Bab 14: Menginap di Rumah Mertua

341 49 4
                                    

Kegiatan makan malam itu berjalan khidmat. Ayah Jaemin selaku Kepala Keluarga duduk di bangku utama, dengan ditemani Ibu Jaemin di sisi kirinya beserta Jisung, sementara Jaemin di sisi kanan Tuan Na bersebelahan dengan Winter.

Meski kondisi orang-orang di ruang makan terlihat begitu menikmati santapan mereka, nyatanya Winter hanya berusaha terlihat menikmati makan malam yang disajikan untuknya. Makanan manusia memang bukan santapannya untuk menuntaskan rasa lapar, tetapi bukan berarti Winter tidak bisa memakannya.

Sementara itu, di lain sisi Ayah Jaemin, Tuan Na, meraih serbet makannya dan mengusap sudut bibirnya. Tuan Na kemudian menatap Jaemin usai menyudahi acara santap makan malamnya.

"Jadi, apa kamu sudah menyiapkan pesta pernikahan kalian Minggu depan, Jaemin?" tanya Tuan Na dengan nada serius.

Jaemin yang baru saja ingin menjawab pertanyaan ayahnya kalah cepat oleh sang ibu.

"Papa tenang aja, Mama udah ngehubungin WO. Pokoknya udah lengkap, makanan, gedung, undangan. Semua tinggal terima beres."

Tuan Na melirik ke arah istrinya. "Mama memang bisa diandalkan."

Ibu Jaemin terkikik mendengar pujian suaminya. Tuan Na memang dikenal sebagai sosok yang kaku dan dingin, tetapi pujian yang dilontarkannya bukanlah omong kosong belaka, itu benar-benar kenyataan, meski terucap dengan nada datar.

"Tapi, Ma, seminggu untuk persiapan pernikahan bukannya terlalu cepat? Bagaimana dengan Winter dan keluarganya?"

"Oh iya," Ibu Jaemin menoleh ke arah Winter, "Winter, apakah lusa kita bisa ke rumahmu untuk berbincang dengan kedua orang tuamu mengenai pernikahan kalian, Sayang?"

Winter hampir tersedak saat mendengar pertanyaan yang diajukan Ibu Jaemin.

Orang tua? Dimana ia akan mendapatkannya?

Sejauh ini Winter hanya tahu bahwa dia terlahir dan dibesarkan oleh Karina. Tak ada figur orang tua bagi Iblis.

"A-aku tidak memiliki ... orang tua, Ma."

Mendengar penuturan Winter, sontak Nyonya Na menatap Winter dengan pandangan penuh simpati.

"Ya ampun, pasti berat sekali untukmu, Winter ..." Ibu Jaemin berkata, "Tidak apa-apa, sekarang Papa dan Mama adalah orang tuamu. Mulai saat ini kita adalah keluarga, jadi jangan sungkan, okay?"

Winter mengangguk, meski dia tidak terlalu mengerti.

"Mah ..." Jaemin merengek.

"Diam, Na Jaemin."

Mendengar titah sang ibu, Jaemin menutup mulutnya kembali.

"Winter, Jaemin, kalian nginep di sini saja ya malam ini sekalian besok fitting baju pengantin," ujar Ibu Jaemin.

"Mah, emang enggak kasian Winter disuruh nginep di sini? Winter enggak bawa baju lho, Ma."

"Tenang aja soal itu. Mama tentu aja udah menyiapkan segalanya. Mulai dari baju, peralatan makeup, dan juga sepatu. Winter tinggal terima aja semuanya."

Jaemin nyaris menepuk dahinya saat mendengar perkataan ibunya. Nyonya Keluarga Na itu sama sekali tak menerima satupun bantahan atau alasan dari Jaemin.

"Sudah, Jaemin. Dengarkan saja ibumu. Memangnya kamu tidak khawatir membawa Winter malam-malam begini," Ayah Jaemin menengahi percakapan Jaemin dan istrinya, membuat Jaemin mau-tidak mau menerima permintaan sang ibu.

Usai makan malam, Jaemin mengantar Winter ke kamar yang tepat berada di sebelah kamarnya.

Setelah mereka sampai di depan pintu kamar Winter, Jaemin menggaruk tengkuknya.

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now