Part 2; Pertemuan

956 106 8
                                    

chenle:

gua lagi di rak biasa nih

nyari film dulu bentar

lu jalan-jalan aja

nanti kita ketemuan

Jaemin melihat deretan pesan yang dikirimkan Chenle, temannya yang kala itu bersedia menemani kegabutan Jaemin di hari Minggu kali ini.

Seperti jadwal biasanya, Chenle memilih untuk menghabiskan waktu akhir pekannya dengan menyewa film-film di sebuah toko sewa CD tak ternama.

Tidak seperti gayanya yang bak anak konglomerat pada umumnya, Chenle justru ketinggalan zaman dalam menikmati film-film kesukaannya.

Tentu saja Jaemin dan beberapa teman lainnya sering mengomentari hobi aneh Chenle itu, tetapi Chenle selalu memiliki jawaban nyeleneh seperti biasanya. Khas Chenle sekali.

"Lu hanya enggak bisa ngertiin feelingnya aja, Jaem. Nonton film pake kaset dan DVD itu sesuatu banget, tau ga. Rasanya kayak ada nostalgia-nostalgianya gitu, apalagi kalo gua berhasil enggak ngembaliin CDnya, otomatis CD abangnya jadi hak milik gua, hahahaha."

Dan setiap Chenle menjawab seperti itu, Jaemin selalu dibuat merinding oleh tawa jahatnya.

Memang terasa aneh bagi Jaemin membayangkan Chenle melakukan itu, menyewa kaset, lalu kemudian mencurinya. Kenapa?

Pertama, daripada mencuri CD di toko sewa, bukannya lebih baik beli paket bulanan di platform resmi tempat menonton atau pergi saja ke bioskop.

Kedua, Chenle termasuk anak konglomerat, buat apa juga dia mencuri seperti itu?

Ketiga, kenapa Chenle berkata-kata seperti itu seakan dia adalah seorang sesepuh yang tengah menikmati masa mudanya. Jelas sih, menonton CD di DVD bukan lagi jamannya, tetapi apa yang harus dibanggakan dari hal itu?

Terkadang, Jaemin tidak mengerti isi otak dari temannya itu dan tidak mau mengerti juga.

Daripada pusing memikirkan Chenle dan hobi absurdnya itu, Jaemin berusaha mengitari seputaran Mall, berusaha mengalihkan perhatiannya, namun naasnya tak ada satu pun yang menarik perhatiannya.

Hal itu membuat Jaemin memutuskan untuk kembali ke toko kaset tempat langganan Chenle, berharap dia bisa menarik temannya itu untuk segera menyelesaikan kegiatannya dalam memilih CD dan pergi entah kemana, yang penting saat ini bagi Jaemin adalah merefresh otaknya.

tring ....

Suara bel yang terletak tepat di atas pintu masuk tempat toko sewa CD itu berbunyi, menandakan seorang tamu masuk ke dalam toko.

Penjaga toko sewa CD yang mendengar suara bel pun hanya menatap Jaemin sekilas, kemudian ia kembali fokus dengan komik di tangannya dan Jaemin juga tidak tertarik memandang lama-lama pria berjanggut tipis yang kelihatan hampir kehilangan motivasi hidup itu.

Tidak ada yang menarik dari toko kaset itu, semuanya tampak baik-baik saja.

Pemandangan yang biasa, ditambah juga suhu udara dalam ruangan yang panas. Tampaknya AC yang terpasang jelas di tengah ruangan hanyalah sebuah pajangan belaka, nyatanya AC itu tidak membantu sama sekali. Jaemin masih merasakan aura panas seperti saat dia di luar tadi.

AC di toko itu hanya mengeluarkan suara kipasan yang terasa ingin mati, membuat Jaemin yang melihatnya pun menyimpulkan bahwa tempat itu sudah tidak memiliki harapan lagi.

Berusaha untuk tidak mengacuhkan kondisi toko tak ternama itu, mata Jaemin kemudian berpendar, mencari sosok Chenle di sepenjuru ruangan.

"Kemana lagi perginya tuh anak," komentar Jaemin saat tak melihat batang hidung Chenle dimanapun.

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now