20 - Alvino Kabur?

72 9 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Berhari-hari Ervina tampak kembali merenung. Sandra yang curiga pun mendesak Ervina untuk menceritakan padanya.

“Er, lo sebenarnya kenapa, sih? Gue perhatiin selama beberapa hari ini lo merenung terus. Lo ada masalah apa?” tanya Sandra saat ia dan Ervina berada di kantin sekolah.

Bukannya menjawab, Ervina hanya menggelengkan kepalanya pelan.

“Hmm gini nih, kalau tanya ke robot. Bukannya menjawab cuma bisa geleng,” ucap Sandra berusaha menghibur Ervina. Namun, Ervina tetap diam.

“Ayolah Er, lo kenapa sih?” tanya Sandra lagi.

“Gak ada apa-apa kok, San,” ucap Ervina dengan masih tertunduk lemas. Suaranya pelan sekali. Menatap jus nanas di depannya sambil mengaduk-aduknya tanpa meminumnya.

“Er, lo tuh sahabat gue. Gue paham banget kalau lo lagi ada masalah. Lo gak bisa boongin gue. Udah cerita aja sama gue. Kalau ada masalah jangan dipendam sendiri, lo juga butuh tempat cerita supaya bisa sedikit tenang. Siapa tahu gue bisa bantu,” desak Sandra sambil memegang tangan kanan Ervina berusaha membujuknya.

Awalnya, Ervina nerasa berat. Namun, ia juga tak kuat jika harus menahan ini semua sendirian. Maka dari itu, Ervina memutuskan untuk menceritakan pada Sandra di kamar Ervina sehabis pulang ke sekolah.

“Ya udah, ntar sepulang sekolah lo ke rumah gue, ya. Gue ceritain di kamar gue aja, gak nyaman kalau di sini,” pinta Ervina sambil berusaha memaksakan senyum.

“Nahh gitu dong, baru sahabat gue. Oke, ntar pulang sekolah gue meluncur ke rumah lo,” ucap Sandra dengan penuh semangat, sementara Ervina hanya mengangguk pelan.

Setelah itu, Sandra menyuruh Ervina untuk segera menghabiskan jusnya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

***

Siang harinya saat Ervina dan Sandra sudah berada di kamar Ervina, Ervina tak tahu harus memulai obrolan dari mana dulu. Terlalu banyak beban pikiran yang ia rasakan.

"Udah, Er, lo coba bilang pelan-pelan ke gue. Gue bakal dengerin, kok,"

Bukannya berbicara, Ervina justru malah menangis. Sandra yang bingung pun tak tahu harus apa.

"Eh, kok lo malah nangis, sih? Gue kan nyuruh cerita, Er. Pelan-pelan aja gue dengerin,"

"Perut gue ada isi, San," ucap Ervina tiba-tiba.

"Hah? Isi? Maksud lo, lo hamil?" tanya Sandra dengan terkejut. Ia langsung paham apa yang Ervina maksud.

Ervina pun mengangguk.

"Sama siapa?" tanya Sandra lagi sambil membulatkan bola matanya.

"Kak Alvino," guman Ervina pelan.

"Kok bisa, sih? Gimana ceritanya coba? Setahu gue, kalian tuh anak baik-baik. Kok bisa sampai kayak gini, sih?" Sandra terlihat tak percaya dengan apa yang Ervina katakan.

Setelah itu, Ervina menceritakan semua dari awal mulai mereka selesai berurusan dengan Black Wolf di gedung tua, sampai akhirnya mereka tidur bersama.

Ervina juga bercerita mulai dari ia merasakan kejanggalan dalam dirinya. Sementara Sandra yang mendengarnya hanya bisa perihatin dan setengah tak percaya juga atas apa yang Ervina alami. Benar saja, karena yang ia tahu, selama ini Ervina dan Alvino adalah anak baik-baik dan berprestasi. Mereka menjadi teladan yang baik di sekolahnya.

You Are MineWhere stories live. Discover now