaemin itu, entah kegunaannya untuk apa, atau maknanya bagi Jaemin. Winter tetap merasakan hatinya menghangat saat mendengar ucapan Jaemin.

Ini mungkin aneh, tapi Winter dapat merasakan ketulusan pada setiap kata yang diucapkan Jaemin padanya. Mungkin juga Jaemin tahu bahwa Winter tidak memerlukan hal itu, tetapi dari kata-katanya, Jaemin seakan menaruh Winter dalam prioritasnya. Hal itulah yang membuat Winter menunggu gaji pertama Jaemin seperti yang dijanjikan Jaemin kepadanya.

"Terima kasih, Jaemin."

***

"Kenalkan ini anak baru di divisi kita. Namanya Jaemin. Mulai saat ini Jaemin akan membantu kita semua di divisi perencanaan." Ketua Park, sekaligus kepala divisi perencanaan, memperkenalkan Jaemin di hadapan 4 anggota divisi perencanaan yang lain.

Jaemin membungkukkan tubuhnya beberapa kali di hadapan anggota lain yang merupakan senior di divisinya, "Salam kenal semuanya. Saya Jaemin. Mohon bantuannya."

"Nah, Jaemin," Ketua Park merangkul Jaemin, "Laki-laki yang duduk di sebelah sana namanya Jason."

Jason yang dipanggil namanya pun mengangkat tangannya, "Panggil gua santai aja ya. Anggap aja kita temen."

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now