15 - Awal Masalah

96 11 5
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

10 menit kemudian Ervina telah selesai mandi keramas. Ia melihat Alvino sedang merokok di depan TV ruang tengah.

“Kak Al merokok, ya? Kok aku baru tahu?” tanya Ervina tiba-tiba.

Alvino yang terkejut karena kedatangan Ervina yang tiba-tiba pun sontak langsung berdiri dan mengangkat kedua tangannya.

“Ampun, Sayang, ampun. Maafin aku.”

“Kok malah minta maaf, sih? Aku tuh tanya, harusnya dijawab. Kak Al ini gimana, sih?” Ervina mengernyitkan dahinya.

“Ya takutnya kamu marah kalau aku ngerokok,” ucap Alvino sambil tertunduk sedih.

“Enggak, aku enggak marah. Justru aku tanya, kok tumben Kak Al ngerokok. Soalnya kan biasanya nggak pernah lihat,” jujur Ervina dengan polosnya.

“Ya soalnya kan aku jarang banget ngerokok. Aku cuma ngerokok kalau pas lagi bener-bener capek banget, baru pengen. Kalau nggak gitu aku lebih sering nge-vape,” jujur Alvino sambil kembali duduk.

“Ohh gitu. Ya udah Kak Al lanjutin dulu. Aku mau masak buat makan malam kita, soalnya aku lapar banget, baru mood makan sekarang,” ucap Ervina dengan ceria.

“Emm eh, Sayang. BTW, kok kamu pakai pakaian kayak gini, sih, di depan aku? Emang nggak malu?” tanya Alvino lagi.

“Habisnya nggak ada pakaian lain, Kak. untung-untung masih ada pakaian ini buat ganti. Emang Kak Al keberatan, ya?” tanya Ervina setelah memandangi pakaiannya.

“Oh, enggak kok, Sayang. Tenang aja nggak papa, kamu bebas di sini. Anggap aja apartemen kamu sendiri,” jawab Alvino sambil tersenyum.

Malah seneng banget liat kamu pakai pakaian seksi kayak gini, batin Alvino ketika pikiran mesumnya kembali muncul.

“Ya udah, kalau gitu Kak Al habisin rokok, terus mandi. Aku mau masak dulu, ya,” pamit Ervina sambil berjalan menuju dapur.

Setelah itu, Alvino pun bergegas menghabiskan rokoknya, lalu mandi. Sedangkan Ervina memasak bahan makanan yang ada di dapur apartemen Alvino.

Lima belas menit kemudian, Ervina telah selesai memasak. Ia menyajikan makanan di meja makan, sementara Alvino baru saja selesai mandi. Ia hanya mengenakan celana Boxer dan kaos dalam sambil mengelap rambutnya menggunakan handuk karena selesai keramas.

Ia terus melihat Ervina dari depan pintu kamarnya.

Punya cewek kok cantik banget, sih. Udah gitu baik, perhatian. Meskipun sering bawel, tapi pinter juga, penyayang, penyabar. Apalagi seksi banget, bener-bener idaman, deh. Kalau kayak gini serasa punya istri sendiri di rumah, gumam Alvino dalam hati sambil tersenyum sendiri layaknya orang gila yang sedang menghalu.

Ervina yang sadar bahwa Alvino telah selesai mandi pun langsung menegurnya. “Jangan bengong di situ. Nanti kesambet, loh. Sini makan.”

Mendengar suara Ervina, Alvino pun langsung sadar dari lamunannya dan dengan terkejut sambil gugup berkata, “Oh iya, Sayang. Ini baru mau otw ke situ.”

Setelah itu, mereka pun melanjutkan makan malam bersama. Setelahnya, Ervina membereskan kamar Alvino. Tak lama kemudian, Alvino pun datang menyusulnya.

Namun kali ini, entah apa yang buat Alvino tiba-tiba menyudutkan Ervina pada sudut kamarnya hingga membuat Ervina tak bisa bergerak ke mana-mana. Ervina pun merasa seperti Dejavu dengan peristiwa ini saat ia dan Alvino masih sekolah dulu.

You Are MineWhere stories live. Discover now