5

3.3K 151 3
                                    

Bab 4 nya ada di Karyakarsa ya... Boleh baca ke sana dulu baru ke sini.... Pengennya sih up setiap hari, tapi apalah daya mood ku sedang nggak mendukung. Doain ya semoga aku bisa up setiap hari kayak biasanya...😊😊😊

Teng Tong Teng... Selamat membaca...

******

Ceisya tidak bisa menahan sudut bibirnya untuk tertarik begitu ia membuka mata. Dan menemukan dada polos seseorang.

Ada lengan yang melingkar erat di pinggangnya. Juga hembusan nafas teratur dan dengkuran lembut. Yang baru ia temukan pagi ini setelah beberapa hari tidur seranjang dengan pria berstatus suaminya itu. Bahkan, pagi ini, untuk pertama kalinya, ia merasakan pelukan pria itu yang begitu erat. Sangat erat sampai tubuh mereka tak berjarak.

Jika biasanya ia akan tidur memeluk pinggang suaminya itu, berbeda dengan pagi ini. Di mana pria itu yang memeluknya erat dengan satu lengan lainnya dijadikan bantalannya. Bahkan pria itu mengijinkan Ceisya untuk berbaring di dada pria itu semalaman. Tanpa jarak, tanpa pembatas seperti malam-malam sebelumnya.

Menarik sedikit wajahnya, lalu tubuhnya guna mendongak. Senyumnya kian mengembang begitu kedua mata itu masih terpejam. Wajahnya masih tampak damai dan polos.

Bahkan Ceisya tidak lagi menemukan wajah kaku dan tatapan datar pria itu. Yang jika boleh jujur, Ceisya kadang merasa asing dan juga aneh.

Entah efek dari perubahan mood pria itu pasca operasi atau memang pria itu yang kini tak lagi ia kenali, namun ada saat-saat di mana Ceisya kadang merasa jika pria yang selama ini ia kenal sebagai pria yang humoris, ramah, dan penyayang banyak berubah.

Bahkan karna terlalu banyak memiliki perubahan, Ceisya sampai tak mengenalinya. Seperti,.. yang kini ia nikahi bukan Danunya, bukan pria yang selama ini selalu menggumamkan kata cinta padanya. Melainkan orang lain.

Tapi, saat diperhatikan lebih teliti, lebih seksama dan lebih jeli. Mereka sama. Semua yang pria itu miliki sama persis seperti Danunya dulu. Hanya saja-yang membedakan mungkin pada kulit dan sifatnya. Juga bola matanya yang berwarna Amber. Tapi sisanya, seperti rambut, wajah, dan juga bentuk tubuh, sama. Semua sama tanpa ada yang membedakan sedikit pun. Bahkan Ceisya tahu betul ukuran dada dan bahu pria itu. Yang selalu bisa membuat ia merasa nyaman dan aman. Hangat ketika di peluk, dan tegap ketika ia gunakan untuk bersandar. Juga nyaman ketika memeluknya.

"Kamu sudah bangun?"

Senyum Ceisya kian lebar mendengar sapaan pria yang kini menunduk menatapnya.

"Selamat pagi," Sapanya, tanpa melunturkan senyumnya sedikit pun. Dan tanpa di duga, pria yang berstatus suaminya itu menjawab sapaannya dengan suara seraknya, lengkap dengan sudut bibir yang tertarik sedikit.

Ceisya tertegun sesaat, seperti seakan tak mempercayai jika pria itu menjawab sapaanya begitu mudahnya. Namun tak berapa lama ia segera menangkup wajah itu, menariknya mendekat dan melabuhkan ciuman singkat. Yang berhasil membuat wajah pria yang sempat tersenyum ke arahnya menyurutkan senyumnya.

Hanya sepersekian detik sebelum ia berdehem dan kembali tersenyum.

Semua itu semakin membuat Ceisya tersenyum, bahkan dengan berani ia memutar tubuhnya. Telungkup dengan kedua tangan menopang dagunya. Mengabaikan begitu saja selimutnya yang sedikit merosot, membiarkan setengah dadanya terekspos.

Yang tidak pernah ia duga adalah pria yang berstatus suaminya itu, Danunya, bergerak miring. Menarik selimut, membenarkan selimut yang merosot.

"Aku rasa kita harus bangun dan bersih-bersih."

Suami Pengganti (SELESAI)Where stories live. Discover now