25 - Pertemuan Perjodohan

56 6 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Keesokan paginya, Ervina kembali membeli dua buah tespek dan langsung melihat bahwa tanggalnya masih belum kadaluarsa. Ia langsung memeriksanya dan benar sekali, hasilnya negatif.

Kemudian ia memeriksa bungkus tespek yang ia beli sebulan yang lalu bersama Alvino ternyata telah kadaluarsa semua. Pantas saja hasilnya tidak akurat. Ervina sangat bahagia. Ternyata dirinya tidak apa-apa.

Ia pun memberitahukan kabar gembira ini pada Alvino. Mereka sama-sama senang. Namun sesaat mereka kembali termenung. Mereka teringat bahwa nanti malam akan ada pertemuan perjodohan dari kedua orang tua mereka, yang mereka juga tidak tahu siapa yang akan dijodohkan dengan mereka.

Karena tak kuat menahan kesedihan, Ervina pun pergi ke rumah Sandra untuk menceritakan semuanya.

Di kamar Sandra, Ervina menceritakan semuanya dan Sandra benar-benar terkejut atas semua ini.

"What?! Kok bisa gini, sih? Iya sih, gue seneng lo emang gak hamil. Alhamdulillah. Cuma kok malah datang masalah baru, sih? Lo dijodohin sama orang tua lo. Gue aja yang gak ikut ngalamin kayak ngerasa gak adil banget tau gak," cerocos Sandra sambil emosi.

"Gue juga gitu, San. makanya gue bingung sekarang gimana. Mana ntar malam gue mau ketemuan," ucap Ervina dengan sedih.

"Ya udah gini aja, ntar malam lo datengin aja acara pertemuan perjodohan dari orang tua lo itu. Lo lihat gimana calon suami lo. Kalau lo gak suka, lo mending kabur aja gak papa. Gue bakal nemenin lo kok kalau kabur," saran Sandra.

"Lo seriusan?" Ervina terlihat tak percaya dengan rencana Sandra.

"Iya, Ervina sayangku cintaku imutku, gue serius. Apa sih yang enggak buat lo?" Sandra tampak meyakinkan Ervina sambil memeluknya.

"Oke deh, kita tunggu ntar malam, ya," ucap Ervina sambil berusaha tersenyum.

Setelah itu, mereka kembali bercerita-cerita tentang semua masalah yang mereka alami yang sempat tertunda untuk diceritakan karena kehidupan mereka yang menundanya.

***

Malamnya, Ervina berpamitan pada Alvino bahwa akan diajak orang tuanya untuk bertemu dengan calon suaminya. Begitu juga dengan Alvino. Ia juga meminta izin pada Ervina untuk menghadiri acara pertemuan dengan calon istrinya yang diadakan oleh papanya.

"Ervina, kamu sudah siap, kan? Nanti kamu jalan di belakang Papa, ya," ucap Devi.

Ervina hanya mengangguk.

Sementara itu di rumah Alvino, ia terlihat seperti benci dengan papanya.

"Alvino, kamu siap, kan? Kamu ingat, kamu harus sopan. Nanti Papa akan berjalan duluan sama Mama kamu, sementara kamu mengekor di belakang," perintah papa Alvino.

"Siap, Pa," jawab Alvino dengan terpaksa.

Setelah itu, mereka pun bergegas menuju tempat yang telah mereka booking.

***

Sesampainya di kafe, Ervina tampak menunduk sambil mengekor di belakang papanya.

"Halo, Kurniawan! Sudah lama sekali kita tidak bertemu, ya," sapa teman papa Ervina.

"Iya, Adi. Saya sangat rindu dengan kamu," ucap papa Ervina.

Mereka pun bersalaman, lalu berpelukan sesaat. Sedangkan mama Ervina juga turut bersalaman dengan istri Adi, lalu berpelukan juga.

"Nggak terasa, ya, udah bertahun-tahun kita berpisah. Sebentar lagi kita bakal jadi calon besan," canda Adi.

You Are MineWhere stories live. Discover now