Bab 28: Hari Pertama Kerja

Start from the beginning
                                    

"Oke, Kak," jawab Jaemin.

"Jangan Kak, langsung panggil Jason aja."

"Udah, Jason, kamu ini banyak bicara," Ketua Park menyela pembicaraan antara Jason dan Jaemin. Kalau dibiarkan Jason akan terus mengoceh panjang lebar.

"Kemudian di sebelah Jason ada Jihan."

Jaemin mengangguk kecil saat Jihan tersenyum ke arahnya.

"Di sebelah Jihan, ada Daniel dan Ahra. Semuanya di sini senior kamu, kamu bisa tanya-tanya ke mereka."

"Jason, Ahra, Daniel, Jihan, tolong ajarin Jaemin ya. Jangan galak-galak, okay?"

"Okay, Pak," jawab Jason antusias.

"Saya tinggal dulu, ya," ujar Ketua Park kemudian masuk kembali ke dalam ruangannya.

Selepas kepergian Ketua Park, Jaemin lantas meleburkan dirinya bersama anggota divisi perencanaan.

"Duduk sini, Jaem," Jason melambaikan tangannya, meminta Jaemin duduk di kursi kosong di sebelahnya. Tempat itu memang sengaja disediakan untuk Jaemin.

"Santai aja kali, Jaem, mukanya jangan tegang-tegang gitu dong," ujar Jason saat Jaemin sudah duduk di kursinya.

"Lulusan baru, ya?"

"Iya."

"Tahun ini?"

Jaemin terdiam, tampak bingung saat ingin menjawab pertanyaan Jason sebelum akhirnya ia membuka mulutnya, "Dua tahun lalu, Son."

"Oh ... seangkatan dong sama gua." Jason tampak tak menaruh tatapan penuh penilaian pada Jaemin, "Udah pernah kerja sebelumnya?"

"Belum, ini baru mulai."

"Oke, entar gua sama Jihan ajarin lu ya. Tenang aja, kita mah enggak ngegigit kok. Jadi aman. Ya kan, Han?" tanya Jason pada perempuan berkaca mata di sebelahnya.

Jihan, perempuan dengan surai sepanjang dada itu, melemparkan senyumannya pada Jaemin. Jaemin hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan. Senyuman yang dipamerkan Jihan adalah senyum yang biasa Jaemin temui.

"Makasih," ujar Jaemin seadanya.

"Oke kalo gitu ...."

***

"Jaem, ini angka 0-nya kelebihan satu, ya?" Jason melihat kembali laporan yang dikirimkan Jaemin tadi padanya.

Mendengar pertanyaan Jason, sontak Jaemin membuka file laporannya, melihat banyaknya deretan angka di sana. "Yang di mana, Son?"

"Itu di pengeluaran bulan Juni, harusnya kan enggak segitu."

Mendengar hal itu, Jaemin melihat kembali kumpulan nota di atas mejanya dan mencocokkan data real dengan laporannya.

"Oh, iya. Sorry, kayaknya gua salah."

Jason tertawa kecil, "Enggak apa-apa, Jaem. Namanya juga masih manusia, salah dikit enggak masalah."

"Lagian kita-kita di sini juga pernah buat kesalahan."

Jaemin hampir menghela napas lega saat mendengar ucapan Jason yang terasa menghiburnya, tetapi suasana hati Jaemin berubah saat Jason kembali berujar.

"Ya, tentu aja salah dikit di divisi kita bakal berpengaruh besar banget ke perusahaan. Soalnya kita kan bagian perencanaan, tugas kita evaluasi rencana sebelumnya dan realitanya, terus buat rencana selanjutnya lagi. Salah dikit aja, keeeuk." Jason menarik sebuah garis tepat di depan lehernya. "Ngerti kan?"

Jaemin mengangguk, tanda bahwa dia mengerti maksud dari perkataan Jason, membuat Jason menepuk-nepuk pundak Jaemin, "Udah enggak apa-apa, sekarang coba lu ke Mia, bagian penjualan. Minta data konsumen sama dia, biar kita ada gambaran target pasar buat penjualan selanjutnya. Mungkin kita juga bakal ada omongan sama orang medsos nih nanti."

Jaemin mengangguk, kemudian berdiri dari tempatnya.

"Semangat, Jaemin," ujar Ahra yang duduk di sebrang Jihan.

"Mau gua temenin enggak?" tanya Jihan.

Jaemin menggeleng saat mendengar pertanyaan Jihan, "Makasih, enggak apa-apa, gua sendiri aja."

"Oke, semangat ya."

"Jaemin aja? Gua enggak disemangatin juga, Han?" cecer Daniel dengan seringai jahilnya.

Jihan spontan melempar penghapus yang kebetulan berada di dekatnya ke arah Daniel yang tertawa puas.

"Inget istri sama anak lu di rumah, Niel Daniel."

Jaemin tersenyum kecil saat melihat interaksi Jihan dengan Daniel. Kalau saja Jihan tahu bahwa Jaemin juga sudah beristri seperti Daniel, Jihan juga tidak akan menggodanya, kan?

DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY VERS.] - TAMATWhere stories live. Discover now