Bab 3; Pengusiran

811 102 18
                                    

"AWWWW!!"

Winter mengusap bokongnya yang terasa perih sebab tendangan yang dilayangkan Karina padanya. Meski Karina memiliki tubuh ramping yang indah, tetapi tenaganya tidak main-main. Nyatanya tendangan Karina begitu sadis hingga membuat posisi Winter terduduk karenanya.

Karina sendiri, sang pelaku utama, tampak tidak menunjukkan ekspresi kalau dia merasa bersalah setelah menendang Winter keluar dari dunia iblis. Tangannya justru bersedekap dengan mata yang menatap tajam ke arah Winter.

Menurut Karina, tendangannya adalah balasan yang tepat untuk Winter. Bagaimana tidak?

Seminggu setelah Winter menjanjikan pada Karina bahwa Winter akan terjun ke dunia manusia, Winter lagi-lagi hanya membual pada Karina. Sama seperti sebelum-sebelumnya, janji Winter hanyalah janji tanpa aksi.

Karina justru menemui Winter terus-terusan berleha-leha di ruang santainya sembari menyantap makanannya. Setiap kali Karina memgingatkan, Winter punya banyak alasan untuk berkillah, hingga akhirnya hari ini adalah puncaknya.

Terlalu pusing dengan alasan Winter yang berputar-putar di tempat, Karina memutuskan untuk menendang Winter (benar-benar menendangnya) sampai Winter kini berada di wilayah perbatasan antara dunia iblis dengan manusia.

"Kak Karina, kamu kok tega banget sama aku?"

"Heum!" Karina membuang pandangannya, tidak mau terlena dengan jurus tatapan puppy eyes yang dilayangkan Winter kepadanya.

"Kak Karinaaa~~ Kamu tau 'kan, ini pertama kalinya aku ke dunia manusia. Kamu tega membuangku begitu saja? Kamu udah enggak sayang aku lagi, ya?" Winter berusaha kembali merengek.

Biasanya Karina akan luluh setiap Winter merengek sebab Karina tak ingin adiknya itu sedih, tetapi kali ini bukannya keluluhan Karina yang Winter dapatkan, justru sebuah makhluk berbulu putih yang terbang dan mendarat tepat di atas muka Winter.

"ANNCHI~~!" Makhluk berbulu itu berujar sembari memeluk hampir seluruh kepala Winter.

"Kyaa! Apa-apaan ini?!" Winter buru-buru menarik telinga panjang makhluk yang wajahnya berukuran hampir dua kali lipat dari telapak tangan Winter itu.

Hal pertama yang Winter lihat adalah iris mata makhluk itu yang berwarna biru langit dan mata itu menatap Winter dengan penuh pendar senang.

"Annchi?"

Ctek,
Karina menjetikkan jarinya dan mahluk berbulu itu berujar (tak seperti tadi hanya berkata Annchi saja), "Halo, Winter, Annchi di sini siap membantumu~Chi."

"Kak Karina!! Apa-apaan makhluk ini?"

"Dia Annchi, asisten iblis yang akan membantumu di dunia manusia."

Mendengar penjelasan Karina, Winter spontan melemparkan Annchi. Beruntung Annchi tidak mendarat dengan keras ke atas tanah karena Karina menahan Annchi dengan kekuatannya.

"Kak~~ Aku tidak membutuhkan makhluk itu. Aku---oh?"

Winter terbengong saat ia berusaha berlari ke arah Karina tapi ada tembok tak terlihat membatasi dirinya.

"Apa-apaan ini?" Winter bergumam sembari mengetuk-etuk batasan tak terlihat itu.

Tak peduli seberapa keras usaha Winter, Winter sama sekali tak bisa menembusnya.

"Winter, sebelum kamu berhasil mendapatkan energi dari manusia, kamu tidak dapat masuk ke sini."

Sontak wajah Winter pucat pasi kala mendengar putusan Karina.

TIDAKKKK!!!

Tidak bisa begini! Tidak boleh! Winter harus----

"Kak Karina, tunggu dulu!! Kita masih bisa bicarakan masalah ini baik-baik, Kak. Kak?? KAK??!!"

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now