Bab 8: Mungkinkah?

79 17 1
                                    

Suara lagu kesukaan Ayah memenuhi dapur pagi hari ini. Ayah dengan cerianya berlenggak-lenggok dan menyanyikan lagu berjudul Stasiun Cinta sambil menggoreng ayam. Sementara Ibu yang berada di sampingnya sedang memasak tumis kangkung yang aromanya benar-benar menggugah nafsu makanku.

Sayang aku tlah jatuh cinta, cinta pandang pertama...

Jumpa di perpustakaan...

Sayang aku tlah jatuh cinta, cinta pandangan pertama...

Jumpa di perpustakaan...

Ayah dengan sengaja mengganti lirik lagu tersebut sesuai dengan pertemuan pertama beliau dengan Ibu di perpustakaan kampus. Penggantian lirik itu sedikit mengganggu pendengaranku karena tidak sesuai dengan nada lagu.

Rasa, rasaku tlah gelisah, merasuk ke jiwaku...

Hanyut memikirkan kamu...

Hingga, rasa cintaku padamu, tak perdulikan waktu...

Ingin langsung bilang I love you...

Ayah menyanyikan baris terakhir bait lagu itu sambil berjongkok di samping Ibu dengan mengulurkan setangkai bunga mawar yang beliau ambil dari vas bunga di atas meja makan. Bukannya menerima bunga pemberian Ayah, Ibu malah memukul kepala Ayah menggunakan centong nasi. Sontak mata Ayah terpejam, kedua pundaknya terangkat sambil meringis karena terkejut mendapat pukulan dari Ibu. Aku yang sedari tadi terduduk di meja makan sambil menopang wajahku terkikik-kikik melihat tontonan yang menggemaskan itu. Meskipun sudah berkali-kali aku melihat gaya gombal Ayah yang cringe, tapi tetap saja aku selalu terhibur karena ketulusan cinta Ayah pada Ibu.

"Goreng ayam yang bener. Awas aja sampai gosong!" kata Ibu memarahi Ayah yang langsung berdiri tegak, lalu membalikkan ayam goreng di dalam wajan.

Suara notifikasi dari ponsel mengagetkanku. Aku segera mengeceknya. Dari Grace.

Besok gue masuk sekolah

"YES!!"

Hanya dengan satu bubble chat dari Grace sudah bisa membuatku berdiri, bersorak kegirangan. Ayah dan Ibu yang sedang memasak sampai menatapku penuh tanya.

"Ada apa Biru?"

"Besok Grace masuk sekolah, Yah," jawabku dengan begitu semangat.

"Yahhh... Ayah kira kamu menang lotre," kata Ayah, wajahnya langsung berubah menjadi kecewa sebelum akhirnya kembali dipukul Ibu menggunakan centong nasi di kepala bagian belakang.

Aku meringis, lalu berjalan menghampiri Ayah untuk menggantikan tugas beliau menggoreng ayam. Ayah tersenyum senang dan membisikkan "terima kasih, Biru", lalu berjalan memutar ulang lagu Stasiun Cinta dari ponsel beliau yang ada di meja makan, siap melakukan konser rutin di Minggu pagi.

Aku langsung tlah jatuh cinta...

Saat kita bertemu hingga terasa begitu...

Gila, aku terasa gila...

Bila karena kamu getarkan isi hatiku...

Sayang aku tlah jatuh cinta, cinta pandang pertama...

Jumpa di perpustakaan...

Sayang aku tlah jatuh cinta, cinta pandangan pertama...

Jumpa di perpustakaan...

* * *

Kantin di jam istirahat pertama memang akan selalu ramai, sampai-sampai meja di kantin telah penuh. Aku dan Grace telah berkeliling mencari sekiranya ada meja kosong yang bisa kami duduki, tapi hasilnya nihil. Lelah mencari, aku pun mengajak Grace untuk makan di kelas saja karena sebentar lagi bel istirahat akan segera berbunyi. Namun, langkah kami terhenti saat seorang siswi memanggil dan menepuk pundak Grace membuat kami sontak menoleh.

Ghost WriterWhere stories live. Discover now