2

3.7K 163 1
                                    

Hari itu akhirnya tiba, di mana Daru menikahi Ceisya. Dengan suara lantang khasnya, yang kadang masih membuat Ceisya merasa asing. Pria itu akhirnya membuat semua mimpi mereka menjadi nyata.

Kini Ceisya telah sah menjadi istrinya. Dan artinya, mereka telah sah menjadi sepasang suami-istri, baik secara hukum atau agama.

Dia raih tangan besar itu, dia bawa ke arah bibirnya dan dia kecup lama. Ada usapan lembut di kepalanya, teratur, disusul bibir itu mengecup puncak kepalanya. Lama. Hingga membuat hati Ceisya terasa bergetar hebat.

Rasa asing itu sirna, musnah dan tergantikan menjadi sebuah perasaan hangat yang nyaman.

Saat Ceisya mendongak, dia menemukan kedua bola mata berwarna amber itu, lagi. Menatapnya lurus, intens dan ... Asing?

Entah mengapa, kadang Ceisya merasa asing setiap kali kedua mata itu menatapnya.

Saat Ceisya tersenyum tipis, berusaha mengusir segala perasaan tak nyaman dan asingnya. Namun sayangnya, wajah yang biasa menatapnya hangat, dulu-sama sekali tak membalasnya. Dia hanya memalingkan wajah ke samping. Tanpa membalas senyum Ceisya membuat Ceisya seketika tertegun. Dia terdiam dengan wajah kaku.

****

Selesai membersihkan diri, Ceisya menatap sekeliling. Rumah asing yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya.

Daru tidak pernah menceritakan apa pun tentang rumah itu. Atau, lebih tepatnya dia memiliki rumah besar yang tampak mewah di mata Ceisya. Karna selama ini pria itu hanya tinggal di kos-kosan bersama salah satu temannya-yang Ceisya ketahui bernama Bram.

Mereka tinggal di sana setelah ibu Daru meninggal. Di kontrakan super kecil dengan beberapa petak yang bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan kamar yang saat ini dia lihat.

Hampir seluruh barang di sana berwarna putih bersih. Halaman di rumah itu luas, mungkin cukup menampung beberapa mobil. Begitupun halaman belakang rumah, yang menurut Ceisya bisa untuknya berkumpul dengan seluruh keluarga besarnya. 

Dan ketika pertama kalinya Ceisya di bawa ke rumah itu. Dia sempat bertanya-tanya, namun sama sekali tidak berani mengeluarkannya karna Daru terlihat tak tertarik untuk menjelaskan apa pun.  

Hingga satu kamar mewah yang Daru tunjukkan padanya. Yang kata pria itu mulai sekarang akan menjadi kamar mereka. Ceisya segera mempertanyakan segala rasa penasarannya. Kenapa dia tidak pernah mengatakan jika ia memiliki rumah sebesar itu selama ini? Dan, apa mereka akan benar-benar tinggal di sana sedang selama ini ia hanya tinggal di kos-kosan super kecil?

"Anggap saja sebagai hadiah pernikahan dan kejutan dariku."

Satu jawaban yang membuat Ceisya merasa perasaan asing itu kembali hadir, semakin besar.

Ceisya baru saja mendudukkan tubuhnya di atas ranjang ketika mendengar suara pintu kamar terbuka.

Senyumnya segera mengembang, semakin lebar saat menemukan Daru masuk ke dalam kamar. Dengan piyama hitam yang terlihat lembut di matanya.

Jika selama sembilan tahun dia sering menemukan pria itu hanya berpakaian kaos oblong dan celana pendek selama di kos. Kini dia tampak tampan dengan piyama licin itu. Yang entah mengapa membuat Ceisya merasa pria itu berlipat-lipat bertambah tampan di matanya. Entah karna wajahnya yang tampak putih bersih, atau memang karna dia jarang bertemu dengan pria itu sebelum ini? Entahlah, Ceisya bahkan tidak tahu.

"Dari mana?" Tanyanya dengan tubuh bangkit. Melangkah ke arah Daru yang kini juga tengah berjalan ke arahnya.

"Mengurus beberapa pekerjaan."

"Pekerjaan?" Ceisya menatap pria di depannya tak mengerti. Setahunya, Daru adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta. Dan-

"Kita tidur?"

Suami Pengganti (SELESAI)Where stories live. Discover now