Part 8: Permisi, Nona Mesum (4)

697 60 1
                                    

Tiiiit ....

Jaemin mematikan TV di ruang tamu. Muka datarnya menatap kesal ke arah layar hitam TV itu.

Jaemin tidak tahu apa yang menjadi salahnya sampai-sampai ia disalahpahami sebagai seorang masokis oleh Winter.

Semua bermula dari film sialan itu.

Winter terlalu banyak menonton film dewasa sampai-sampai isi kepalanya kosong dan menuduh Jaemin yang tidak-tidak.

Seharusnya Jaemin mengecek terlebih dulu film yang ditonton Winter sehingga kejadian ini tidak akan terjadi menimpanya.

"Lho, kenapa filmya dimatiin? Itu, kan, buat referensi belajarmu, Jaemin."

Jaemin menoleh ke arah Winter.

Benar-benar deh, Jaemin ingin mengusir Winter keluar dari apartemennya, tetapi ia merasa kasihan setiap ia melihat gadis muda itu. Sendirian dan diusir. Jaemin tidak bisa membayangkan dirinya berada di posisi Winter.

Jadi niatan untuk mengusir Winter itu ia urungkan, tetapi rasa kesal tetap saja menyerangnya.

"Udah gua bilang berapa kali, Winter, gua enggak masokis. Gua bukan seorang masokis, ngerti?" Jaemin menekan setiap kata dalam ucapannya agar Winter mengerti maksudnya.

Winter tersenyum lebar, ia kemudian mendekati Jaemin, "Kalau bukan masokis, terus apa dong? Kenapa kamu bereaksi saat aku merendahkanmu di tempat kaset?"

Jaemin terdiam.
Sebenarnya ia juga tidak mengerti untuk hal yang satu itu. Kenapa Jaemin hanya bereaksi pada Winter setelah ia beberapa kali mencoba?

Atau memang bukan karena Winter, tetapi memang benar kalau ia seorang masokis seperti yang dikatakan Winter padanya?

"Tuh, kan, diam. Berarti benar ya kamu seorang masokis?"

"Gua bilang enggak ya enggak, dasar lu cewek mesum!"

"Ssst!" Winter mengarahkan tangannya ke arah celana Jaemin. "Kamu enggak perlu malu, aku ngerti kok. Kamu pasti masih belajar, kan? Tenang aja. Kamu beruntung ketemu aku yang merupakan cewek mesum ini, karena aku yang akan mengajarimu segalanya, Jaemin."

Saat mendengar perkataan Winter, sontak muka Jaemin merah padam. Ia tidak tahu apakah ia harus merasa malu atau tidak saat mendengar perkataan Winter yang begitu terang-terangan menyerangnya itu.

Tapi, di sisi lain, Jaemin juga tidak menampik kenyataan bahwa saat ini dirinya tengah terpancing oleh Winter.

Jaemin pasrah saja saat Winter mendorongnya ke arah sofa. Winter kemudian memamerkan tali rafia di tangannya.

Winter sama sekali tidak menyerah dengan ide tali rafianya dan konsep Jaemin masokis itu.

"Kayaknya emang harus diiket gini, deh, biar kamu enggak lari-lari lagi," Winter bermonolog sendiri dengan tali rafia di tangannya, berusaha mencari pola yang pas untuk mengikat Jaemin.

Justru yang ada orang udah lari duluan soalnya lu kelamaan ngiketnya, Jaemin berdalih dalam hati, tetapi ia tetap terdiam, siap menerima apapun yang akan dilakukan Winter.

Memamg sepertinya ada yang salah juga dengan otak Jaemin saat ini. Bisa-bisanya Jaemin mau-mau aja menerima perlakuan mesum Winter.

"Nah, aku udah nemu pola yang cocok buat kamu, Jaemin."
...

Jaemin yang tidak tahan dengan godaan Winter pun melepaskan diri dari jeratan tali yang mengekangnya. Sangat mudah bagi Jaemin melakukannya karena Winter mengikatnya seperti seorang amatiran.

"AHH!" Winter terkejut saat Jaemin berhasil melepaskan diri. "Kenapa kamu bisa melepaskan diri?"

"Winter, lain kali, gua bakal ajarin lu ngiket tali yang bener gimana," Jaemin bangkit dari posisi tidurnya, kemudian ia mengulas seringai saat melihat ekspresi Winter yang terkejut. Begitu lucu.

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now